Catatan Blogger: Cara Uzbekistan Keluar dari Citra Uni Soviet
Reporter
Editor
Jumat, 15 September 2017 15:02 WIB
Pusat Sejarah Bukhara, di Uzbekistan. UNESCO menetapkan tempat ini sebagai situs warisan dunia pada tahun 1993. Terletak di Jlaur Sutra, Bukhara adalah contoh paling komplit kota abad pertengahan di Asia Tengah, termasuk makam Ismail Samani, dan manara masjid Poi-Kalyan dari abad ke-11. AP/Fotolia
TEMPO.CO, Jakarta -Pemerintah Uzbekistan berusaha keras keluar dari bayang-bayang Uni Soviet sejak mereka berpisah 25 tahun lalu. Di bawah kepemimpinan Presiden pertama Uzbekistan, Islam Karimov, negara yang dijuluki sebagai negeri dongeng karena keindahannya itu berusaha tampil sebagai negara yang independen dan ingin berkembang maju sebagaimana negara-negara lain di Asia dan dunia.
Blogger dan penulis Nia S. Amira menuliskan catatannya selama melakukan perjalanan di Uzbekistan untuk Indonesiana. Tulisan berjudul Uzbekistan, Negeri yang Diberkati Allah di Asia Tengah itu menceritakan perayaan inagurasi pertama pembukaan rute ziarah ke tempat-tempat perkembangan agama Islam hingga pesat. Hal inilah yang membuat negara kecil berpenduduk 32 juta jiwa ini sebagai pusat peradaban Islam di Asia Tengah.
Rute Jalur Sutra sebenarnya sudah pernah disiarkan di beberapa media elektronik di luar negeri sejak 3 dekade lalu. Di Indonesia tayangan ini pernah ada setiap bulan suci Ramadhan. Sejak beberapa tahun terakhir ini, nama Uzbekistan kembali terdengar di telinga-telinga para peminat sejarah dan pelancong wisata, hingga sampai ke Indonesia. Orang Indonesia memang senang berwisata ke tempat-tempat bersejarah, terlebih yang bernuansa Islami.