Di Tengah Cuaca Ekstrim, Tembok Besar Cina Tetap Ramai Turis  

Reporter

Selasa, 5 September 2017 10:33 WIB

Tembok Besar Cina

TEMPO.CO, Jakarta - Di bawah sinar matahari yang terik ribuan orang berjubel di jalan setapak yang meliuk-liuk bagaikan naga. Bau khas keringat yang menyengat sama sekali tidak menyurutkan langkah menyusuri anak tangga di Tembok Besar Cina yang semakin menanjak itu, pertengahan Agustus lalu.

Bangunan persegi empat di ujung perbukitan itu merupakan titik kumpul orang-orang dari berbagai latar belakang. "Saya mau tidak mau harus mengikuti kemauan si anak," kata Zhou Xiao Bo dengan nafas tersengal.

Pria asal Shanghai itu sudah tiga kali ini mengunjungi Tembok Besar. Namun baru sekali itu mengajak istri dan anaknya mendatangi tembok sepanjang 8.850 kilometer yang merupakan salah satu dari tujuh keajaiban dunia itu.Tembok Besar juga memikat keluarga Barack Obama untuk mengunjunginya, Maret, lalu. AP/Andy Wong

Maka di hari ketiga kunjungan wisatanya ke Beijing, keluarga Zhou tidak melewatkan Tembok Besar yang oleh masyarakat setempat disebut dengan "Chang Cheng", atau juga "Wan Li Chang Cheng".





Disebut demikian karena saking panjangnya bangunan buatan manusia pada tahun 721 SM tersebut. Tembok Besar didirikan untuk menahan gempuran musuh dari suku-suku di utara daratan Tiongkok tersebut.

Keringat mengucur deras, Zhou Han Ru belum menghentikan langkahnya. Menanjak dan terus menanjak, meski ayahnya Xiao Bo dan ibunya jauh tertinggal di belakang.

Bocah berusia 11 tahun tersebut tidak ingin menyerah sebelum langkahnya benar-benar terhenti di bangunan puncak yang menjadi tujuan semua orang.

Tembok Besar memang bukan puncak gunung yang menjadi tujuan para pendaki untuk menorehkan prestasi. Namun untuk menaklukkan bangunan yang menjadi lambang kebesaran pemerintah China tersebut membutuhkan nyali, dan tentu saja energi.

Tidak jarang smpai ada korban jiwa saat ingin mencapai bangunan yang dibuat oleh tiga dinasti dalam periode berbeda itu. Mereka tewas lantaran terlalu memaksakan diri untuk bisa menggapai puncak.

Sebagian warga China merasa bahwa menaklukkan Tembok Besar merupakan prestasi tersendiri sehingga layak mendapatkan penghargaan. Oleh sebab itu, di Badaling banyak pedagang yang menawarkan medali, baik yang berwarna kuning keemasan maupun yang putih keperakan.

Harganya pun relatif terjangkau. Apalagi bagi yang pandai menawar, medali dari monel yang dibanderol seharga 70 RMB (Rp140.000) itu bisa dibawa pulang dengan harga separuhnya.

Medali itu pun bisa dibubuhi nama dan tanggal tanpa dikenakan biaya jasa pembuatan tulisan. Selain medali, juga banyak ditawarkan piagam bertuliskan karakter Mandarin yang bisa diberi nama dan tanggal sesuai keinginan.

"Tuntas sudah hari ini kami mendaki Tembok Besar," kata Ming Ni Lai, 17 tahun,asal Jiangsu sambil membanggakan medali yang dikalungkannya.Para pekerja menurunkan barang-barang di bagian tembok yang curam usai melauka pekerjaan renovasi, Juni 2017. Reuters/Damil Sagolj

Zhou Xiao Bo dan keluarganya serta Ming Ni Lai merupakan salah satu gambaran kegigihan warga Tiongkok dalam mewujudkan harapan dan keinginannya.

Mereka tidak saja mengerahkan segala energi, melainkan juga menghadapi risiko liarnya alam terbuka di negara empat musim tersebut.

Rentetan bencana alam, mulai gempa bumi pada 8 Agustus disusul hujan deras terus-menerus sejak 11 hingga 14 Agustus hingga diperparah oleh badai topan 23 dan 27 Agustus 2017, telah melanda berbagai wilayah di daratan China.

Bencana itu, tidak hanya menimbulkan jatuhnya korban ratusan jiwa dan kerugian material akibat hancurnya bangunan, melainkan juga memukul sektor pariwisata.

Bagaimana tidak, Agustus merupakan puncak kepadatan wisatawan pada libur musim panas.

Oleh sebab itu, hanya warga China yang memiliki nyali, berani berlibur di alam terbuka. Apalagi gempa berkekuatan 7 pada skala Richter di Taman Nasional Jiuzhaigou, Provinsi Sichuan, pada 8 Agustus 2017 malam telah mengakibatkan 24 orang tewas dan 493 lainnya luka. Di antara para korban itu adalah wisatawan.

Zhou Xiao Bo dan keluarganya tidak hanya menghadapi tantangan di alam terbuka, tetapi juga saat berangkat dan pulang menuju tempat tersebut.

Mereka tidak peduli harus berdesak-desakan dengan ratusan bahkan ribuan orang lain. Yang terpenting hasrat berlibur bersama keluarga harus terpenuhi.

"Kalau tidak sekarang, kapan lagi saya bisa mengajak anak-anak ke sana," ujarnya.


Advertising
Advertising

Magnet Tembok Besar Cina memang tak pernah pudar.


ANTARA





Berita terkait

Pantai Terbaik Kedua se-Asia Ditutup Sementara

5 April 2018

Pantai Terbaik Kedua se-Asia Ditutup Sementara

White Beach, Pulau Boracay, merupakan tempat tujuan pantai terbaik kedua di Asia oleh TripAdvisor ditutup mulai 26 April, puncak liburan musim panas.

Baca Selengkapnya

Tempat Romantis Rayakan Valentine di Australia

14 Februari 2018

Tempat Romantis Rayakan Valentine di Australia

Salah satu lokasi untuk liburan romantis merayakan Valentine adalah di Perth, ibu kota Australia Barat. Hanya 4,5 jam penerbangan dari Jakarta.

Baca Selengkapnya

Indahnya Wisata di Resor Pertanian Taiwan

24 September 2017

Indahnya Wisata di Resor Pertanian Taiwan

Tak hanya mengandalkan hasil panen, petani di Taiwan juga membidik bisnis wisata dengan menyediakan penginapan dan aneka atraksi menarik.

Baca Selengkapnya

Wisata Pertanian Taiwan, Bersalin Rupa di Generasi Kedua

24 September 2017

Wisata Pertanian Taiwan, Bersalin Rupa di Generasi Kedua

Sejumlah lahan pertanian yang melakukan ekspansi ke bisnis wisata di Taiwan, banyak dikelola oleh generasi muda.

Baca Selengkapnya

Tahun Ini Singapura Punya 6 Tempat Wisata Baru  

9 September 2017

Tahun Ini Singapura Punya 6 Tempat Wisata Baru  

Tahun ini, setidaknya ada enam sarana wisata baru yang telah dan akan diluncurkan pemerintah Singapura untuk menggaet lebih banyak wisatawan.

Baca Selengkapnya

Kiat Berwisata ke Jepang dengan Biaya Hemat  

9 September 2017

Kiat Berwisata ke Jepang dengan Biaya Hemat  

Meski Jepang terbilang sebagai destinasi wisata yang mahal, dengan perencanaan yang tepat, Anda bisa berlibur di Jepang dengan biaya hemat.

Baca Selengkapnya

Ada Tiga Cara untuk Mencapai Tembok Besar Cina dari Beijing  

5 September 2017

Ada Tiga Cara untuk Mencapai Tembok Besar Cina dari Beijing  

Tidak heran, bahkan untuk mencapai gerbang Tembok Besar Cina dari kota Beijing pun sudah menjadi perjuangan tersendiri. Begiu juga saat pulangnya.

Baca Selengkapnya

Sejak Ada Jokowi, Madame Tussaud Hong Kong Ramai Turis Indonesia

9 Agustus 2017

Sejak Ada Jokowi, Madame Tussaud Hong Kong Ramai Turis Indonesia

KJRI Hong Kong menyatakan jumlah pengunjung asal Indonesia meningkat.

Baca Selengkapnya

Wisata Uji Nyali Menyusuri Skywalk di Atas Jurang di Cina

8 Juli 2017

Wisata Uji Nyali Menyusuri Skywalk di Atas Jurang di Cina

Skywalk yang terdiri dari konstruksi kaca ini berada 120 meter di atas jurang yang menganga.

Baca Selengkapnya

Tinggalkan Rusia, Perempuan Tajikistan Jadi Pemandu Wisata

1 Oktober 2016

Tinggalkan Rusia, Perempuan Tajikistan Jadi Pemandu Wisata

Pekerjaan memandu wisata ke gunung dianggap pekerjaan lelaki.

Baca Selengkapnya