Warga melintas di atas jembatan gantung yang membelah Sungai Ciliwung di Jalan Gardu, Kampung Bambon, Jagakarsa, Jakarta Selatan, (6/12). Jembatan 100 meter ini merupakan akses jalan pintas warga Srengseng Sawah, dengan warga di Cimanggis, Depok. TEMPO/Subekti
TEMPO.CO, Jakarta - Kampung Srengseng Sawah di Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan, akan dikembangkan menjadi sebuah tujuan ekowisata di Jakarta. Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat, mendorong warga untuk mengembangkan gagasan tersebut.
"Kita ingin mengembangkan wilayah sini sesuai dengan kondisi alam," kata Djarot, Rabu, 8 Februari 2017. Dia mengajak warga untuk mempertahankan keasrian kawasan itu dengan berbagai pepohonan. “Sehingga (kawasan ini) tidak harus identik dengan gedung tinggi, apartemen, dan hotel.”
Dia mengajak warga untuk merevitalisasi Kampung Srengseng Sawah. "Kalau sungainya bagus, kita bisa bikin wisata sungai kasih perahu bagus," tuturnya.
Dalam laman Wikipedia.org disebutkan dahulu Srengseng Sawah disebut Srengseng saja. Orang Belanda menyebutnya Sringsing. Mungkin karena di situ banyak dibuka persawahan, maka kemudian disebut Srengseng Sawah. Atau, mungkin juga untuk membedakannya dengan Srengseng di Jakarta Barat, yang sekarang menjadi nama kelurahan di wilayah Kecamatan Kebon Jeruk.
Srengseng mempunyai tempat wisata yang bernama Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan. Kawasan ini menjadi salah satu unggulan untuk menarik pelancong. Banyak hal ditawarkan di sana, dari wisata budaya hingga kuliner.
Untuk wisata air yang dapat dinikmati adalah sepeda air, memancing, dan olahraga kano. Tidak sedikit pengunjung yang datang mencoba perahu naga dan sepeda air.
Perahu berukuran panjang yang mampu mengangkut 20 orang itu akan membawa pengunjung mengelilingi danau satu kali. Petugas akan mengenakan biaya tertentu yang sudah termasuk alat kelengkapan keselamatan, seperti baju pelampung.
Sepanjang pinggiran danau juga banyak pria berbagai usia yang memancing. Seperti yang dilakukan Edi Suryana, warga Jagakarsa. Pria 49 tahun itu mengaku suka memancing di Setu Babakan karena praktis. "Gratis dan sepuasnya. Ada ikan apa saja kalau dapat tinggal bawa pulang," katanya kepada Tempo.
Bagi pengunjung yang suka berfoto, di belakang kantor unit pengelola Setu Babakan terdapat rumah contoh adat Betawi. Siapa pun bisa menggunakan rumah tersebut untuk mengadakan kegiatan. "Tidak kena biaya. Tapi, harus mengajukan surat permohonan dulu," tuturnya.
Taman Margasatwa Ragunan Catat 78.571 Pengunjung di Hari Terakhir Libur Idul Adha
2 Juli 2023
Taman Margasatwa Ragunan Catat 78.571 Pengunjung di Hari Terakhir Libur Idul Adha
Taman Margasatwa Ragunan mencatat sebanyak 78.571 pengunjung per hari ini, pukul 15.00 WIB. Pengunjung terdiri atas 1.337 mendaftar secara online dan 77.234 pengunjung langsung datang ke lokasi atau membeli tiket di loket masuk.