TEMPO.CO, Jakarta -Setelah menunggu hampir delapan bulan lamanya sejak membeli tiket pesawat kelas dunia yang sedang dalam masa promo, akhirnya saya bersama keluarga bisa menginjakkan kaki di Bandara Haneda, Tokyo, Jepang. Kami memilih perjalanan pada musim semi, ketika dedaunan mulai menguning dan memerah. Sungguh menakjubkan.
Selama empat hari pertama perjalanan, kami menginap di kawasan Takadanobaba, Tokyo. Salah satu target perjalanan kami adalah mendaki Gunung Fuji, yang bisa ditempuh dari ibu kota Jepang dengan menumpang kereta. Transportasi umum ini paling diandalkan masyarakat Jepang karena aksesnya yang luas, biayanya relatif murah, dan waktu tempuhnya yang cepat.
Dari tempat kami menginap, hanya butuh waktu 10 menit berjalan kaki menuju Stasiun Takadanobaba, yang mengantarkan kami ke berbagai tempat tujuan, termasuk ke Gunung Fuji, tempat wisata favorit di Negeri Matahari Terbit. Gunung Fuji merupakan gunung yang tertinggi di Jepang, yakni 3.776 meter di atas permukaan laut.
Tiket kereta sudah kami beli dari sebuah agen perjalanan di Indonesia beberapa hari sebelum keberangkatan. Namanya Japan Rail Pass, yang kami beli seharga 29.100 yen atau setara dengan Rp 3,6 juta (kurs 1 yen = Rp 125) untuk tujuh hari di Jepang. Dengan pass tersebut, kami hitung-hitung biaya perjalanan ke berbagai kota di Jepang menjadi lebih murah.
Dengan menggunakan tiket ini, kami bebas menumpang kereta limited express dan shinkansen (kereta cepat) tanpa perlu membayar lagi. Tiket JR pass sangat bermanfaat, terutama saat perjalanan antar-kota.
KCIC Sebut Cuaca Buruk Picu Keterlambatan Perjalanan Kereta Cepat Whoosh
7 hari lalu
KCIC Sebut Cuaca Buruk Picu Keterlambatan Perjalanan Kereta Cepat Whoosh
Cuaca buruk membuat perjalanan kereta cepat Whoosh mengalami keterlambatan. PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) memberi kompensasi makanan dan minuman untuk penumpang.