Wisata Sejarah Bercampur Mistis di Kotagede

Reporter

Editor

Mustafa moses

Minggu, 4 September 2016 18:23 WIB

Warga berjalan usai melaksanakan salat magrib di Masjid Gedhe Mataram, Kotagede, Yogyakarta, 13 Juni 2016. Masjid tertua di Yogyakarta ini yang dibangun sejak tahun 1587 dan menjadi pusat kegiatan beribadah saat Ramadan. ANTARA/Hendra Nurdiyansyah

TEMPO.CO, Yogyakarta - Kotagede adalah sasaran blusukan yang tidak akan ada habisnya. Ia berada di wilayah administratif yang terbagi antara Kota Yogyakarta dan Kabupaten Bantul.

Kotagede punya cerita sejarah berdirinya, hingga jalan-jalan menuju lokasi peninggalan bersejarah. Ada pula perkampungan tradisional, tempat pengunjung melihat kehidupan masyarakatnya. Kisah-kisah yang disampaikan pemandu wisata pun terdengar tidak logis, penuh mitos, penuh tanda tanya, tapi ternyata tetap menarik minat orang untuk datang berkunjung.

“Untuk wisata, yang diutamakan cerita yang popular. Asalnya cerita tutur, turun temurun,” kata Koordinator Jelajah Pusaka Kotagede Shinta Noor Kumala kepada Tempo, Ahad, 4 September 2016.

Tempo ikut blusukan ke tempat-tempat wisata di Kotagede, salah satunya di Sendhang Seliran. Letaknya di selatan tembok Pasareyan Ageng atau makam Panembahan Senopati yang menjadi peletak dasar Kerajaan Mataram Islam.

Untuk menuju ke sana, pengunjung harus menuruni beberapa anak tangga karena lokasinya lebih rendah dari makam. Ada sumur yang konon sumber airnya dari hasil hujaman tombak kecil milik Sunan Kalijaga.

Sumber air yang disebut Sumber Kemuning tak pernah kering. Ia disebut kemuning karena ada pohon kemuning yang ditanam di sana. Satu lagi Sumber Kemuning berada di luar komplek makam raja-raja Mataram yang dibendung warga desa untuk mencukupi kebutuhan penduduk.

Saat dilongok ke bibir sumur, airnya tampak bening dan melimpah. Orang cukup mengambil airnya dengan menggunakan gayung, tanpa harus ditimba. Permukaan air tak sampai semeter dari bibir sumur dengan total kedalaman sekitar 3-5 meter. “Logikanya, karena lokasi sendhang dan sumur kan di dataran rendah. Jadi airnya ada terus. Beda dengan yang di dataran tinggi,” kata Shinta.

Begitu pula dengan satu bagian tembok di sisi utara makam yang terlihat paling rapuh. Tembok itu tinggal susunan bata-bata merah yang tak berdiri kokoh. Menurut warga kampung Rejowinangun, Kotagede, David Nugroho, tembok itu dulu pernah dijebol untuk jalan bagi jenazah Sultan Hamengku Buwono II. Lantaran Keraton Yogyakarta membuat aturan, bahwa raja-raja Mataram harus dimakamkan di Imogiri, bukan di Kotagede.

Di sisi lain, Belanda pun melarang HB II dimakamkan di Kotagede. Mengingat Sultan yang hidup masa 1750-1828 itu dikenal berwatak keras dan antikompromi dengan Pemerintah Kolonial Belanda. “Untuk menyiasatinya dengan menjebol tembok dari samping. Makam HB II waktu itu juga tetap dijaga,” kata David.

Begitu pula dengan mitos tiga watu gatheng yang dikabarkan alat permainan Raden Rangga, anak Panembahan Senopati. Batu itu berwarna kuning, berat, dengan diameter masing-masing 31, 27, dan 15 sentimeter. Gatheng yang sejenis dengan permainan bola bekel, konon mudah dilakukan Rangga yang sakti sejak kecil dengan mengankat dan melempar batu seberat dan sebesar itu secara berulang.

Namun menurut informasi sejarawan kepada Shinta, tiga batu itu adalah peluru meriam yang akan dibawa Sultan Agung ke Batavia untuk menghancurkan VOC. Tiga batu itu masih disimpan dalam satu bangunan bersama watu gilang dan watu genthong yang terletak sekitar satu kilometer di selatan Pasar Kotagede.

“Versinya banyak. Tapi untuk wisata, kami pilih yang menarik. Kalau berbeda, bisa diprotes orang ,” kata Shinta.

PITO AGUSTIN RUDIANA

Berita terkait

Aktivis Laporkan Pj Wali Kota Yogyakarta ke Gubernur DIY hingga Ombudsman, Ini Alasannya

4 hari lalu

Aktivis Laporkan Pj Wali Kota Yogyakarta ke Gubernur DIY hingga Ombudsman, Ini Alasannya

Koalisi Pegiat HAM dan Anti Korupsi melaporkan Pj Wali Kota Yogyakarta Singgih Rahardjo ke Gubernur DIY, Mendagri, KPK dan Ombudsman

Baca Selengkapnya

Tutup Sampai Juni 2024, Benteng Vredeburg Yogya Direvitalisasi dan Bakal Ada Wisata Malam

6 hari lalu

Tutup Sampai Juni 2024, Benteng Vredeburg Yogya Direvitalisasi dan Bakal Ada Wisata Malam

Museum Benteng Vredeburg tak hanya dikenal sebagai pusat kajian sejarah perjuangan Indonesia tetapi juga destinasi ikonik di kota Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Hari Kartini, Yogyakarta Diramaikan dengan Mbok Mlayu dan Pameran Lukisan Karya Perempuan

12 hari lalu

Hari Kartini, Yogyakarta Diramaikan dengan Mbok Mlayu dan Pameran Lukisan Karya Perempuan

Para perempuan di Yogyakarta memperingati Hari Kartini dengan lomba lari dan jalan kaki, serta membuat pameran lukisan.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

16 hari lalu

Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

Tiga kampung wisata di Kota Yogyakarta ini paling banyak didatangi karena namanya sudah populer dan mendapat sederet penghargaan.

Baca Selengkapnya

Mengintip Wahana Baru di Taman Pintar Yogyakarta saat Libur Lebaran

27 hari lalu

Mengintip Wahana Baru di Taman Pintar Yogyakarta saat Libur Lebaran

Dua alat peraga baru di Taman Pintar Yogyakarta di antaranya multimedia berupa Videobooth 360 derajat dan Peraga Manual Pump.

Baca Selengkapnya

Viral Karcis Parkir Resmi Ditempeli Tambahan Biaya Titip Helm, Dishub Kota Yogyakarta Bakal Bertindak

31 hari lalu

Viral Karcis Parkir Resmi Ditempeli Tambahan Biaya Titip Helm, Dishub Kota Yogyakarta Bakal Bertindak

Dalam foto yang beredar, terdapat tambahan karcis tidak resmi untuk penitipan helm yang membuat tarif parkir di Yogyakarta membengkak.

Baca Selengkapnya

BMKG Yogyakarta Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem, Wisatawan Perlu Waspada saat ke Pantai

51 hari lalu

BMKG Yogyakarta Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem, Wisatawan Perlu Waspada saat ke Pantai

Seorang wisatawan asing asal Hungaria juga dilaporkan sempat terseret ombak tinggi saat sedang melancong di Pantai Ngandong, Gunungkidul, Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Yogyakarta Tutup TPA Piyungan, Bagaimana Pengelolaan Sampah Destinasi Wisata Itu di Masa Depan?

57 hari lalu

Yogyakarta Tutup TPA Piyungan, Bagaimana Pengelolaan Sampah Destinasi Wisata Itu di Masa Depan?

Penutupan TPA Piyungan diharapkan bakal menjadi tonggak perubahan dalam pengelolaan sampah di Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Sokong Wisata Berkualitas, Yogyakarta Bentuk Ekosistem Kota Kreatif

59 hari lalu

Sokong Wisata Berkualitas, Yogyakarta Bentuk Ekosistem Kota Kreatif

Yogyakarta memiliki unsur 5K yaitu Kota, Korporasi, Komunitas, Kampung dan Kampus, yang jadi modal mewujudkan Yogyakarta sebagai Kota Kreatif.

Baca Selengkapnya

Bersama Baznas, Berkolaborasi Menghimpun Potensi Zakat

1 Maret 2024

Bersama Baznas, Berkolaborasi Menghimpun Potensi Zakat

Baznas hingga saat ini telah melakukan kolaborasi penuh dengan Lembaga Amil Zakat

Baca Selengkapnya