Melihat Tradisi Lebaran Ketupat Trenggalek  

Reporter

Rabu, 13 Juli 2016 15:48 WIB

Ilustrasi ketupat. TEMPO/Fahmi Ali

TEMPO.CO, Trenggalek – Ribuan warga Kabupaten Trenggalek tumpah ruah di sepanjang jalan menyambut peringatan Lebaran ketupat. Lebaran ini bahkan jauh lebih meriah dibanding Idul Fitri mengikuti jejak Mbah Mesir, sang sesepuh desa.

Sejak Selasa malam, 12 Juli 2016, ribuan warga berdesak-desakan di sepanjang jalan protokol ataupun jalan desa di Kabupaten Trenggalek. Pusat keramaian berada di Kecamatan Durenan, yang menjadi cikal-bakal lahirnya tradisi Lebaran ketupat sejak lahirnya kabupaten ini.

Diawali salat duha berjemaah di tiap-tiap masjid dan musala, jemaah menggelar tahlil dan tumpengan dengan sajian lengkap nasi lodho dan ayam kampung. Setelah bersantap bersama, masyarakat pulang ke rumah masing-masing untuk mempersiapkan ruang tamu. Alih-alih menyediakan kue dan jajanan Lebaran, seluruh warga kompak mengisi meja tamu mereka dengan ketupat, opor ayam, sambal goreng kentang, kacang lotho, dan bubuk kedelai.

Sedangkan di saat bersamaan, ratusan warga dan santri berbaur di halaman Pondok Pesantren Babul Ulum. Di pondok pimpinan Kiai Haji Abdul Fatah Muin itu, sebuah tumpeng raksasa siap diarak keliling desa untuk diperebutkan warga. Mereka menyebutnya dengan ngalap berkah, yakni sebuah kepercayaan mendapat keberkahan ketika memakan bagian tumpeng.

Gelombang massa yang masuk ke wilayah Kabupaten Trenggalek, khususnya Kecamatan Durenan, nyaris tak terbendung usai keriuhan arak-arakan tumpeng. Masyarakat dari berbagai kota berebut masuk demi menyaksikan Lebaran ketupat yang hanya ada di Trenggalek. Namun, tak sedikit dari mereka yang ingin sekedar mencicipi sajian ketupat yang disediakan bebas di tiap-tiap rumah. Tak ada satupun pintu rumah yang tertutup pada hari ini demi menerima kedatangan tamu.

“Baik kenal atau tidak, pemilik rumah wajib mempersilahkan tamunya makan ketupat,” kata Izudin, keluarga pengasuh Pondok Pesantren Babul Ulum, yang merupakan turunan kelima Mbah Mesir, saat ditemui Tempo di rumahnya, Rabu, 13 Juli 2016.

Dia mengisahkan, tradisi Lebaran ketupat ini jauh lebih meriah dibandingkan Lebaran Idul Fitri satu pekan lalu. Pada Idul Fitri, masyarakat Trenggalek justru pulang ke rumah masing-masing atau pergi ke luar kota setelah mengikuti salat id. Namun, memasuki dua hari menjelang Lebaran ketupat, mereka pulang ke rumah masing-masing untuk mempersiapkan perayaan Lebaran ketupat. Jadi praktis suasana Lebaran ketupat ini jauh lebih meriah dibanding Idul Fitri karena dihadiri sanak keluarga dan masyarakat dari berbagai kota.

Izudin menjelaskan, Lebaran ketupat ini merupakan tradisi yang diteruskan masyarakat dari almarhum Mbah Mesir, pendiri Pondok Pesantren Babul Ulum. Konon Mbah Mesir justru berada di Pendopo mendampingi Adipati Trenggalek seusai salat id untuk menggelar open house. Jadi dia sendiri tak bisa menerima tamu di hari Lebaran sehingga masyarakat memaknainya tak ada kegiatan lanjutan seusai salat id. Mbah Mesir justru membuka rumahnya untuk masyarakat sekitar tujuh hari seelah Lebaran, sekaligus menyediakan ketupat kepada tamunya. “Masyarakat mengikutinya sebagai peringatan Lebaran,” tuturnya.

Bukan hanya keluarga pondok, seluruh warga di Kecamatan Durenan melakukan hal yang sama. Mereka ramai-ramai menyediakan ketupat di hari itu untuk menerima kedatangan tamu. Dan, setelah Pemerintah Kabupaten Trenggalek di bawah kepemimpinan Bupati Emil Elestianto Dardak saat ini, kegiatan Lebaran ketupat diambil sebagai program pariwisata pemerintah dan dilaksanakan di seluruh wilayah Trenggalek.

Keputusan ini diambil setelah melihat banyaknya masyarakat dari luar kota yang datang ke Trenggalek demi menyaksikan perayaan ini. Hal itu terlihat dari penuh sesaknya seluruh ruas jalan di Trenggalek sejak pagi tadi hingga memaksa polisi melakukan rekayasa buka-tutup jalan. Bahkan jalur utama Trenggalek-Surabaya sempat dialihkan sehingga kepadatan masyarakat berkurang.

“Ke depan, pemerintah akan membuat festival ketupat dan menjadikannya program unggulan pariwisata,” kata Wakil Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin saat berkunjung ke Pondok Pesantren Babul Ulum.

Lantas, berapa ketupat yang disediakan di tiap-tiap rumah untuk menjamu pengunjung ini? Sejumlah warga mengaku membuat 10 kilogram beras untuk dijadikan 250 potong ketupat. Mereka tak membatasi siapa pun yang datang hingga persediaan ketupat di rumahnya tandas.

HARI TRI WASONO

Berita terkait

Bersama Baznas, Berkolaborasi Menghimpun Potensi Zakat

1 Maret 2024

Bersama Baznas, Berkolaborasi Menghimpun Potensi Zakat

Baznas hingga saat ini telah melakukan kolaborasi penuh dengan Lembaga Amil Zakat

Baca Selengkapnya

Cerita Bupati, Ridwan Djamaluddin Tolak Cabut Izin Tambang Emas di Trenggalek

10 Agustus 2023

Cerita Bupati, Ridwan Djamaluddin Tolak Cabut Izin Tambang Emas di Trenggalek

Bupati Ipin menolak keras rencana tambang emas itu. Sebaliknya, Ridwan Djamaluddin ingin rencana tambang emas di Trenggalek lanjut.

Baca Selengkapnya

Peran Ridwan Djamaluddin di Tambang Emas Trenggalek yang Ditolak Bupati Ipin

10 Agustus 2023

Peran Ridwan Djamaluddin di Tambang Emas Trenggalek yang Ditolak Bupati Ipin

Ridwan Djamaluddin punya peran dalam rencana tambang emas di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur.

Baca Selengkapnya

Tanah Longsor Landa Kawasan Utama Konsesi Tambang Emas Trenggalek

8 Juli 2023

Tanah Longsor Landa Kawasan Utama Konsesi Tambang Emas Trenggalek

Bencana tanah longsor menimpa kawasan utama konsesi tambang emas di wilayah Desa Ngadimulyo, Kecamatan Kampak, Kabupaten Trenggalek.

Baca Selengkapnya

Musim Liburan Sekolah, Gubernur Khofifah Promosikan Wisata Kawah Ijen Hingga Gili Iyang

25 Juni 2023

Musim Liburan Sekolah, Gubernur Khofifah Promosikan Wisata Kawah Ijen Hingga Gili Iyang

Libur long weekend bersamaan liburan sekolah bisa dimanfaatkan masyarakat untuk berwisata bersama keluarga ke berbagai destinasi.

Baca Selengkapnya

Ada Ritual Yadnya Kasada, Kawasan Wisata Bromo Ditutup Total 3-5 Juni

22 Mei 2023

Ada Ritual Yadnya Kasada, Kawasan Wisata Bromo Ditutup Total 3-5 Juni

Penutupan kegiatan wisata di Gunung Bromo tersebut dalam rangka upacara ritual Yadnya Kasada yang dilaksanakan oleh masyarakat setempat.

Baca Selengkapnya

Bangkai Ikan Paus Balin di Surabaya akan Direkonstruksi Jadi Sarana Wisata Edukasi

19 Mei 2023

Bangkai Ikan Paus Balin di Surabaya akan Direkonstruksi Jadi Sarana Wisata Edukasi

Bangkai ikan paus balin itu ditemukan nelayan tersangkut di kawasan hutan mangrove Tambakbatu Sukolilo Surabaya pada Ahad dini hari, 14 Mei lalu.

Baca Selengkapnya

Gubernur Khofifah Ajak Masyarakat Wisata ke Jawa Timur Saat Libur Lebaran

16 April 2023

Gubernur Khofifah Ajak Masyarakat Wisata ke Jawa Timur Saat Libur Lebaran

Gubernur Jawa Timur Khofifah menyebut daerahnya memiliki banyak daya tarik wisata yang menarik untuk dikunjungi saat libur Lebaran.

Baca Selengkapnya

Jembatan Kaca Seruni Point di Bromo Telah Diuji Coba, Kapan Akan Dibuka?

16 Februari 2023

Jembatan Kaca Seruni Point di Bromo Telah Diuji Coba, Kapan Akan Dibuka?

Jembatan kaca Seruni Point merupakan jembatan kaca yang dibangun di kawasan Bromo, tepatnya di Dusun Seruni Desa Ngadisari Kecamatan Sukapura.

Baca Selengkapnya

Gubernur Khofifah Promosikan Wisata Pantai Sijile Situbondo, Apa Daya Tariknya?

10 Januari 2023

Gubernur Khofifah Promosikan Wisata Pantai Sijile Situbondo, Apa Daya Tariknya?

Pantai Sijile yang berada di kawasan wisata Merak Baluran Situbondo itu termasuk pantai indah yang masih belum banyak terjamah.

Baca Selengkapnya