Libur Lebaran Usai, Hotel di Bandung Perang Diskon
Editor
Dewi Rina Cahyani
Senin, 11 Juli 2016 22:23 WIB
TEMPO.CO, Bandung - Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jawa Barat Herman Muchtar mengatakan rata-rata tingkat hunian hotel di Jawa Barat turun ketimbang libur Lebaran tahun lalu. “Melihat kunjungan wisatawan (naik) betul, tapi kalau bicara jumlah hunian hotel tidak sebaik tahun kemarin,” kata dia saat dihubungi Tempo, Senin, 11 Juli 2016.
Herman memperkirakan rata-rata tingkat hunian hotel pada libur Lebaran tahun ini turun 5 persen dibandingkan momen serupa tahun lalu. “Liburnya cukup panjang 9 hari, orang membagi liburan itu tidak hanya hari Lebaran itu saja, walapun pada hari Lebaran tanggal 6-7 Juli okupansi hotel mencapai rata-rata 85 persen,” kata dia.
Menurut Herman, jumlah kamar hotel tahun ini relatif lebih banyak dibanding tahun lalu. Spot hotel yang penuh relatif terkonsentrasi di daerah wisata. “Bergantung lokasinya, kalau pas daerah wisata itu seperti Lembang itu penuh,” kata dia.
Herman mengatakan, tamu hotel libur Lebaran ini rata-rata wisatawan yang berlibur memanfaatkan momen cuti bersama. Umumnya hotel yang mengalami lonjakan hunian berada di seputaran kawasan wisata di Jawa Barat diantaranya seputaran Ciater Subang, Kawah Putih di Kabupaten Bandung, Tangkuban Perahu dan Lembang di Bandung Barat, serta Pangandaran. “Di sana hotel-hotel pada penuh,” kata dia.
Herman mengatakan, tingkat hunian hotel juga langsung anjlok setelah Lebaran dan puncaknya setelah akhir pekan ini. Tamu hotel umumnya mulai meninggalkan hotel sejak Sabtu, dan puncaknya pada Minggu untuk menghindari macet di perjalanan. “Tapi okupansinya saat itu masih 50 persen terisi,” kata dia.
Dia masih berharap hunian hotel masih relatif bagus pekan ini karena masih di masa libur sekolah. Namun, hunian hotel langsung anjlok pada hari ini. “Mulai tadi malam coba cek hotel-hotel mulai ngasih diskon padahal masih liburan sekolah. Kalau bicara hari Minggu kemarin masih bisa dapat 30 persen (okupansinya) masih bagus,” kata Herman.
Herman meminta pemerintah mengantisipasi tren penurunan okupansi hunian kamar hotel dengan melakukan moratorium perizinan hotel di kawasan tertentu yang sudah padat. “Pemerintah harus melakukan survei kelayakan jumlah kamar yang kita butuhkan,” kata dia.
Dia mencontohkan di kawasan utara Bandung, salah satu yang dimintanya diberlakukan pembatasan izin hotel. “Di Bandung ini penurunan tarif hotel nomor dua di bawah Bali. Tarif hotel di Bali sekarang hancur-hancuran karena persaingan,” kata Herman.
Herman mengatakan, pengusaha hotel di Jawa Barat masih berharap menangguk untung pada even Pekan Olahraga Nasional pada September nanti. “Ada PON, ada Peparnas, itu dari Agustus sampai September. Mungkin okupansi hotel akan terangkat, terutama saat PON tapi itu hanya di 15 kabuapten/kota, tidak semua daerah di Jawa Barat,” kata dia.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat Ida Hernida mengatakan, mengaku masih mengumpulkan laporan jumlah kunjungan wisatawan di Jawa Barat pada libur Lebaran ini. Dia mengklaim, kunjungan wisatawan pada destinasi wisata masih relatif tinggi. “Saya belum pasti jumlah orangnya,” kata dia di Bandung, Senin, 11 Juli 2016.
Ida mengatakan, sejumlah lokasi tujuan wisata baru mulai menggeser destinasi wisata lama. Diantaranya pengunjung kawasan Geopark Ciletuh di Sukabumi mulai menggeser jumlah pengunjung kawasan wisata pantai Pangandaran. “Geopark Ciletuh sekarang primadona baru,” kata dia.
AHMAD FIKRI