Dekat Situs Mbah Gajah Boyolali Kini Berdiri Monumen Gempa  

Reporter

Kamis, 26 Mei 2016 08:57 WIB

Pengukuran amplitudo maksimal (amak) pada alat seismograf / ilustrasi kekuatan gempa. ANTARA FOTO

TEMPO.CO, Boyolali – Dahsyatnya gempa Yogyakarta pada 27 Mei 2006 diperingati warga Desa Cepokosawit, Kecamatan Sawit, Kabupaten Boyolali, dengan membangun monumen di lokasi situs Mbah Gajah di areal persawahan desa setempat. Monumen Gempa Bumi 2006, yang dibangun secara swadaya oleh masyarakat sejak 17 Februari, diresmikan pada Rabu, 25 Mei 2016.

Monumen berupa tugu hitam dengan ketinggian sekitar 11 meter itu terdiri atas sejumlah bagian yang sarat simbol. Misalnya, 12 kelopak bunga sakura di bagian tengah sebagai lambang jumlah dukuh di Desa Cepokosawit dan tiga bunga segi empat sebagai tanda tiga dukuh yang terdampak gempa paling parah, yaitu Cepokosawit, Kenteng, dan Satriyan.

Dalam prasastinya dituliskan gempa berkekuatan 5,9 skala Richter, yang berlangsung selama 57 detik pada pukul 05.55, Sabtu Wage, 27 Mei 2006, itu menyebabkan tiga warga Desa Cepokosawit meninggal dunia, dua warga mengalami cacat fisik, dan 216 rumah rusak.

“Meski dampaknya tidak separah di Kabupaten Bantul dan sekitarnya, gempa sepuluh tahun lalu itu juga menyisakan luka yang cukup mendalam bagi warga kami,” kata Kepala Desa Cepokosawit Slamet Raharjo. Slamet mengatakan pembangunan monumen secara swadaya dengan dana sekitar Rp 200 juta itu bertujuan sebagai pengingat akan besarnya kekuasaan Tuhan.

“Monumen ini selesai dibangun pada 4 April lalu, tapi baru diresmikan sekarang karena sekaligus untuk memperingati sepuluh tahun gempa 2006,” kata Slamet. Pemerintah Desa Cepokosawit juga akan membangun museum mini di sebelah monumen. Museum mini tersebut akan diisi dengan berbagai benda yang mengingatkan ihwal dahsyatnya gempa 2006.

Warga yang hendak mengunjungi monumen gempa tidak dipungut biaya. Selain bisa berfoto di monumen, pengunjung bisa menyaksikan situs Mbah Gajah yang dikenal sebagai peninggalan dari Kerajaan Mataram Kuno. Situs Mbah Gajah adalah batu yang dipahat menyerupai gajah duduk (ndekem, dalam bahasa Jawa) di cekungan tanah dengan kedalaman sekitar 1,7 meter.

Menurut Camat Sawit, Widodo, monumen Gempa Bumi 2006 di Desa Cepokosawit sekaligus sebagai penanda cepat bangkitnya warga dari luka dan duka masa lalu. “Monumen ini sekaligus untuk mengkampanyekan pada warga ihwal pentingnya kesiapsiagaan bencana yang bisa datang sewaktu-waktu,” katanya.

DINDA LEO LISTY

Berita terkait

Kebakaran Hutan Gunung Merbabu, Masyarakat Lakukan Penyekatan

29 Oktober 2023

Kebakaran Hutan Gunung Merbabu, Masyarakat Lakukan Penyekatan

Kebakaran hutan melanda kawasan Gunung Merbabu, Jawa Tengah sejak dua hari terakhir dan masih belum padam.

Baca Selengkapnya

Mengintip Kampung Edukasi di Kabupaten Boyolali

9 Juli 2023

Mengintip Kampung Edukasi di Kabupaten Boyolali

Kabupaten Boyolali di lereng Gunung Merbabu, meluncurkan program Kampung Edukasi Durensari untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.

Baca Selengkapnya

Boyolali Bangun Kawasan Wisata Religi untuk Belajar Ibadah Haji dan Umrah

22 Mei 2023

Boyolali Bangun Kawasan Wisata Religi untuk Belajar Ibadah Haji dan Umrah

Pembangunan kawasan wisata religi di Boyolali itu sudah berjalan sejak 2021.

Baca Selengkapnya

Catat, Dieng Culture Festival 2023 Dijadwalkan pada 25-27 Agustus

8 Februari 2023

Catat, Dieng Culture Festival 2023 Dijadwalkan pada 25-27 Agustus

Dieng Culture Festival diisi dengan beragam acara menarik, mulai dari penampilan kesenian tradisional dan pertunjukan musik.

Baca Selengkapnya

Pracima Tuin Dibuka 21 Januari 2023, Kenalkan Kuliner Kesukaan Raja-raja di Pura Mangkunegaran Solo

14 Januari 2023

Pracima Tuin Dibuka 21 Januari 2023, Kenalkan Kuliner Kesukaan Raja-raja di Pura Mangkunegaran Solo

Dalam kurun waktu mulai Januari hingga Maret 2023, layanan kunjungan wisata di Pracima Tuin Pura Mangkunegaran direncanakan dengan reservasi.

Baca Selengkapnya

Taman Satwa Taru Jurug Dibuka 27 Januari, Gibran: Ganti Nama jadi Solo Safari

7 Januari 2023

Taman Satwa Taru Jurug Dibuka 27 Januari, Gibran: Ganti Nama jadi Solo Safari

Dibukanya Taman Satwa Taru Jurug atau Solo Safari menyusul telah selesainya revitalisasi tahap pertama.

Baca Selengkapnya

Infrastruktur Borobudur Highland Mulai Dibangun 2023, termasuk Wahana Bersepeda di Atas Pohon

25 Desember 2022

Infrastruktur Borobudur Highland Mulai Dibangun 2023, termasuk Wahana Bersepeda di Atas Pohon

Borobudur Highland merupakan satu dari empat program unggulan destinasi pariwisata tahun 2023 yang disusun oleh Badan Otorita Borobudur.

Baca Selengkapnya

Revitalisasi Selesai, Pracima Tuin di Pura Mangkunegaran Solo Akan Diluncurkan 21 Januari 2023

22 Desember 2022

Revitalisasi Selesai, Pracima Tuin di Pura Mangkunegaran Solo Akan Diluncurkan 21 Januari 2023

Taman Pracima atau Pracima Tuin dibangun ulang di sebelah barat Pura Mangkunegaran.

Baca Selengkapnya

Cepogo Cheese Park, Destinasi Wisata Keluarga Baru di Kota Susu Boyolali

15 Desember 2022

Cepogo Cheese Park, Destinasi Wisata Keluarga Baru di Kota Susu Boyolali

Cepogo Cheese Park menawarkan wisata edukasi untuk keluarga dengan hawa sejuk pegunungan.

Baca Selengkapnya

Serunya Menjelajahi Kota Lama Semarang Sambil Jalan Kaki, Coba Rute Ini

29 November 2022

Serunya Menjelajahi Kota Lama Semarang Sambil Jalan Kaki, Coba Rute Ini

Kawasan Kota Lama Semarang yang masuk ke dalam jajaran World Heritage City UNESCO itu memiliki banyak atraksi unik, terutama sejarahnya.

Baca Selengkapnya