Ini Mappanretasi, Ritual Nelayan Bugis di Tanah Kalimantan

Reporter

Minggu, 24 April 2016 19:22 WIB

Ratusan kapal penangkap ikan milik nelayan diparkir di Sungai Jeneberang, Makassar, Jumat (4/1). TEMPO/Muh Yusuf

TEMPO.CO, Batulicin - Aneka macam warna hiasan dan umbul-umbul terpampang pada puluhan badan kapal kayu jenis porsen. Menjelang siang, mendung masih menggelayut ketika kapal milik nelayan Pantai Pagatan, Kecamatan Kusan Hilir, Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, itu sedang melarung sesaji di lepas pantai, Minggu 25 April 2016.

Sepuluh pria berpakaian serba kuning menggotong sajian semacam ayam panggang, buah-buahan, dan ketan menuju kapal Tunas Muda 02. Di ujung dermaga mini, ratusan orang antre berebut naik palka kapal. Inka Mina 423, Tunas Muda 02, dan Warna Muda 03 merupakan tiga dari delapan belas kapal porsen yang turut meramaikan upacara adat nelayan Bugis: Mappanretasi.

Dalam bahasa suku Bugis, Mappanretasi bermakna memberikan sesaji kepada laut. Upacara ini bentuk syukur atas hasil perikanan tangkap yang diperoleh para nelayan keturunan Bugis di Kabupaten Tanah Bumbu. Namun, ritual yang berlangsung sejak puluhan tahun silam itu, tak menjamin nelayan bakal mendapat hasil yang berlimpah saban tahun.

Prosesi dipimpin oleh seorang tetua adat Bugis alias sandro. “Tahun ini akan mengalami penurunan hasil perikanan tangkap sedikit, karena faktor cuaca angin sering berubah arah,” tutur Muhammad Kasim, Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia Kabupaten Tanah Bumbu disela kegiatan Mappenretasi.

Sayangnya, kata Kasim, ritual tahun ini tidak semarak seperti tahun-tahun sebelumnya, yang diikuti peserta lebih banyak. Kata dia, pemerintah daerah tidak mengalokasikan dana bantuan perayaan Mappenretasi di tahun 2016. Pada ritual 2016, nelayan cuma menerima bantuan sponsor sebesar Rp 75 juta.

“Tahun ini hanya diikuti 18 kapal porsen, kalau upacara tahun 2015 diikuti 22 kapal porsen,” ujar Kasim.

Padahal bila digarap serius, Kasim meyakini ritual suku Bugis ini bisa menarik minat turis berkunjung ke Kabupaten Tanah Bumbu. Ia berharap, kegiatan Mappenretasi berdampak positif terhadap kesejahteraan nelayan di Pantai Pagatan.

Bupati Kabupaten Tanah Bumbu, Mardani H. Maming, mengatakan ritual Mappanretasi telah dijadikan even pariwisata tahunan. Ritual ini biasanya digandeng dengan bazar dan pameran produk unggulan. Tapi di perhelatan tahun ini, Mardani mengakui even pasar pameran kurang mendapat respons dari peserta karena panitia terlambat menangkap peluang.

Melalui penggarapan even pariwisata tradisional dan petualangan, Mardani berharap mampu menarik minat wisatawan melancong ke Tanah Bumbu. Namun, ia belum mau membuka target pelancong yang dibidik lewat beragam even pariwisata itu.

“Kalau peserta Mappanretasi tetap banyak. Tahun 2016 baru perencanaannya, 2017 target wisatawan akan dievaluasi,” ujarnya.

Adapun Gubernur Kalimantan Selatan, Sahbirin Noor, larut dalam ritual Mappanretasi di lepas pantai Pagatan. Sahbirin ikut menceburkan diri selepas tumpukan sesajen dilepas di lautan. Di tengah guyuran hujan dan hempasan gelombang, Sahbirin ikut memperebutkan ayam panggang.

DIANANTA P. SUMEDI

Berita terkait

KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap

12 hari lalu

KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap

KJRI mengatakan, APPM mengatakan 3 kapal nelayan Natuna ditangkap karena melaut di dalam perairan Malaysia sejauh 13 batu dari batas perairan.

Baca Selengkapnya

Tiga Kapal Nelayan Tradisional Indonesia Kembali Ditangkap Otoritas Malaysia

15 hari lalu

Tiga Kapal Nelayan Tradisional Indonesia Kembali Ditangkap Otoritas Malaysia

Tiga kapal nelayan Indonesia asal Natuna ditangkap oleh penjaga laut otoritas Malaysia. Dituding memasuki perairan Malaysia secara ilegal.

Baca Selengkapnya

Pantau Pemanfaatan Kuota BBL, KKP Manfaatkan Sistem Canggih

15 hari lalu

Pantau Pemanfaatan Kuota BBL, KKP Manfaatkan Sistem Canggih

Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap, menyiapkan sistem informasi pemantauan elektronik yang memuat hulu-hilir pengelolaan pemanfaatan BBL.

Baca Selengkapnya

Asal-usul Tradisi Lomban Setiap Bulan Syawal di Jepara

19 hari lalu

Asal-usul Tradisi Lomban Setiap Bulan Syawal di Jepara

Tradisi Lomban setiap bulan Syawal di jepara telah berlangsung sejak ratusan tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Polisi Gagalkan Penyelundupan Sabu dari Malaysia, Pelaku yang Menyamar Nelayan Diupah Rp 10 Juta per Kg

20 hari lalu

Polisi Gagalkan Penyelundupan Sabu dari Malaysia, Pelaku yang Menyamar Nelayan Diupah Rp 10 Juta per Kg

Bareskrim Polri menangkap lima tersangka tindak pidana narkotika saat hendak menyeludupkan 19 kg sabu dari Malaysia melalui Aceh Timur.

Baca Selengkapnya

Walhi dan Pokja Pesisir Kaltim: Teluk Balikpapan Rusak akibat Pembangunan IKN

26 hari lalu

Walhi dan Pokja Pesisir Kaltim: Teluk Balikpapan Rusak akibat Pembangunan IKN

Walhi dan Pokja Pesisir Kalimantan Timur sebut kerusakan Teluk Balikpapan salah satunya karena efek pembangunan IKN.

Baca Selengkapnya

Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

30 hari lalu

Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) mengungkap sejumlah permasalahan nelayan masih membutuhkan perhatian serius dari pemerintah.

Baca Selengkapnya

Tidak Ditenggelamkan, Dua Kapal Illegal Fishing Diserahkan ke Nelayan Banyuwangi

38 hari lalu

Tidak Ditenggelamkan, Dua Kapal Illegal Fishing Diserahkan ke Nelayan Banyuwangi

Menteri KKP Wahyu Sakti Trenggono menyerahkan dua kapal illegal fishing ke nelayan di Banyuwangi, Jawa Timur.

Baca Selengkapnya

Kapal Tenggelam, Puluhan Pengungsi Rohingya Diselamatkan Nelayan Aceh dan Tim SAR

48 hari lalu

Kapal Tenggelam, Puluhan Pengungsi Rohingya Diselamatkan Nelayan Aceh dan Tim SAR

Nelayan Indonesia dan tim SAR pada Rabu 20 Maret 2024 berjuang menyelamatkan puluhan warga Rohingya setelah air pasang membalikkan kapal mereka

Baca Selengkapnya

Eksploitasi Pekerja Sektor Perikanan Indonesia Masih Tinggi, Subsidi Nelayan Sulit

50 hari lalu

Eksploitasi Pekerja Sektor Perikanan Indonesia Masih Tinggi, Subsidi Nelayan Sulit

Pengusaha yang hanya mengejar keuntungan telah menyebabkan luasnya praktik kerja paksa, perdagangan manusia, dan perbudakan di sektor perikanan.

Baca Selengkapnya