Seribu Tenong untuk Selamatan Sedekah Bumi  

Reporter

Jumat, 23 Oktober 2015 14:58 WIB

Warga lereng Gunung Merapi desa Sukabumi, makan bersama dari tenong yang dibawa dari rumah masing-masing di pemakaman Puralaya, Cepogo, Boyolali, Jawa Tengah, 4 Juni 2015. Tradisi Nyadran ini merupakan bentuk persiapan warga desa menyambut datangnya bulan puasa. TEMPO/Bram Selo Agung

TEMPO.CO, Cilacap - Nasidah, 45 tahun, terpekur khidmat. Mulutnya komat-kamit tak henti memanjatkan doa. Di depannya, tenong miliknya tertata rapi bersama ratusan tenong lain milik warga Desa Karangjati, Kecamatan Susukan, Banjarnegara. Tenong-tenong ini merupakan bagian dari ritual keselamatan sedekah bumi yang menjadi tradisi di Desa Karangjati, Susukan, Banjarnegara.

Jaya Martono, 67 tahun, tetua adat setempat, mengatakan tenongan merupakan acara sedekah bumi yang sudah dilakukan selama ratusan tahun. “Jumlah takir atau nasi bungkus dalam satu tenong harus berjumlah 12 bungkus. Itu menandakan doa selama 12 bulan atau satu tahun,” ujarnya saat ditemui pada Jumat, 23 Oktober 2015.

Untuk membuat tenong pun membutuhkan biaya yang tak sedikit. Seperti Nasidah. Untuk membuat satu tenong, dibutuhkan sedikitnya biaya hingga Rp 150 ribu. Tiap penduduk berbeda pengeluaran, bergantung pada kemampuan si pembuat tenong. Ada juga warga yang hanya membuat rujak karena tak mampu membeli nasi lengkap dengan ubo rampe-nya.

Tenongan, kata dia, dilakukan setiap hari Selasa Kliwon atau Anggara Kasih atau Jumat Kliwon dalam bulan Suro penanggalan Jawa. Menurut dia, hari itu merupakan hari yang sakral dan dilakukan secara turun-temurun.

Takir sendiri berasal dari kata “nata pikir”, yang bermakna bahwa manusia dalam menjalani hidup dari tahun ke tahun perlu menata pikirannya. Sedangkan pola pikir pada berikutnya harus diperbaiki dari tahun lalu agar bisa hidup dengan tenang dan damai. Ia menyebutkan ada tiga doa yang dilantunkan setiap acara itu, yakni doa selamatan, doa Luta Lutu untuk menghindari bencana alam, dan doa Nel Kinel untuk keselamatan semua umat manusia.

Ia menambahkan, sedekah bumi merupakan bentuk tradisi untuk berbakti kepada Tuhan, pemilik kehidupan. Meski dalam kondisi paceklik, mereka diharuskan mengikuti sedekah bumi ini. Begitulah kepercayaan mereka. Menurut Kepala Desa Karangdjati, Kusyati, 1.000 dari 4.332 warga ikut berpartisipasi menyumbang tenong dalam acara sedekah bumi ini. “Ada 11 ribu takir isi tenong yang nantinya saling ditukar oleh penduduk,” katanya.

Wakil Bupati Banyumas Hadi Supeno mengatakan tradisi leluhur tenongan harus tetap dilestarikan. “Di tengah rasa kegotongroyongan yang semakin menipis, tradisi ini harus dilanjutkan,” tuturnya.

Ia mengatakan kemarau tahun ini terbilang cukup panjang. Melebihi 90 hari atau masuk kategori kemarau ekstrem. Ia berharap warganya tetap bergotong-royong dalam melewati krisis tersebut.

ARIS ANDRIANTO


Berita terkait

Universitas Brawijaya Akan Buka Rumah Budaya Indonesia di Tianjin Cina

8 hari lalu

Universitas Brawijaya Akan Buka Rumah Budaya Indonesia di Tianjin Cina

Universitas Brawijaya akan membuka Rumah Budaya Indonesia di Tianjin, China untuk mendorong pengenalan bahasa

Baca Selengkapnya

Sejarah Panjang Kebaya dan Perlunya Jadi Identitas Budaya Indonesia

10 hari lalu

Sejarah Panjang Kebaya dan Perlunya Jadi Identitas Budaya Indonesia

Pakar mengatakan kebaya bisa menjadi identitas budaya Indonesia berbasis kelokalan dengan sejarah panjang busana di Nusantara.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa STIP Jakarta Meninggal Dianiaya Senior, Mengapa Budaya Kekerasan di Kampus Terus Terulang?

11 hari lalu

Mahasiswa STIP Jakarta Meninggal Dianiaya Senior, Mengapa Budaya Kekerasan di Kampus Terus Terulang?

Seorang mahasiswa STIP Jakarta meninggal setelah dianiaya oleh seniornya. Lalu, mengapa budaya kekerasan itu terus terulang?

Baca Selengkapnya

Cara Perpustakaan Pikat Pembaca Muda

13 hari lalu

Cara Perpustakaan Pikat Pembaca Muda

Sejumlah perpustakaan asing milik kedutaan besar negara sahabat di Jakarta berbenah untuk menarik lebih banyak anak muda, khususnya generasi Z.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Dukung Rencana Touring Kebudayaan

24 hari lalu

Bamsoet Dukung Rencana Touring Kebudayaan

Bamsoet mendukung rencana touring kebudayaan bertajuk "Borobudur to Berlin. Global Cultural Journey: Spreading Tolerance and Peace".

Baca Selengkapnya

Ingin Jadi Pusat Seni dan Budaya, Hong Kong Dirikan Museum Sastra

28 hari lalu

Ingin Jadi Pusat Seni dan Budaya, Hong Kong Dirikan Museum Sastra

Museum Sasta Hong Kong akan dibuka pada Juni

Baca Selengkapnya

Indonesia dan Jerman Sepakat Tingkatkan Kerja Sama Budaya

15 Maret 2024

Indonesia dan Jerman Sepakat Tingkatkan Kerja Sama Budaya

Indonesia dan Jerman menandatangani Pernyataan Kehendak Bersama untuk meningkatkan dan mempromosikan hubungan budaya kedua negara.

Baca Selengkapnya

3 Tradisi Unik Jelang Ramadan di Semarang dan Yogyakarta

8 Maret 2024

3 Tradisi Unik Jelang Ramadan di Semarang dan Yogyakarta

Menjelang Ramadan, masyarakat di sejumlah daerah kerap melakukan berbagai tradisi unik.

Baca Selengkapnya

Terkini: Anies dan Ganjar Kompak Sindir Politisasi Bansos di Depan Prabowo, Ide BUMN Jadi Koperasi Pengamat Sebut Pernyataannya Dipelintir

5 Februari 2024

Terkini: Anies dan Ganjar Kompak Sindir Politisasi Bansos di Depan Prabowo, Ide BUMN Jadi Koperasi Pengamat Sebut Pernyataannya Dipelintir

Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan kompak menyindir politisasi bantuan sosial atau Bansos di depan Prabowo Subianto dalam debat Capres terakhir.

Baca Selengkapnya

Prabowo Janjikan Dana Abadi Budaya, RI Sudah Punya Anggaran Rp 2 Triliun di APBN

5 Februari 2024

Prabowo Janjikan Dana Abadi Budaya, RI Sudah Punya Anggaran Rp 2 Triliun di APBN

Segini besar anggaran dana abadi budaya yang sudah dikantongi Kementerian Keuangan sebelumnya.

Baca Selengkapnya