Asyiknya Menikmati Kopi di Kedai Tak Kie

Reporter

Editor

Nurdin Kalim

Jumat, 13 Maret 2015 21:57 WIB

Diskusi pameran Recollecting Memory di Kedai Kopi Es Tak Kie, Glodok, Jakarta, 3 Maret 2015. TEMPO/Frannoto

TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu tempat nongkrong untuk menikmati nikmatnya kopi adalah Kedai Kopi Es Tak Kie. Kedai yang terletak di kawasan Glodok ini tepatnya berada di Jalan Pintu Besar Selatan III No. 4-6 Pancoran- Glodok, Jakarta Barat. Kedai ini menjadi satu tujuan penikmat kuliner di kawasan Pecinan.

Jangan bayangkan kedai ini seperti kedai kopi modern ala Barat yang ada di mal-mal atau kafe di suatu kawasan kuliner yang tertata rapi dan apik, sejuk dengan pendingin ruangan plus jaringan internet nirkabel. Kedai kopi tua ini menyempil di gang sempit, yang di sepanjang jalan itu berjajar aneka macam makanan. Plang papan nama kedai ini terpampang jelas menggantung di atas dapur tempat pengambilan kopi. Fasilitas yang ada ya hanya meja kursi jati tua yang keras dan kipas angin tua menemani nikmatnya kopi.

Bagi pecinta kopi, nama kedai ini boleh jadi sudah tak asing lagi. Kedai ini merupakan kedai tua yang berdiri sejak 1927. Kedai ini dirintis oleh perantau Cina Daratan, Liong Kwie Tjong, yang kemudian diteruskan oleh Liong Tjoen. Kini kedai ini dikelola generasi ketiganya yakni Latif Yulus atau sering dipanggil Ayauw dan Liong Kwang Joe atawa Akwang.

Harga kopi di kedai ini cukup terjangkau, berkisar Rp 12-40 ribu. Selain kopi, pengunjung bisa menikmati aneka kuliner yang dijajakan di sekitar kedai, atau menikmati nasi tim ayam dan masakan ala Tak Kie. Kedai kopi ini buka mulai pukul 06.30- 14.00. Ayauw memang tak menerapkan prinsip berdagang menunggu pembeli hingga sore atau malam. Jika sudah mendekati jam tutup, dia pun menyuruh para pelayannya membereskan ruangan.

Ayauw meracik kopi yang didatangkan dari beberapa daerah untuk dihidangkan pada pelanggan setianya. “Saya racik sendiri, habis disangrai lalu digiling,”ujarnya ketika Tempo datang pada acara "Artist Talk Pameran Recollecting Memori", pada 28 Februari lalu.

Ayauw pun berbagi cerita tentang kopinya. Dia sangat menjaga aroma kopinya itu. Dia tak akan memperbolehkan seseorang yang memakai parfum atau membawa sesuatu yang beraroma, mendekat ke kopi yang selesai di giling. “Ya maaf saja, karena kopi itu mengisap bau atau aroma. Pernah saya tegur salah satu keluarga yang pakai parfum dekat-dekat kopi,” ujarnya.

Setelah kopi digiling, dia akan menyimpannya rapat-rapat dalam plastik yang cukup tebal lalu dimasukkan dalam kantong kertas. Setelah itu dimasukkan ke drum penyimpanan. Jika ada yang ingin membeli kopi bubuk yang sudah digiling, dengan sigap pelayannya akan menimbang dan membungkusnya.

Saat kopi diserahkan, Ayauw akan memberikan selembar kertas yang berisi tips cara penyajian kopi yang nikmat. Untuk menghasilkan kopi yang nikmat, menurut Ayauw, dibutuhkan satu sendok makan penuh ke cangkir seduh. Kopi lalu diseduh dengan air mendidih sebanyak 200 milimeter. Tutup cangkir dan diamkan selama minimal 10 menit. Setelah itu baru disalingkan dan tambahkan gula atau susu sesuai selera. “Jangan seduh kopi bareng gula ya, tapi diamkan dulu kopinya,” ujarnya mewanti-wanti.

Kedai ini cukup tersohor bagi pecinta kopi dan warga sekitar Glodok. Tempat ini pun sering dijadikan tempat pengambilan gambar untuk film. Beberapa pesohor termasuk Presiden Joko Widodo pun pernah mampir di kedai ini. Dari dulu hingga kini, kedai ini menjadi tempat nongkrong warga Pancoran-Grogol.

Banyak pelanggan kopi di kedai ini sudah berusia di atas 60 tahun dan menjadi pelanggan puluhan tahun. Mereka pun mempunyai meja favorit untuk menikmati kopi kegemarannya. Seperti Kicky dan Gunawan yang selalu menempati meja nomor 5 sejak 1976. Lalu Rahmad, pedagang jam asal Medan, yang hampir setiap hari menyeruput kopi di meja nomor 20. Rahmad sudah nongkrong di kedai ini sejak 1978 dan sudah menjadi seperti keluarga dengan pemilik kedai ini.

Tak hanya pecinta kopi yang berusia lanjut yang doyan nongkrong di kedai ini. Tapi anak-anak muda pun sering datang untuk menikmati kopi Tak Kie. Seperti Yuka Dian Narendra, 43 tahun, dan istrinya Evelyn Huang. Mereka mengenal kedai ini sejak 2008. “Saya tahunya juga dari Evelyn yang memang tumbuh di kawasan ini,” ujar Yuka. Saking seringnya mereka berkunjung, mereka menjadi akrab dengan si pemilik kedai. “Kami bahkan ambil foto pre-wedding di sini,” ujar Yuka, yang peneliti sekaligus penggemar berat musik metal ini.

Ada juga pasangan muda Vennie dan suaminya, Mario, yang mengaku menjadi langganan kedai kopi ini. “Saya selalu ketagihan kopi esnya. Paling nggak saya minum dua gelas kopi susu es,” ujarnya. Vennie bercerita baru lima tahun ini menjadi pelanggan dan bertemu suaminya ini di gang Gloria, tak jauh dari kedai ini saat berwisata kuliner di kawasan tersebut.

Vennie mengetahui kedai kopi ini dari orang tuanya yang sering bercerita tentang tempat tersebut. “Di depan situ dulu ada bioskop Gloria, tempat orang tua saya nongkrong saat mereka pacaran dulu,” katanya.


DIAN YULIASTUTI

Berita terkait

Ikan Arsik dan Mie Gomak Khas Danau Toba Jadi Incaran Wisatawan

2 hari lalu

Ikan Arsik dan Mie Gomak Khas Danau Toba Jadi Incaran Wisatawan

Ada dua masakan khas masyarakat sekitar Danau Toba yang menjadi incaran pelancong dari berbagai penjuru

Baca Selengkapnya

Solo Indonesia Culinary Festival 2024 Bakal Digelar di Stadion Manahan Solo, Catat Tanggalnya!

6 hari lalu

Solo Indonesia Culinary Festival 2024 Bakal Digelar di Stadion Manahan Solo, Catat Tanggalnya!

Bagi penggemar kuliner masakan khas Indonesia jangan sampai melewatkan acara Solo Indonesia Culinary Festival atau SICF 2024

Baca Selengkapnya

Datang ke Semarang Jangan Lupa Beli 10 Oleh-oleh Khas Ini

15 hari lalu

Datang ke Semarang Jangan Lupa Beli 10 Oleh-oleh Khas Ini

Selain terkenal destinasi wisatanya, Semarang memiliki ikon oleh-oleh khas seperti wingko dan lumpia. Apa lagi?

Baca Selengkapnya

10 Makanan Paling Aneh di Dunia, Ada Keju Busuk hingga Sup Kura-kura

17 hari lalu

10 Makanan Paling Aneh di Dunia, Ada Keju Busuk hingga Sup Kura-kura

Berikut ini deretan makanan paling aneh di dunia, di antaranya keju busuk asal Italia, Casu Marzu, dan fermentasi daging hiu.

Baca Selengkapnya

Jadi Nasabah KUR BRI Sejak Tahun 2000, Sate Klathak Pak Pong Ramai Diminati

17 hari lalu

Jadi Nasabah KUR BRI Sejak Tahun 2000, Sate Klathak Pak Pong Ramai Diminati

Di akhir pekan dan di hari libur panjang dapat menyembelih 40-50 ekor kambing sehari dengan omzet sekitar Rp35-50 juta per bulan.

Baca Selengkapnya

Singgah ke Cirebon saat Libur Lebaran, Jangan Lupa Cicip Tiga Kuliner Lezat dan Bersejarah Ini

18 hari lalu

Singgah ke Cirebon saat Libur Lebaran, Jangan Lupa Cicip Tiga Kuliner Lezat dan Bersejarah Ini

Cirebon memiliki sejumlah kuliner yang bersejarah dan memiliki cita rasa yang lezat.

Baca Selengkapnya

Resep Gurame Nyat Nyat Kuliner Primadona Khas Bangli

21 hari lalu

Resep Gurame Nyat Nyat Kuliner Primadona Khas Bangli

Gurame nyat nyat adalah kuliner primadona yang banyak diminati wisatawan domestik dan manca negara saat berkunjung ke Bangli, Bali. Ini resepnya.

Baca Selengkapnya

5 Destinasi yang Menyajikan Makanan Khas Idul Fitri di India

23 hari lalu

5 Destinasi yang Menyajikan Makanan Khas Idul Fitri di India

Kota-kota di India ini bisa menjadi inspirasi destinasi para pecinta kuliner mencicipi hidangan khas Idul Fitri

Baca Selengkapnya

Tren Wisata Kuliner Jadi Momentum Gerakkan Penggunaan Bahan Pangan Lokal

31 hari lalu

Tren Wisata Kuliner Jadi Momentum Gerakkan Penggunaan Bahan Pangan Lokal

Banyak bahan baku pangan lokal yang bisa digunakan sebagai subtitusi bahan impor untuk membuat produk kuliner sejenis, seperti mi.

Baca Selengkapnya

Konten Kuliner Bermunculan saat Ramadan, Ini Komentar MUI

33 hari lalu

Konten Kuliner Bermunculan saat Ramadan, Ini Komentar MUI

Bolehkah mengunggah konten atau foto-foto makananan dan kuliner saat orang tengah berpuasa Ramadan? SImak penjelasan berikut.

Baca Selengkapnya