TEMPO.CO, Yogyakarta - Harum campuran rempah dalam kuah bersantan menusuk hidung. Wangi bawang merah, bawang putih, serai, dan daun salam tercium kuat. Bumbu ini bercampur dengan santan encer berwarna kuning pucat. Potongan daging ayam kampung tanpa tulang berteman irisan tomat segar dan cabai rawit mengisi kuah. Kubis mentah yang diiris tipis menjadi tambahan sajian sedap itu. (Baca: Belajar ke Lumbung Pangan Nol Pestisida)
Kuliner ndeso ini adalah tongseng ayam kampung warung rumahan bernama Moro Seneng di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Warung ini berada di 50 meter sebelah utara kompleks kantor Pemerintah Kabupaten Bantul. Sebagian warung ini berdinding gedeg atau anyaman bambu. (Baca: Balik ke Beras Lokal, Sehat dan Berdaulat)
Pemilik warung, Supartini, 50 tahun, meneruskan usaha almarhum ibunya, Mugirah. Tahun 1960-an, Mugirah membuka warung tongseng ayam kampung di Pasar Bantul. Waktu itu dia tak hanya menjual tongseng ayam kampung, melainkan juga gulai dan sego atau nasi kuah tempe. Mugirah meninggal pada 1987. Kemudian usaha tongseng ayam rumahan itu diteruskan anak-anaknya. "Warung kami semakin bertambah jumlahnya di Bantul," kata Supartini, Rabu, 7 Januari 2015. (Baca: Pelesir dan Belanja Sayur Organik di Yogyakarta)
Menurut dia, selain di belakang kantor Pemerintah Kabupaten Bantul, warung yang sama juga berdiri di kawasan Pasar Bantul, Manding, Cepit, dan Imogiri. Warung tongseng yang berada di kawasan pasar tak pernah sepi pembeli. Ketika makan siang, misalnya, orang mengantre untuk menyantap masakan ini. Penjual, yang merupakan adik Supartini, bahkan harus menyiapkan kursi kayu panjang tambahan di emper warung.
Tongseng ayam khas Bantul ini mempertahankan cita rasa bahan masakan, di antaranya ayam kampung dan bumbu rempah. Cara memasaknya pun masih tradisional, yakni menggunakan arang dan tungku. (Baca: Parangtritis Dipadati Pelancong Libur Tahun Baru)
Selain melahap tongseng, pembeli juga bisa menikmati gulai, sate, dan nasi goreng di warung Moro Seneng. Ada pula tempe bacem dari kacang koro. Minumannya andalannya adalah teh panas legi kenthel alias manis kental menggunakan gula batu. Warga Yogyakarta biasa menyebutnya teh nasgithel.
Supartini mengatakan memilih tongseng berbahan ayam kampung yang memiliki rasa gurih dan teksturnya tidak terlalu lembut seperti ayam potong. Selain itu, ayam kampung juga lebih sehat dimakan. Budi daya ayam ras pedaging selama ini menggunakan suntik vaksin dan berbagai macam vitamin supaya memiliki bobot maksimal. (Baca: Kuliner Sehat Berbahan Pangan Lokal 'Ndeso' )
Pekerja warung tongseng, Wulan, mengatakan setiap hari warung itu memotong sepuluh ayam kampung yang dimasak bersama rempah. Harga satu porsi tongseng ayam bersama nasi Rp 10.000. Warung ini buka pada pukul 08.00-16.00. Warung ramai pengunjung pada Sabtu, Ahad, dan hari libur. "Per hari pendapatan kami rata-rata Rp 3 juta," katanya.
SHINTA MAHARANI
Baca berita lainnya:
Menteri Jonan: Kenapa Saya Harus Tunduk pada Singapura?
10 Kartun Charlie Hebdo yang Kontroversial
Jonan: Dirjen Perhubungan Udara Bubarkan Saja
PKL Beri Amplop Lurah Susan, Apa Reaksinya?
Berita terkait
Ikan Arsik dan Mie Gomak Khas Danau Toba Jadi Incaran Wisatawan
2 hari lalu
Ada dua masakan khas masyarakat sekitar Danau Toba yang menjadi incaran pelancong dari berbagai penjuru
Baca SelengkapnyaSolo Indonesia Culinary Festival 2024 Bakal Digelar di Stadion Manahan Solo, Catat Tanggalnya!
6 hari lalu
Bagi penggemar kuliner masakan khas Indonesia jangan sampai melewatkan acara Solo Indonesia Culinary Festival atau SICF 2024
Baca SelengkapnyaCerita dari Kampung Arab Kini
12 hari lalu
Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.
Baca SelengkapnyaDatang ke Semarang Jangan Lupa Beli 10 Oleh-oleh Khas Ini
15 hari lalu
Selain terkenal destinasi wisatanya, Semarang memiliki ikon oleh-oleh khas seperti wingko dan lumpia. Apa lagi?
Baca SelengkapnyaBegini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X
16 hari lalu
Sekda DIY Beny Suharsono menyatakan open house Syawalan digelar Sultan HB X ini yang pertama kali diselenggarakan setelah 4 tahun absen gegara pandemi
Baca Selengkapnya10 Makanan Paling Aneh di Dunia, Ada Keju Busuk hingga Sup Kura-kura
16 hari lalu
Berikut ini deretan makanan paling aneh di dunia, di antaranya keju busuk asal Italia, Casu Marzu, dan fermentasi daging hiu.
Baca SelengkapnyaJadi Nasabah KUR BRI Sejak Tahun 2000, Sate Klathak Pak Pong Ramai Diminati
17 hari lalu
Di akhir pekan dan di hari libur panjang dapat menyembelih 40-50 ekor kambing sehari dengan omzet sekitar Rp35-50 juta per bulan.
Baca SelengkapnyaSinggah ke Cirebon saat Libur Lebaran, Jangan Lupa Cicip Tiga Kuliner Lezat dan Bersejarah Ini
18 hari lalu
Cirebon memiliki sejumlah kuliner yang bersejarah dan memiliki cita rasa yang lezat.
Baca SelengkapnyaResep Gurame Nyat Nyat Kuliner Primadona Khas Bangli
21 hari lalu
Gurame nyat nyat adalah kuliner primadona yang banyak diminati wisatawan domestik dan manca negara saat berkunjung ke Bangli, Bali. Ini resepnya.
Baca Selengkapnya5 Destinasi yang Menyajikan Makanan Khas Idul Fitri di India
23 hari lalu
Kota-kota di India ini bisa menjadi inspirasi destinasi para pecinta kuliner mencicipi hidangan khas Idul Fitri
Baca Selengkapnya