Ritual Cuci Patung Dewa di Tahun Kuda

Reporter

Sabtu, 25 Januari 2014 03:27 WIB

Warga Tionghoa membersihkan debu dengan kuas sebelum memandikan patung-patung dewa dan dewi beberapa hari menjelang perayaan Tahun Baru Imlek di Kuil Fuk Ling Miauw, Gondomanan, Yogyakarta, Senin (4/2). TEMPO/Suryo Wibowo

TEMPO.CO, Banyumas--Dengan penuh kehati-hatian, Bambang Setianto membersihkan sejumlah patung dewa dengan air kembang tujuh rupa. Baju ditanggalkan dan setiap sudut patung tak lepas dari pembersihan. Ritual tahunan menyambut imlek tahun 2565 itu dilakukan bersama-sama penganut Tri Dharma di Klenteng Boen Tek Bio Banyumas.

"Harus benar-benar bersih agar sembahyang nanti bisa diterima yang Maha Kuasa," kata Bambang yang juga Ketua Rumah Peribadatan Boen Tek Bio Banyumas, Jumat (24/1).

Bambang mengatakan, tidak hanya patung dewa yang disucikan menjelang imlek yang akan jatuh pekan depan itu. Namun, seluruh perlengkapan peribadatan dibersihkan semua. Termasuk tempat lilin dan dupa serta altar pemujaan lainnya.

Tahun ini, kata dia, selain upacara keagamaan, panitia juga akan menggelar acara ruwatan massal lintas agama. Ruwatan atau Ci Swa tersebut merupakan salah satu rangkaian perayaan Imlek tahun ini. "Setiap anak sulung yang ikut ritual ini akan dibuang sialnya," imbuhnya.

Bambang mengatakan, selain ruwatan, perayaan Imlek juga akan dimeriahkan dengan perayaan Cap Go Meh lintas agama. Perayaan tersebut dimaksudkan untuk lebih mempererat persaudaraan antarumat beragama.

Puncak perayaan Imlek akan digelar pada 31 Januari malam. Pada malam puncak tersebut, sejumlah 250 lilin baik yang berukuran besar maupun kecil akan dinyalakan. Selain itu, sebanyak 999 lampion juga akan dinyalakan oleh mereka. "Tujuannya untuk memohon keselamatan di tahun baru ini," katanya.

Ia menambahkan, tahun ini perayaan Imlek tidak dilakukan secara mewah. Menurutnya, perayaan dilakukan secara sederhana karena tahun ini bangsa Indonesia masih dalam kondisi prihatin.

Humas Boen Tek Bio Subitananda menambahkan, tahun lalu ada 2.000 peserta ruwatan. Sedangkan tahun ini baru sekitar 700 pendaftar. "Dari luar negeri juga ada yang ikut," katanya.

Subitananda mengatakan, filosofi Ci Swa dan ruwatan dalam tradisi Jawa sama saja. Ia mengatakan, tradisi ini sudah dilakukan di Boen Tek sudah dilakukan sejak tahun 1980. Menurutnya, akulturasi budaya sudah terjadi sejak jaman dahulu di klenteng tersebut. Hal ini ditandai dengan adanya altar persembahan di klenteng tersebut biasa digunakan oleh masyarakat tionghoa dan Jawa.

Terkait ruwatan tersebut, ia mengatakan hanya untuk anak laki-laki sulung. "Anak laki-laki sulung tidak harus anak pertama, mungkin ada anak perempuan sebagai anak pertama," katanya.

Mengapa harus anak laki-laki? Subitananda mengatakan, anak laki-laki merupakan calon pemimpin rumah tangga nantinya. Sebagai pemimpin rumah tangga, ia harus dibuang sengkala atau nasib buruknya.

Tahun ini, kata Subitananda klenteng tidak menyelenggarakan wayang sebagai rangkaian imlek. "Kalau 10 tahun lalu ada, tapi kini kami kurang orang untuk mengurusinya," kata dia.

Andre Kurniawan, 16 tahun, salah satu anak yang akan mengikuti ruwatan tersebut mengatakan, ritual tersebut dia percayai bisa menghilangkan nasib sial dirinya. "Supaya nanti kalu ujian nasional saya bisa lulus," katanya.

Ia mengatakan, baru tahun ini ikut ruwatan. Sebab, baru tahun ini ia merasa terpanggil untuk mengikuti ruwatan yang sudah menjadi budaya dalam keluarganya/

Terkait umur, Subitananda mengatakan, tidak ada batasan umur bagi siapapun untuk mengikuti ruwatan. "Bahkan ada yang baryu mengikuti ruwatan setelah umur 50 tahun," katanya.

Tahun ini, ruwatan juga akan diikuti oleh warga dari luar negeri seperti Jerman, Australia, Amerika, singapura dan negara lainnya. Hanya saja mereka tidak hadir di acar ruwatan tetapi diwakilkan. "Hanya semacam jimat dari kantong berwarna merah yang dikirimkan oleh perwakilan mereka di sini," katanya.

ARIS ANDRIANTO

Baca juga:

Wisata Indonesia Diminati di Austria

Menikmati Soto Banjar Dengan Musik Panting

Benarkah ada India dan Cina dalam Soto

Sehari, Warga Lamalera Tangkap Tiga Paus

Berita terkait

Kilas Balik 23 Tahun Lalu Presiden Gus Dur Tetapkan Hari Raya Imlek Sebagai Hari Libur

27 hari lalu

Kilas Balik 23 Tahun Lalu Presiden Gus Dur Tetapkan Hari Raya Imlek Sebagai Hari Libur

Keputusan 23 tahun lalu ini merupakan sebuah keputusan revolusioner Gus Dur mengingat di Orde Baru, perayaan Imlek di tempat-tempat umum dilarang.

Baca Selengkapnya

Masuki Hari Raya Imlek, Potensi Hujan Sedang hingga Ekstrem Hadir di Pantura Dinihari

10 Februari 2024

Masuki Hari Raya Imlek, Potensi Hujan Sedang hingga Ekstrem Hadir di Pantura Dinihari

Hari Raya Imlek dipahami selalu identik dengan hujan di pagi hari. Bagaimana menurut BMKG dan BRIN?

Baca Selengkapnya

5 Resep Kue Mangkok untuk Imlek yang Enak dan Mekar

9 Februari 2024

5 Resep Kue Mangkok untuk Imlek yang Enak dan Mekar

Menjelang perayaan Imlek, sudahkah Anda menyiapkan kue mangkok? Jika belum, berikut resep kue mangkok yang enak dan mekar sempurna.

Baca Selengkapnya

Tips Tetap Sehat saat Merayakan Imlek

8 Februari 2024

Tips Tetap Sehat saat Merayakan Imlek

Perayaan Tahun Baru Imlek juga identik dengan makanan manis dan hidangan khas yang lezat. Berikut saran dokter agar kesehatan tetap terjaga.

Baca Selengkapnya

Prediksi Cuaca BMKG Hari-hari Menuju Imlek 2024

31 Januari 2024

Prediksi Cuaca BMKG Hari-hari Menuju Imlek 2024

Mendekati Tahun Baru Imlek pada 10 Februari 2024, BMKG memberikan prediksi cuaca di Indonesia yang dominan hujan.

Baca Selengkapnya

Sambut Imlek 2024 Menjadi Tahun Naga Kayu, Berikut Makna dan Sejarahnya

30 Januari 2024

Sambut Imlek 2024 Menjadi Tahun Naga Kayu, Berikut Makna dan Sejarahnya

Naga dalam Naga Kayu merupakan simbol kekuatan, kehormatan dan kekuasaan di kebudayaan Cina melalui astrologi shio dalam urutan ke-5.

Baca Selengkapnya

Food Destination, Agenda Kuliner Selama Setahun di Mal Ciputra

21 Januari 2024

Food Destination, Agenda Kuliner Selama Setahun di Mal Ciputra

Food Destination Mal Ciputra mengetengahkan empat tema berbeda hingga 2025.

Baca Selengkapnya

Festival Cap Go Meh 5 Februari, Berikut 5 Tradisi Perayaannya

31 Januari 2023

Festival Cap Go Meh 5 Februari, Berikut 5 Tradisi Perayaannya

Pada perayaan Cap Go Meh, orang biasanya makan bola nasi yang disebut tangyuan, menonton barongsai, dan menyalakan kembang api.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Dorong Persatuan dalam Keberagaman

24 Januari 2023

Bamsoet Dorong Persatuan dalam Keberagaman

Pengakuan negara terhadap tahun baru Imlek tidak lepas dari jasa Presiden Republik Indonesia

Baca Selengkapnya

Jasa Marga: Hari Raya Imlek, Volume Kendaraan Naik 19,76 Persen

23 Januari 2023

Jasa Marga: Hari Raya Imlek, Volume Kendaraan Naik 19,76 Persen

PT Jasa Marga menyebut volume kendaraan di jalan tol naik sebesar 19,76 saat Hari Raya Imlek.

Baca Selengkapnya