Tak Semarak, Pedagang Merugi di Festival Derawan
Editor
Kurniawan
Jumat, 20 September 2013 13:06 WIB
TEMPO.CO, Derawan - Sejumlah pedagang di Pulau Derawan alami kerugian selama digelarnya Festival Derawan di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, Jumat, 20 September 2013. Warga menyatakan festival itu ternyata tak semeriah yang dibayangkan. Yanti, seorang pedagang makanan, mengatakan makanan yang dijualnya banyak yang basi lantaran jumlah pengunjung sedikit. Padahal, kata dia, sejak awal, dia dan rekan pedagang lain sudah menyetok masakan dalam jumlah besar.
"Pulau Derawan sepi-sepi begini. Tak ada apa-apa. Padahal kabarnya bakal ramai," kata Yanti.
Yanti juga merasa malu karena telanjur memboyong sanak saudara di Samarinda ke sana untuk menyambut festival itu. Yanti menjanjikan pulau itu bakal dibanjiri pengunjung lokal dan mancanegara.
"Kini mereka sudah pulang semua. Ternyata sampai pada hari puncak festival juga tak ada apa-apa," kata Yanti.
Hairun, Ketua RT 1 Derawan, menyesalkan minimnya sosialisasi festival itu, sehingga warga banyak tak tahu agenda kegiatan. Warga, kata dia, merasa apatis dengan kegiatan itu karena tak pernah dilibatkan sejak awal.
"Warga banyak memilih kembali melaut daripada menunggu dagangan yang tak jelas untungnya," kata Hairun.
Hal yang berbeda terjadi pada saat pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional 2008 saat Pulau Derawan menjadi tuan rumah olahraga voli pantai. Menurut Hairun, saat itu perekonomian jadi bergairah karena pulau sangat ramai. Pedagang sangat bersemangat saat berjualan.
Masdjuni, pemilik sebuah penginapan di Derawan, pun mengeluhkan perlakuan pemerintah daerah setempat terhadap warganya. Sebagai mantan Bupati Berau, dia merasa miris dengan kondisi warga yang tak pernah mendapatkan keuntungan dari kegiatan yang digelar di lingkungannya.
"Kan, yang jadi obyek itu Pulau Derawan, tapi warganya tak dilibatkan," kata Masdjuni.
Dari rangkaian kegiatan Festival Derawan, menurut Masdjuni, hampir seluruhnya dipusatkan di Tanjung Redeb, ibu kota Kabupaten Derawan. Sebenarnya ada lomba memancing di Pulau Derawan, tapi, kata dia, tak pernah terlaksana.
Justru yang mengejutkan mereka adalah berlabuhnya 30 kapal asing dalam reli yacht. Kehadiran orang-orang asing itu juga, kata Masdjuni, tak banyak membantu menggairahkan perekonomian.
Masdjuni mengakui, selama festival, penginapannya selalu diisi pengunjung. Tapi, kata dia, kedatangan para pengunjung itu untuk berlibur, bukan untuk menyaksikan Festival Derawan.
Saud, pengunjung asal Samarinda, merasa kecewa berkunjung ke Pulau Derawan karena tak ada hiburan di pulau itu. Padahal, kedatangannya ke sana untuk berlibur dan menyaksikan berbagai hiburan.
"Mana festivalnya? Kalau begini, sama saja saya berkunjung tanpa hiburan," kata Saud.
Pulau Derawan merupakan salah satu tujuan wisata yang menyajikan keindahan laut. Pulau ini menjadi tujuan wisata bersama tiga pulau lain di sekitarnya, Kakaban, Sangalak, dan Maratua. Festival Derawan digelar dalam rangkaian promosi wisata Sail Komodo.
FIRMAN HIDAYAT