Ribuan anak mementaskan tarian "Jaranan" di lapangan Simpang Lima Gumul, Kediri, Jawa Timur, (25/3). Tarian khas Kediri tersebut dipentaskan oleh 1.250 siswa Sekolah Dasar se Kabupaten Kediri. ANTARA/Arief Priyono
TEMPO.CO, Surabaya-Lima pelajar asing ikut memerishkan pembukaan Surabaya Cross Culture 2013. Dengan rancak pelajar asak Australis, Amerika Serikat, Papua Nugini, Yunani, dan Polandia itu menarikan tari jaranan.
Menurut mereka tari jaranan sangat unik. "Di negara saya tidak ada tarian seperti, ini sangat menantang bagi kita semua," kata Heli, pelajar asal Autralia yang ikut menari jaranan, di Taman Surya, Surabaya, Kamis, 04 Juli 2013.
Heli mengaku sangat puas bisa menari jaranan meski merasa masih kurang lihai membawakannya. Selama ini dia hanya melihat tarian itu dan tarian Jawa Timuran lainnya melalui internet. Ia mengaku beruntung mendapatkan beasiswa pertukaran pelajar dari pemerintah. “Kebetulan saya sangat tertarik pada budaya Jawa Timur," katanya.
Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini mengatakan kelima pelajar asing itu akan belajar budaya Jawa Timur selama tiga bulan di Surabaya. "Mereka datang di Surabaya tanggal 11 Juni yang lalu," katanya.
Kelima pelajar itu menurut Risma saat di titipkan di Studio Tydif Surabaya, untuk diajari tarian khas Jawa Timur. Ia berharap mereka akan mengenalkan Surabaya di negara setelah pulang nanti.