Sejumlah pendaki melintasi hamparan tanaman Verbena brasiliensis di savana Oro-Oro Ombo Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Jawa Timur (4/6). Tidak ada yang tahu kapan tanaman semak yang berasal dari Amerika Latin ini mulai tumbuh di gunung Semeru. TEMPO/Abdi Purmono
Tisu basah kebanyakan dipakai pendaki untuk membersihkan muka dan tangan, serta untuk membersihkan kotoran sehabis buang air besar di kakus darurat. Namun, sampah tisu basah di Ranu Kumbolo relatif masih bisa diatasi karena pengelola kawasan menyediakan tempat sampah.
Sampah tisu basah di Kalimati kebanyakan dibuang begitu saja. Banyak pendaki membuang sampah saat melepas hajat di dalam taman edelweis. Selain jorok, bau kotoran manusia sangat menyengat. Selain itu, sampah-sampah tisu basah biasanya ditanam dalam tanah atau dibakar.
Peningkatan jumlah sampah paling tampak setelah pemutaran film 5 Cm, yang memicu membludaknya jumlah pengunjung. Balai Besar TNBTS berencana menerapkan denda bagi pengunjung yang kedapatan sembarangan membuang sampah. Namun soal denda masih dibahas. Pengelola TNBTS akan memberlakukan denda Rp 100 ribu orang atau Rp 100 ribu per rombongan.
Selain sampah, pengelola TNBTS masih mendapati jip-jip yang melintasi padang rumput atau sabana hingga lautan pasir (kaldera) Gunung Bromo. Petugas TNBTS sering dimaki-maki saat menegur pengemudi dan pengunjung yang memakai jip.