Kampung Batik Pinggir Kali Laweyan

Reporter

Sabtu, 4 Mei 2013 03:46 WIB

Berbagai stempel untuk batik yang digunakan di workshop Batik Putra Laweyan, Kecamatan Laweyan, Solo, Jawa Tengah, Senin (18/3). TEMPO/Suryo Wibowo

TEMPO.CO, Surakarta--Kampung batik Laweyan tidak hanya didominasi pelaku usaha menengah dan besar yang sudah menekuni bisnis batik sejak puluhan atau ratusan tahun lalu. Ketua Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan (FPKBL), Alpha Febela Priyatmono mengatakan dari 93 pelaku usaha di kawasan Laweyan, lebih dari 50 persen adalah pelaku usaha kecil. "Pekerjanya kurang dari 7 orang," ujarnya kepada Tempo, Jumat, 3 Mei 2013 usai menerima bantuan dana bergulir dari Astra Otoparts.

Dari sekian banyak pelaku usaha kecil batik tersebut, ada yang mengembangkan batik girli alias batik pinggir kali. Yaitu industri kecil batik yang terletak di pinggir kali Ngingas yang membelah Laweyan. Alpha mengatakan selama ini masyarakat hanya mengenal industri gedongan di Laweyan. "Padahal yang kecil-kecil banyak. Termasuk yang di pinggir kali," katanya.

Mulai tahun ini dia mengembangkan batik pinggir kali. Sudah ada 10 pelaku usaha yang menekuni usaha batik di pinggir kali Ngingas. Soal limbah tak perlu khawatir karena seluruhnya memakai bahan pewarna alam sehingga ramah lingkungan.

"Kualitas batiknya tidak kalah dengan batik buatan industri besar," ujarnya. Selain itu ada potensi wisata, yaitu mengajak masyarakat mengunjungi sentra industri di pinggir kali. "Sensasinya berbeda antara wisata di rumah besar milik industri batik skala besar dengan rumah di pinggir kali," ucapnya.

Sebagai salah satu upaya pengembangan batik pinggir kali, ada pelaku usaha batik pinggir kali yang mendapat kucuran dana hibah. Forum memperoleh hibah Rp 50 juta dari Astra Otoparts. Hibah tersebut dipakai untuk menambah permodalan 5 pelaku usaha kecil di kampung batik Laweyan.

"Ada 5 UKM yang mewakili 5 komunitas, yaitu kelompok pembatik girli, pewarna sintetis, pewarna alam, showroom, dan penjahit atau konveksi," katanya. Tiap UKM mendapat Rp 10 juta dan harus dikembalikan dalam setahun. "Tidak ada bunga dan tanpa agunan."

Pemilihan penerima dana hibah menilik pada potensi berkembang, kekurangan modal, dan tidak memiliki pinjaman dalam jumlah besar ke pihak lain seperti perbankan.

Kepada wartawan sebelum penyerahan dana hibah, Direktur Astra Otoparts Robby Sani mengatakan pemberian dana hibah sudah dilakukan selama 8 tahun terakhir. "Tapi selama ini baru diberikan ke UKM di Jakarta. Baru kali ini di luar Jakarta dan kami memilih batik Laweyan," katanya.

General Service and Social Responsibility Head Astra Otoparts Rahardjo Hardianto mengatakan pemilihan Laweyan karena sekaligus ingin mengangkat bisnis yang berbasis budaya. Dia berharap bisnis batik di Laweyan terus berkembang.

Selain pemberian hibah, dia menyelenggarakan pelatihan kewirausahaan. Pelaku usaha yang sudah berhasil akan membagi pengalaman suksesnya ke pelaku usaha yang belum berhasil. "Kami juga mengadakan pelatihan manajemen," ujarnya. Saat ini Astra Otoparts memiliki 53 UKM binaan.

UKKY PRIMARTANTYO

Topik terhangat:
Susno Duadji
| Ustad Jefry | Caleg | Ujian Nasional

Berita terkait

Bamsoet Dukung Fashion Show Kain Tradisional Indonesia di San Polo Italia

9 hari lalu

Bamsoet Dukung Fashion Show Kain Tradisional Indonesia di San Polo Italia

Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo atau Bamsoet, mendukung rencana pagelaran fashion show oleh Dian Natalia Assamady bertajuk "Keindahan Karya Kain. Tenun dan Batik Ku Indonesia".

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Pakai Kain Batik pada Hari Terakhir di Washington, Hadiri 3 Pertemuan Bilateral

10 hari lalu

Sri Mulyani Pakai Kain Batik pada Hari Terakhir di Washington, Hadiri 3 Pertemuan Bilateral

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengenakan kain batik pada hari terakhirnya di Washington DC, Amerika Serikat, 21 April kemarin.

Baca Selengkapnya

Jangan Lupakan 7 Destinasi Wisata Semarang, Kota Lama sampai Mangrove Edu Park

13 hari lalu

Jangan Lupakan 7 Destinasi Wisata Semarang, Kota Lama sampai Mangrove Edu Park

Kota Lama Semarang hingga Taman Lele, Semarang tak pernah kehabisan destinasi wisata.

Baca Selengkapnya

PNM Berikan Pelatihan Batik Ecoprint kepada Nasabah

38 hari lalu

PNM Berikan Pelatihan Batik Ecoprint kepada Nasabah

PT Permodalan Nasional Madani (PNM) mengadakan pelatihan untuk membantu pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) para nasabah.

Baca Selengkapnya

Kampung Karangkajen Yogyakarta Dipromosikan Sebagai Kampung Religius, Ini Daya Tariknya

40 hari lalu

Kampung Karangkajen Yogyakarta Dipromosikan Sebagai Kampung Religius, Ini Daya Tariknya

Kampung Karangkajen Kecamatan Mergangsan Kota Yogyakarta dikenalkan sebagai Kampung Religius jelang Ramadhan atau awal Maret 2024 ini.

Baca Selengkapnya

Begini Saran Didiet Maulana Merawat Batik agar Awet dan Tetap Otentik

57 hari lalu

Begini Saran Didiet Maulana Merawat Batik agar Awet dan Tetap Otentik

Desainer dan Direktur Kreatif IKAT Indonesia Didiet Maulana membeberkan cara menjaga kain batik agar tetap awet.

Baca Selengkapnya

KBRI Canberra Gelar Promosi Batik di Australia, Potensi Transaksi Capai Rp 200 Juta

28 Februari 2024

KBRI Canberra Gelar Promosi Batik di Australia, Potensi Transaksi Capai Rp 200 Juta

Kedutaan Besar RI di Canberra menggelar promosi batik di Balai Kartini, Australia. Agenda tersebut dilaksanakan melalui Atase Perdagangan Canberra bersama Asosiasi Pengusaha Perancang Mode Indonesia (APPMI).

Baca Selengkapnya

Piaggio Indonesia Umumkan Setop Produksi Vespa Batik

17 Februari 2024

Piaggio Indonesia Umumkan Setop Produksi Vespa Batik

Lini terakhir dari Vespa Batik ini akan berhenti diproduksi pada Oktober 2024 setelah mencapai total produksi sebanyak 1.920 unit.

Baca Selengkapnya

NMAA Kembali Tampil di Pameran Osaka Auto Messe, Pajang Lancer Evo Batik

11 Februari 2024

NMAA Kembali Tampil di Pameran Osaka Auto Messe, Pajang Lancer Evo Batik

NMAA kembali tampil dalam pameran modifikasi Osaka Auto Messe (OAM), Jepang, pada 10-12 Februari 2024 dengan memajang Lancer Evo Batik.

Baca Selengkapnya

Cerita Pengusaha Batik Yogyakarta Bertahan dari Pandemi Berkat Penjualan Online

6 Februari 2024

Cerita Pengusaha Batik Yogyakarta Bertahan dari Pandemi Berkat Penjualan Online

Pengusaha batik Yogyakarta selamat dari pandemi berkat penjualan online. Omsetnya juga naik.

Baca Selengkapnya