TEMPO.CO, Surakarta--Kampung batik Laweyan tidak hanya didominasi pelaku usaha menengah dan besar yang sudah menekuni bisnis batik sejak puluhan atau ratusan tahun lalu. Ketua Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan (FPKBL), Alpha Febela Priyatmono mengatakan dari 93 pelaku usaha di kawasan Laweyan, lebih dari 50 persen adalah pelaku usaha kecil. "Pekerjanya kurang dari 7 orang," ujarnya kepada Tempo, Jumat, 3 Mei 2013 usai menerima bantuan dana bergulir dari Astra Otoparts.
Dari sekian banyak pelaku usaha kecil batik tersebut, ada yang mengembangkan batik girli alias batik pinggir kali. Yaitu industri kecil batik yang terletak di pinggir kali Ngingas yang membelah Laweyan. Alpha mengatakan selama ini masyarakat hanya mengenal industri gedongan di Laweyan. "Padahal yang kecil-kecil banyak. Termasuk yang di pinggir kali," katanya.
Mulai tahun ini dia mengembangkan batik pinggir kali. Sudah ada 10 pelaku usaha yang menekuni usaha batik di pinggir kali Ngingas. Soal limbah tak perlu khawatir karena seluruhnya memakai bahan pewarna alam sehingga ramah lingkungan.
"Kualitas batiknya tidak kalah dengan batik buatan industri besar," ujarnya. Selain itu ada potensi wisata, yaitu mengajak masyarakat mengunjungi sentra industri di pinggir kali. "Sensasinya berbeda antara wisata di rumah besar milik industri batik skala besar dengan rumah di pinggir kali," ucapnya.
Sebagai salah satu upaya pengembangan batik pinggir kali, ada pelaku usaha batik pinggir kali yang mendapat kucuran dana hibah. Forum memperoleh hibah Rp 50 juta dari Astra Otoparts. Hibah tersebut dipakai untuk menambah permodalan 5 pelaku usaha kecil di kampung batik Laweyan.
"Ada 5 UKM yang mewakili 5 komunitas, yaitu kelompok pembatik girli, pewarna sintetis, pewarna alam, showroom, dan penjahit atau konveksi," katanya. Tiap UKM mendapat Rp 10 juta dan harus dikembalikan dalam setahun. "Tidak ada bunga dan tanpa agunan."
Pemilihan penerima dana hibah menilik pada potensi berkembang, kekurangan modal, dan tidak memiliki pinjaman dalam jumlah besar ke pihak lain seperti perbankan.
Kepada wartawan sebelum penyerahan dana hibah, Direktur Astra Otoparts Robby Sani mengatakan pemberian dana hibah sudah dilakukan selama 8 tahun terakhir. "Tapi selama ini baru diberikan ke UKM di Jakarta. Baru kali ini di luar Jakarta dan kami memilih batik Laweyan," katanya.
General Service and Social Responsibility Head Astra Otoparts Rahardjo Hardianto mengatakan pemilihan Laweyan karena sekaligus ingin mengangkat bisnis yang berbasis budaya. Dia berharap bisnis batik di Laweyan terus berkembang.
Selain pemberian hibah, dia menyelenggarakan pelatihan kewirausahaan. Pelaku usaha yang sudah berhasil akan membagi pengalaman suksesnya ke pelaku usaha yang belum berhasil. "Kami juga mengadakan pelatihan manajemen," ujarnya. Saat ini Astra Otoparts memiliki 53 UKM binaan.
UKKY PRIMARTANTYO
Topik terhangat:
Susno Duadji | Ustad Jefry | Caleg | Ujian Nasional
Berita terkait
Bamsoet Dukung Fashion Show Kain Tradisional Indonesia di San Polo Italia
9 hari lalu
Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo atau Bamsoet, mendukung rencana pagelaran fashion show oleh Dian Natalia Assamady bertajuk "Keindahan Karya Kain. Tenun dan Batik Ku Indonesia".
Baca SelengkapnyaSri Mulyani Pakai Kain Batik pada Hari Terakhir di Washington, Hadiri 3 Pertemuan Bilateral
10 hari lalu
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengenakan kain batik pada hari terakhirnya di Washington DC, Amerika Serikat, 21 April kemarin.
Baca SelengkapnyaJangan Lupakan 7 Destinasi Wisata Semarang, Kota Lama sampai Mangrove Edu Park
13 hari lalu
Kota Lama Semarang hingga Taman Lele, Semarang tak pernah kehabisan destinasi wisata.
Baca SelengkapnyaPNM Berikan Pelatihan Batik Ecoprint kepada Nasabah
38 hari lalu
PT Permodalan Nasional Madani (PNM) mengadakan pelatihan untuk membantu pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) para nasabah.
Baca SelengkapnyaKampung Karangkajen Yogyakarta Dipromosikan Sebagai Kampung Religius, Ini Daya Tariknya
40 hari lalu
Kampung Karangkajen Kecamatan Mergangsan Kota Yogyakarta dikenalkan sebagai Kampung Religius jelang Ramadhan atau awal Maret 2024 ini.
Baca SelengkapnyaBegini Saran Didiet Maulana Merawat Batik agar Awet dan Tetap Otentik
57 hari lalu
Desainer dan Direktur Kreatif IKAT Indonesia Didiet Maulana membeberkan cara menjaga kain batik agar tetap awet.
Baca SelengkapnyaKBRI Canberra Gelar Promosi Batik di Australia, Potensi Transaksi Capai Rp 200 Juta
28 Februari 2024
Kedutaan Besar RI di Canberra menggelar promosi batik di Balai Kartini, Australia. Agenda tersebut dilaksanakan melalui Atase Perdagangan Canberra bersama Asosiasi Pengusaha Perancang Mode Indonesia (APPMI).
Baca SelengkapnyaPiaggio Indonesia Umumkan Setop Produksi Vespa Batik
17 Februari 2024
Lini terakhir dari Vespa Batik ini akan berhenti diproduksi pada Oktober 2024 setelah mencapai total produksi sebanyak 1.920 unit.
Baca SelengkapnyaNMAA Kembali Tampil di Pameran Osaka Auto Messe, Pajang Lancer Evo Batik
11 Februari 2024
NMAA kembali tampil dalam pameran modifikasi Osaka Auto Messe (OAM), Jepang, pada 10-12 Februari 2024 dengan memajang Lancer Evo Batik.
Baca SelengkapnyaCerita Pengusaha Batik Yogyakarta Bertahan dari Pandemi Berkat Penjualan Online
6 Februari 2024
Pengusaha batik Yogyakarta selamat dari pandemi berkat penjualan online. Omsetnya juga naik.
Baca Selengkapnya