Tak Ada Duit, Situs Bersejarah di Bojonegoro Rusak  

Reporter

Editor

Minggu, 27 Mei 2012 15:50 WIB

Kawasan Situs Bersejarah Benteng Somba Opu, Makassar, Sulawesi Selatan. TEMPO/Subekti

TEMPO.CO , Bojonegoro - Sejumlah situs bersejarah yang tersebar di Kabupaten Bojonegoro Jawa Timur rusak dan tidak terurus. Dinas Pariwisata Bojonegoro mengklaim tidak ada anggaran untuk mengurus benda-benda purbakala tersebut. Yang lebih memprihatinkan, ada situs berumur ratusan tahun yang hilang dan diduga dijual ke luar Bojonegoro oleh oknum dengan harga tinggi.

Situs bersejarah tersebut tersebar di Kecamatan Dander, Ngraho, Tambakrejo, Purwosari, Kasiman, Temayang, Malo, Trucuk, dan Kedewan. Sejumlah pegiat benda purbakala di Bojonegoro menyebutkan kerusakan benda purbakala dan areal situs sudah parah. Namun belum ada tindakan nyata dari Pemerintah Daerah Bojonegoro untuk menyelamatan benda bernilai historis tinggi tersebut. "Saya sangat prihatin," ujar pengamat benda purbakala Bojonegoro, Hary Nugroho, kepada Tempo, Jumat 25 Mei 2012.

Hary menuturkan di Bojonegoro juga kerap terjadi aksi perburuan liar situs purbakala. Setidaknya dalam satu tahun terakhir sejumlah benda purbakala dijual ke kolektor ke kawasan Jawa, termasuk ke Pulau Bali. Namun para pemburunya sebagian besar justru dari warga Bojonegoro sendiri, juga Tuban dan Lamongan.

Areal yang kerap jadi sasaran penjarahan di antaranya situs geoarkeologi (hunian manusia purba) di Goa Gondel, Desa Soko, Kecamatan Temayang, atau sekitar 40 kilometer arah selatan Kota Bojonegoro. Di dalam goa ini terdapat stalagmit dan stalagnit, yang diduga dicuri orang dari daerah selatan. Benda purbakala ini dijual dengan harga murah dan tidak sebanding dengan nilai sejarah. Harganya sekitar 50 ribu per fragmen. Barang tersebut selanjutnya dijual para kolektor ke Pulau Jawa dan Bali.

Kemudian situs paleontologi yang ada di Kecamatan Ngraho, Tambakrejo, Padangan, dan Purwosari. Sekarang ini para pemburu liar juga sedang mengincar fragmen langka. Berupa jenis udang yang ada di sekitar kawasan Kali Gandong, perbatasan Kecamatan Padangan dan Purwosari. Fragmen udang ini berumur sekitar 3 juta tahun, yang diketahui dari stratifikasi lapisan tanah yang ditemukan di sekitar fragmen.

Sedangkan kondisi situs arkeologi yang ada di Kecamatan Ngasem, Kasiman, dan Kedewan juga tidak terurus dan jadi jarahan para kolektor. Di antaranya situs peninggalan Kerajaan Hindu Buddha di kawasan wisata Kayangan Api, Kecamatan Ngasem. Situs di lokasi ini pernah dilakukan penelitian dari arkeolog Universitas Indonesia, tapi sampai sekarang belum tuntas. "Saat ini kondisinya tak terurus," ujar Hary.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Bojonegoro, Suismoyo, membantah jika sejumlah situs dan benda purbakala tidak terurus. Dia menyebut sekarang ini instansinya tengah melakukan pendataan lebih detail. Hanya, persoalannya, minimnya anggaran membuat tidak seluruh benda purbakala itu dirawat dengan baik. "Terus terang, kendala biaya," kata dia kepada Tempo, Jumat 25 Mei 2012 siang.

Dia mencontohkan di areal Khayangan Api, Kecamatan Ngasem, sudah dua kali dilakukan penelitian dari arkeolog Universitas Indonesia. Dan diproyeksikan akan ada penelitian lanjutan. Selain itu, juga perawatan untuk stalagtit dan stalagmit di Goa Gondel Desa Soko, Kecamatan Temayang, juga akan dilakukan perawatan. "Jadi, tetap kami rawat. Jangan bilang tidak terurus," kata dia.

SUJATMIKO

Berita terkait

Pencemaran Lingkungan di Area Tambang Minyak, Guru Besar ITS Rekomendasikan Ini

14 Januari 2024

Pencemaran Lingkungan di Area Tambang Minyak, Guru Besar ITS Rekomendasikan Ini

Peningkatan aktivitas industri pertambangan menimbulkan risiko terjadinya pencemaran lingkungan.

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Sebut Pemerintah Selama Ini Tak Serius Urusi Pupuk

30 Desember 2023

Anies Baswedan Sebut Pemerintah Selama Ini Tak Serius Urusi Pupuk

Anies Baswedan mengatakan pemerintah selama ini tak serius menangani urusan pupuk.

Baca Selengkapnya

Situs Liyangan, Sisa Permukiman Kuno yang Hilang di Lereng Gunung Sindoro

19 Juni 2023

Situs Liyangan, Sisa Permukiman Kuno yang Hilang di Lereng Gunung Sindoro

Situs Liyangan adalah bukti nyata bahwa ada sebuah peradaban yang hilang akibat bencana meletusnya Gunung Sindoro di masa lampau.

Baca Selengkapnya

Guncang Bojonegoro dan Tuban, Sesar RMKS Pernah Picu Gempa Merusak

12 Juni 2023

Guncang Bojonegoro dan Tuban, Sesar RMKS Pernah Picu Gempa Merusak

Gempa terkini mengguncang dari Laut di Maluku. Intensitas gempa sampai skala IV MMI.

Baca Selengkapnya

Misteri Gunung Padang, Situs yang Disebut "Piramida" Tertua di Dunia

10 Maret 2023

Misteri Gunung Padang, Situs yang Disebut "Piramida" Tertua di Dunia

Gunung Padang merupakan salah satu cagar budaya Indonesia yang memiliki daya tarik tersendiri. Banyak orang menyebut Gunung Padang sebagai "Piramida" tertua di Dunia

Baca Selengkapnya

Ratusan Peserta Ramaikan Gowes Jelajah Hulu Migas SKK Migas di Bojonegoro

18 Desember 2022

Ratusan Peserta Ramaikan Gowes Jelajah Hulu Migas SKK Migas di Bojonegoro

Kegiatan Gowes Jelajah Hulu Migas SKK Migas tak hanya bersepeda keliling Bojonegoro, tapi juga melakukan penanaman pohon.

Baca Selengkapnya

Program BPBL, Negara Hadir Bantu Masyarakat Tingkatkan Elektrifikasi

22 Oktober 2022

Program BPBL, Negara Hadir Bantu Masyarakat Tingkatkan Elektrifikasi

Program diperuntukkan bagi rumah tangga tidak mampu yang terdaftar dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial

Baca Selengkapnya

PUPR Rampungkan Perbaikan Jembatan Ngantru di Ngawi yang Sedot Rp 5,7 Miliar

26 Maret 2022

PUPR Rampungkan Perbaikan Jembatan Ngantru di Ngawi yang Sedot Rp 5,7 Miliar

Kementerian PUPR merampungkan perbaikan Jembatan Ngantru di Ngawi yang membutuhkan dana Rp 5,7 miliar.

Baca Selengkapnya

Resmikan 2 Bendungan di Jatim, Jokowi Berharap Bisa Bantu Ketahanan Pangan

30 November 2021

Resmikan 2 Bendungan di Jatim, Jokowi Berharap Bisa Bantu Ketahanan Pangan

Presiden Jokowi berharap kehadiran 2 bendungan di Jawa Timur bisa meningkatkan produktifitas petani.

Baca Selengkapnya

Ini yang Membuat Sangi Run Night Trail 2021 Berbeda dengan Lomba Lari Lainnya

29 Oktober 2021

Ini yang Membuat Sangi Run Night Trail 2021 Berbeda dengan Lomba Lari Lainnya

Sangi Run Night Trail 2021 digelar untuk memperingati 25 tahun situs purbakala Sangiran menjadi situs warisan dunia UNESCO.

Baca Selengkapnya