TEMPO.CO, Jakarta - Ribuan batu yang terserak di punggung Gunung Padang menjadi saksi bisu peradaban yang pernah menghuni kawasan Cianjur ribuan tahun lalu. Para ahli mencoba merekonstruksi pemandangan daerah megalitik ini.
Situs Gunung Padang terdiri atas lima tingkat halaman--disebut teras--yang berjejer pada satu sisi bukit. Teras-teras bersusun memanjang menghadap ke Gunung Gede yang berada 25 kilometer di barat laut situs.
Menurut Anggota Ikatan Arsitek Indonesia Pon Purajatnika, susunan yang menghadap ke Gunung Gede memberi petunjuk paradigma spiritual masyarakat pada masa itu. Gunung Gede dianggap sebagai simbol kepercayaan manusia terhadap gunung."Gunung Padang pernah menjadi tempat ritual suci," kata Pon di Jakarta, Selasa, 7 Februari 2012.
Dugaan lokasi ritual ini diperkuat dengan keberadaan meja batu di teras terbawah. Dahulu, meja ini menjadi lokasi persimbahan darah kerbau yang diserahkan kepada leluhur. Ukuran meja sendiri dibuat untuk sanggup memuat tubuh kerbau.
Di malam hari, pemandangan menjadi lebih mengesankan. Sesuai namanya, Gunung Padang berarti tempat yang terang benderang. Hal ini wajar karena dari lokasi ini masyarakat bisa menyaksikan taburan bintang di langit. Sebulan sekali, lahan seluas 900 meter persegi ini akan menjadi sangat terang akibat diguyur cahaya purnama.
Hokky Situngkir dari Sosiologi Komputasi Bandung Fe Institute memiliki gambaran lain. Menurut dia, Gunung Padang juga dipakai untuk memantau waktu dan musim. Terbukti dengan keberadaan sepetak tanah yang dibatasi batu-batu kecil dengan satu batu balok besar di bagian tengah.
Lokasi ini dijadikan sebagai jam matahari untuk mengetahui pergerakan harian matahari. Bagitu pula dengan batu duduk yang diposisikan menghadap ke utara. Dari titik tersebut, tetua adat bisa memantau pergerakan bintang-bintang di kutub utara. Tetua juga bisa melihat rasi bintang tertentu yang menandakan pergantian musim.
"Tradisi mengantisipasi pergantian musim dengan melihat bintang masih diturunkan hingga petani tradisional masa sekarang," kata Hokky.
Pengaturan waktu bercocok tanam ini bertepatan dengan keberadaan lokasi pertanian tepat di seberang sungai yang mengalir di utara teras pertama. Pertanian yang makmur membuat peradaban Gunung Padang bisa bertahan di tengah keganasan alam.
Temuan lain menyangkut alat musik dari batu atau biasa disebut sebagai litofon. Terdapat empat batu yang mengeluarkan nada pada frekuensi tertentu jika dipukul. Pada berbagai peradaban, alat musik seperti ini banyak dipakai untuk mengiringi ritual, membangun suasana magis pada upacara sakral. Selain itu, bunyi-bunyian juga bisa dipakai sebagai alat komunikasi jarak jauh kepada masyarakat agraris pada waktu itu untuk mulai menanam dan memanen.
Terdapat kemungkinan lain. Menurut Hokky, litofon juga bisa dipakai sebagai tanda peringatan. Peringatan ini berlaku ketika akan melakukan perang atau bencana menjelang.
ANTON WILLIAM
Berita Terkait
Teras Piramida di Gunung Padang Sejak 6700 Tahun
Bagaimana Gunung Sadahurip Terbentuk Alami
Bentuk Piramida Sadahurip Mirip Borobudur
Ini Alasan Ahli Percaya Sadahurip Adalah Piramida
Staf Khusus SBY Bantah Cari Piramida di Gunung
Tim Bahas Piramida Dibentuk Staf Khusus SBY
Ahli: Tak Ada Emas di 'Piramida' Gunung Sadahurip
Benarkah Ada Piramida di Gunung Sadahurip dan Lalakon?
Berita terkait
Mesir Cari Kamar Rahasia Tempat Harta Raja di Dalam Piramida
2 Maret 2016
Pemerintah Mesir mencari ruang tersembunyi di Piramida Giza, untuk mendongkrak pariwisata.
Baca SelengkapnyaMisteri Mayat Firaun di Piramida Khufu Mesir
13 November 2015
Teknologi gambar termal berhasil menemukan kemugkinan ruangan tersembunyi di Piramida Khufu. Ruang ini diduga tempat makam firaun terletak.
Baca SelengkapnyaDahsyatnya Letusan Gunung Samalas, Tebal Endapan 40 Meter
9 Agustus 2015
Para ahli meneliti material dari letusan gunung di Lombok yang terjadi tahun 1257 yang kekuatannya 8 kali letusan Gunung Krakatau.
Arkeolog Meragukan Usia Koin Gunung Padang
18 September 2014
Kebudayaan logam masuk ke Indonesia pada 500 sebelum Masehi.
Baca SelengkapnyaChevron Bantah Beli Gunung Ciremai Rp 60 Triliun
4 Maret 2014
Belum ada kegiatan fisik karena izin usaha pertambangan belum turun.
Baca SelengkapnyaIstana Bantah Isu Gunung Ciremai Dijual Rp 60 Triliun
4 Maret 2014
Isu penjualan Gunung Ciremai beredar melalui broadcast BBM dan media sosial lainnya, seperti Facebook dan Twitter.
Baca SelengkapnyaRute Baru Kereta Api Lewati Gunung Padang
7 Februari 2014
KA Siliwangi melayani rute Sukabumi-Cianjur dan melewati lima stasiun.
Baca SelengkapnyaGunung Padang Berpotensi Mengandung Emas
27 Oktober 2013
'Di Gunung Padang ada potensi emas, tapi sepertinya sangat dalam dan jumlahnya sedikit, dalam ukuran mikron.'
Baca SelengkapnyaGunung Padang di Cianjur Siap Dikupas
3 Oktober 2013
Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar mengundang tim untuk memaparkan hasil riset di Gedung Sate.
Baca SelengkapnyaLapisan di 'Kolong' Gunung Padang Dipertanyakan
2 Oktober 2013
Gunung Padang diyakini sebagai sisa gunung api purba belaka.
Baca Selengkapnya