TEMPO Interaktif, Jakarta - Walau masih sama-sama di Jakarta, fasilitas penyeberangan ke kabupaten Kepulauan Seribu belum sepenuhnya aman dan nyaman. Sama seperti di darat ada taksi, bus AC hingga bus non-AC, kapal penyeberangan pun punya aneka tingkat kenyamanan dan keamanan.
Bagi yang mereka yang berkocek tebal, bolehlah merogoh kantong ratusan ribu hingga jutaan untuk menyewa kapal predator. Saat Tempo mencoba jenis kapal ini beberapa waktu terlihat adanya sarana keselamatan seperti radio, GPS tersedia. Walau jaket keselamatan kadang dipertanyakan keberadaannya. Lajunya yang cepat pun dilengkapi pemecah ombak sehingga penumpang tak perlu khawatir saat ombak dan angin tiba-tiba menyerang selama penyeberangan. Tentu jika cuaca masih memungkinkan.
Enam Kapal Motor Kerapu dan dua Kapal Motor Lumba-Lumba milik Dinas Perhubungan DKI Jakarta juga mampu melaju cepat. Pun terdapat bangku yang membatasi jelas jumlah penumpang yang dapat diangkut. Kerapu, misalnya, hanya diperbolehkan mengangkut 20 orang.
Kedua jenis kapal ini sebenarnya bisa ditemui tiap hari di Dermaga Marina Ancol. Setidaknya ada dua kali penyeberangan yaitu pagi dan siang. "Tetapi tiap akhir pekan tiket biasanya sudah habis sejak dini hari. Kapal baru berangkat antara jam 6-7 pagi, tiket sudah habis sejak jam dua," kata Ratih, 28 tahun, warga Bekasi yang suka melancong ke berbagai pulau di Kepulauan Seribu.
Kapal milik pemerintah ini pun juga laku setiap Ahad, saat wisatawan berusaha kembali ke kota. Saat Tempo mau mencoba menumpang Kerapu Ahad pagi, petugas loket pun menyatakan tiket sudah habis sejak dua jam sebelum keberangkatan. "Kalau cuaca bagus, nanti siang datang Kerapu lagi untuk kembali ke Jakarta," kata petugas loket di Pulau Tidung yang tak mau menyebut namanya ini.
Saat menaiki kapal, penumpang harus bersiap merasakan aneka sensasi. Jika beruntung anda bisa mendapatkan kapal berukuran besar yang sedang tidak banyak muatan. Namun, hal ini nyaris tak pernah terjadi di Jumat sore sampai Minggu pagi puncak penyeberangan para wisatawan.
Setiap akhir pekan, para calon penumpang lah yang harus berebutan kapal. Kadang ketikay kapal sudah terlihat penuh, bahkan ada penumpang di dek atau atap, calon wisatawan masih saja memaksa diri untuk menumpang kapal tersebut.
Tak jarang agen wisata pun memaksa penumpang untuk ikut kapal yang sudah penuh tersebut. Kalau sudah penuh jangan harapkan bisa selonjoran. Untuk bisa sekedar duduk nyaman saja, penumpang harus berebut ruang. Alhasil penumpang akan merasa panas hingga harus menggunakan kipas untuk mengusir sedikit penat selama penyeberangan.
Begitu pula saat ombak kencang, penumpang harus bersiap untuk mabuk laut karena goncangan ke kiri dan kanan. Jumlah motor yang berbeda di tiap kapal juga membuat penumpang harap-harap cemas lamanya penyeberangan. Kalau beruntung dapat kapal yang bermotor banyak, lama tempuh ke pulau yang dituju tentunya lebih singkat dibanding jika menumpang kapal yang motornya lebih sedikit.
"Seharusnya kalau penumpang merasa kepenuhan ya tidak usah ikut. Kami tak memaksa. Tetapi kalau takut tak dapat kapal, carilah ruang yang kosong di kapal," kata Kurnia, nahkoda KM Kurnia.
Dalam rangka pembenahan transportasi kapal angkut penumpang tradisional ini, Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP) dan Dinas Perhubungan DKI Jakarta meminta para pemilik kapal ojek melakukan beberapa pembenahan. Selain melengkapi standar minimal keselamatan, kapal ojek diharapkan bisa dilengkapi dengan bangku kayu panjang untuk kenyamanan penumpang. "Tetapi kalau pakai bangku, kapasitasnya jadi sedikit. Padahal kapal tidak selalu hanya angkut orang, di hari lain lebih banyak angkut barang kebutuhan warga," kata Syaifuddin, pemilik KM Anugerah.
Penelusuran Tempo dari beberapa pemilik dan nahkoda kapal, sebagian besar pun menolak menambahkan bangku kayu panjang untuk para calon penumpangnya. "Kalau pakai bangku kayu panjang percuma penumpangnya cuma berasa capai. Kalau dikasi tikar mereka masih bisa selonjoran," kata beberapa pemilik kapal.
Selain itu, beberapa pemilik kapal pun mengaku bingung dengan indikator pembatasan yang diterapkan. Contohnya KM Kurnia yang dibatasi hanya boleh mengangkut 64 orang penumpang. "Padahal biasanya 100-150 orang juga masih bisa," kata Kurnia.
Saat Tempo menumpang kapal ini beberapa waktu lalu, kapal memang terasa lowong dan masih bisa selonjoran puas saat ditumpangi 80 orang penumpang.
ARYANI KRISTANTI
Berita terkait
Bandara Adi Soemarmo Turun Status, Sandiaga Uno: Ada Kekhawatiran Pariwisata Solo Turun
19 jam lalu
Bandara Adi Soemarmo turun status dari internasional ke domestik. Bagaimana nasib pariwisata di Solo? Ini tanggapan Sandiaga Uno.
Baca SelengkapnyaIuran Wisata untuk Siapa
1 hari lalu
Rencana pemerintah memungut iuran wisata lewat tiket pesawat ditolak sejumlah kalangan. Apa masalahnya?
Baca SelengkapnyaTerkini: Usulan BTN Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, Pro Kontra Rencana Buka Lahan 1 Juta Ha untuk Padi Cina
4 hari lalu
BTN mengusulkan skema dana abadi untuk membiayai program 3 juta rumah yang dicanangkan oleh pasangan Capres-cawapres terpilih Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaTerkini: Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat, TKN Prabowo-Gibran Sebut Susunan Menteri Tunggu Jokowi dan Partai
5 hari lalu
Anggota Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Sigit Sosiantomo mengatakan penetapan tarif tiket pesawat harus memperhatikan daya beli masyarakat.
Baca SelengkapnyaAnggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat: Tidak Semua Penumpang Wisatawan
5 hari lalu
Anggota Komisi V DPR RI Sigit Sosiantomo menolak rencana iuran pariwisata di tiket pesawat.
Baca SelengkapnyaIuran Pariwisata di Tiket Pesawat Dinilai Berpotensi Langgar Undang-undang
6 hari lalu
Rencana pemerintah memberlakukan penarikan iuran pariwisata di tiket pesawat dinilai berpotensi melanggar undang-undang.
Baca SelengkapnyaTolak Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat, Garuda Indonesia: Membebani Penumpang
6 hari lalu
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Saputra menyatakan tidak setuju terhadap rencana penerapan iuran pariwisata di tiket pesawat.
Baca SelengkapnyaAkan ada Pungutan untuk Dana Abadi Pariwisata? Ini Penjelasan Sandiaga
7 hari lalu
Jika dikenakan Rp1 ribu saja per penumpang pesawat untuk Dana Abadi pariwisata, pemerintah bisa mengantongi Rp80 miliar setahun.
Baca SelengkapnyaOvertourism di Kepulauan Canary Spanyol, Ribuan Orang Protes Tuntut Perubahan Model Pariwisata
8 hari lalu
Pengunjuk rasa percaya bahwa model pariwisata Kepulauan Canary tidak berkelanjutan dan harus diubah, merugikan penduduk lokal.
Baca SelengkapnyaReza Permadi Hadirkan Alat untuk Data Pengunjung Desa Wisata di 14th SIA 2023
13 hari lalu
Keunggulan AVMS adalah ia mudah digunakan oleh pengelola destinasi wisata atau desa wisata
Baca Selengkapnya