Menilik Batik Palembang di Museum Balaputra Dewa, Kain Bersejarah yang Krisis Produksi

Reporter

Yuni Rohmawati

Editor

Yunia Pratiwi

Sabtu, 5 Oktober 2024 18:04 WIB

Empat jenis Batik Palembang yang dipamerkan di Museum Negeri Sriwijaya atau Museum Balaputra Dewa, Palembang. Rabu, 2 Oktober 2024. TEMPO/Yuni Rahmawati

TEMPO.CO, Palembang - Tak hanya dikenal dengan Kain Songket atau Jumputan, Palembang ternyata juga memiliki ukiran kain batik yang telah ada sejak jaman Kerajaan Palembang hingga awal kemerdekaan Indonesia. Kain-kain itu bahkan dipamerkan di Museum Negeri Sriwijaya atau Museum Balaputra Dewa, Palembang.

Menurut Edukator Museum Balaputra Dewa, Beny Pramana Putra, batik Palembang ini mempunyai dua versi untuk awal mula pembuatannya. Pertama adalah 300 tahun yang lalu, saat Kedipaten Jipang masuk ke Kerajaan Palembang yang saat itu dipimpin oleh Ki Gede Ing Suro.

"Tapi, kalau kata Sejarahwan Muhamad Yamin, batik itu masuk ke kita pada abad ke 9, yang saat itu dipimpin oleh Dinasti Syailendra. Nah, yang pasti, kita meyakini, batik itu sudah ada sejak Kesultanan Palembang Darusalam," kata Beny saat ditemui di museum pada Rabu, 2 Oktober 2024.

Beny mengatakan, batik Palembang sendiri memiliki 23 jenis, yaitu semage, japri, kembang teh, kembang cengkeh, geribik, biji pare, maskot, bang, betawi, kangkung, kembang bakung, biji timun, pagi sore, keladi, semagean, jakung, kerak mutung, lasem, sisik iwak, encim, selahi, demekan dan kapal.

Dari 23 jenis tersebut, dikenal dengan cerita tersendiri dalam sejarah Kerajaan Palembang. Seperti batik dengan jenis semage yang dipengaruhi oleh dua kerajaan besar di Jawa dan Melayu, di mana batik itu hanya dipakai saat upacara adat saja, seperti upacara kematian dan juga pernikahan.

Advertising
Advertising

"Sebab, batik jenis semage itu lebih tinggi dibanding jenis lainnya. Baik nilai yang terkandung di dalam ukirannya, dan juga nilai materi, yang lebih mahal dari jenis lainnya," kata Beny.

Tak hanya semage, yang memiliki nilai tinggi. Batik pagi sore, ternyata juga menggambarkan cerita krisis ekonomi di Kerajaan Palembang. Di mana, jenis batik ini memiliki dua motif yang bisa dipakai dua kali dalam satu hari.

"Dulu ada krisis moneter, jadi kain batik ini sengaja dibuat dengan dua motif di dalam satu kain. Jadi, orang-orang bisa pakai lebih dari satu kali di satu harinya," kata laki-laki yang mengenakan baju Jumputan itu.

Lalu, juga ada jenis batik encim, yang merupakan akulturasi budaya Melayu dan Cina. Beny mengatakan, batik jenis ini biasanya digunakan oleh kaum Tionghoa. Hal ini merupakan akulturasi budaya.

"Sebetulnya bukan membedakan ras dan suku ya, batik-batik ini emang dibuat dengan menggabungkan cerita sejarah dan juga budaya. Bisa dibilang ini merupakan akulturasi budaya," katanya.

Namun, yang menjadi sorotan, kata Beny, kain batik Palembang tak lagi diproduksi secara massal. Bahkan, tak ada rumah produksi khusus untuk Batik Palembang. "Kalau di Palembang, cuma ada satu pengrajin yang bisa request pembuatan batik, namanya Pak Agus yang punya Toko Rumah Batik 17," kata dia.

Tidak adanya produksi secara khusus, kata Beny, hal itu dikarenakan pengerjaan kain batik yang cukup rumit. Karena, teknik Batik Palembang memang cukup berbeda dengan batik pada umumnya. Sehingga, hal itu menjadi alasan tidak adanya produksi batik di Palembang.

"Tapi, jenis batik kita masih banyak diproduksi di Jawa, khususnya di Gresik, Jawa Timur," jelasnya.

Beny juga menjelaskan, hal lain yang mempengaruhi tidak adanya rumah produksi batik di Palembang, adalah dikarenakan popularitasnya yang minim. Saat ini kata Beny, Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) sedang memperkenalkan batik khas yang ada di 17 kabupaten/kota. Dimana, setiap kabupaten/kota memiliki batiknya sendiri-sendiri.

"Itu kita buat berdasarkan sejarah, ornamen dan peninggalan yang ada di setiap daerahnya. Ini juga merupakan salah satu upaya untuk memperkenalkan batik daerah kembali," jelasnya.

Pilihan editor: Berusia Jauh Melewati 1 Milenium, Ini 5 Destinasi Wisata Favorit Kota Palembang

Berita terkait

Banjir Batik Impor dari Cina, Kemenperin Siapkan Proteksi Produk Lokal

2 jam lalu

Banjir Batik Impor dari Cina, Kemenperin Siapkan Proteksi Produk Lokal

Batik impor dari Cina kini membanjiri pasar Indonesia. Kementerian Perindustrian siapkan sejumlah langka proteksi.

Baca Selengkapnya

Ekspor Batik Turun 8,39 Persen

2 jam lalu

Ekspor Batik Turun 8,39 Persen

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat, ekspor batik pada kuartal II-2024 anjlok sebesar 8,39 persen.

Baca Selengkapnya

Tahapan Mencetak Kain Batik dengan Motif Sesuai Keinginan

12 jam lalu

Tahapan Mencetak Kain Batik dengan Motif Sesuai Keinginan

Ada tujuh tahap yang harus disiapkan pelanggan ketika hendak mencetak kain batik dengan motif yang diinginkan.

Baca Selengkapnya

Kabar Uang Rp10.000 Emisi 2005 Tidak Berlaku, Bank Indonesia Berikan Klarifikasi

1 hari lalu

Kabar Uang Rp10.000 Emisi 2005 Tidak Berlaku, Bank Indonesia Berikan Klarifikasi

BI menegaskan bahwa uang Rp10.000 tahun emisi 2005 masih berlaku sebagai alat pembayaran yang sah.

Baca Selengkapnya

Kedai Pastry di Palembang Banjir Orderan Kue Boneka Labubu, Harganya Rp750 Ribu

2 hari lalu

Kedai Pastry di Palembang Banjir Orderan Kue Boneka Labubu, Harganya Rp750 Ribu

Sebuah kedai pastry di Palembang yaitu Bake House, banjir permintaan untuk membuat sebuah kue dengan boneka Labubu berbagai warna

Baca Selengkapnya

Hari Batik, Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko Meriah Dengan Event Distrik Batik

2 hari lalu

Hari Batik, Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko Meriah Dengan Event Distrik Batik

Aktivitas beragam pada Hari Batik Nasional ini untuk mengedukasi generasi muda serta memberikan informasi kepada wisatawan mancanegara.

Baca Selengkapnya

Museum Negeri Sumatera Selatan Gelar Pameran Sejarah Kemerdekaan selama Dua Bulan

2 hari lalu

Museum Negeri Sumatera Selatan Gelar Pameran Sejarah Kemerdekaan selama Dua Bulan

Museum Balaputra Dewa memiliki koleksi sejarah sebanyak 20.709, sebagian di antaranya ditampilkan dalam pameran ini.

Baca Selengkapnya

Hari Batik Nasional, Inilah 5 Kota Batik di Pulau Jawa yang Menarik Dikunjungi

3 hari lalu

Hari Batik Nasional, Inilah 5 Kota Batik di Pulau Jawa yang Menarik Dikunjungi

Setiap daerah di Indonesia memiliki ciri khas batik yang berbeda, yang mencerminkan tradisi, filosofi, dan lingkungan alam di sekitarnya.

Baca Selengkapnya

Saran Pemilihan Warna Batik Sesuai Undertone Kulit

3 hari lalu

Saran Pemilihan Warna Batik Sesuai Undertone Kulit

Sebelum memilih warna batik penting untuk memahami undertone kulit dengan tiga jenis yang utama, yakni warm, cool, dan netral.

Baca Selengkapnya

Hari Batik Nasional: Daftar Tokoh Dunia yang Mengenakan Batik, Nelson Mandela sampai Suga BTS

3 hari lalu

Hari Batik Nasional: Daftar Tokoh Dunia yang Mengenakan Batik, Nelson Mandela sampai Suga BTS

Batik memiliki peringatan khusus dalam Hari Batik Nasional yang juga menarik minat tokoh dunia untuk mengenakannya.

Baca Selengkapnya