Warisan Dunia Unesco, Kawasan Sumbu Filosofi Yogyakarta Dilengkapi Sistem Penanganan Kebakaran Cepat

Rabu, 21 Agustus 2024 10:37 WIB

Malioboro Yogyakarta menjadi satu area yang dilalui garis imajiner Sumbu Filosofis. (Dok. Pemkot Yogyakarta)

TEMPO.CO, Yogyakarta - Sejak ditetapkan UNESCO sebagai Warisan Dunia pada 18 September 2023, kawasan Sumbu Filosofi Yogyakarta mendapat perhatian pemerintah daerah di Yogyakarta. Sumbu Filosofi merupakan konsep tata ruang yang dibuat raja pertama Keraton Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono I pada abad 18. Sumbu ini berupa garis lurus yang menghubungkan antara Panggung Krapyak- Malioboro- Keraton Yogyakarta - Tugu Pal Putih. Kawasan ini juga menjadi pusat pariwisata di Kota Yogyakarta.

Setelah dilengkapi paket wisata dan bus tur, kali ini di kawasan itu diterapkan sistem keselamatan kebakaran bernama Manajemen Strategis Jogja Aman Kebakaran disingkat MAS-JAKA. Sistem yang diinisiasi Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Yogyakarta ini menjadi upaya pencegahan sekaligus penyelamatan bencana kebakaran secara lebih cepat dan terkoordinasi untuk meminimalisasi kerugian material dan korban manusia.

"Kawasan sumbu filosofi merupakan kawasan aktivitas terpadat yang memiliki risiko potensi kebakaran tinggi sehingga harus diantisipasi," kata Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Yogyakarta Taokhid pada Selasa, 20 Agustus 2024.

Sistem itu meliputi pengembangan aplikasi penanganan kebakaran cepat, pembentukan satuan petugas dan forum keselamatan serta relawan.

"Sistem ini juga dilengkapi pemetaan simpul proteksi kebakaran terutama penempatan jaringan hidran kering dan pos damkar di kawasan Sumbu Filosofi," kata Taokhid.

Terhubung dengan jaringan hidran kota

Advertising
Advertising

Untuk penanggulangan kebakaran di kawasan Sumbu Filosofi selama ini sudah ada jaringan hidran kota. Taokhid mengatakan hidran kota atau hidran basah itu bersumber dari PDAM yang sudah ada airnya dan tekanannya harus memenuhi standar sehingga langsung bisa disambungkan dengan selang untuk pemadaman kebakaran.

Namun jaringan hidran kering yang terbangun di kawasan penyangga sumbu filosofi selama ini baru 40 persen dari kawasan yang dijangkau.

Sarana hidran kota atau hidran basah yang sudah dibangun misalnya di kawasan Sumbu Filosofi di Tugu Yogyakarta dan Jalan Malioboro.

Adapun Kepala Bidang Pencegahan Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Yogyakarta, Moch Nur Faiq, menuturkan pembangunan hidran kering tahun 2024 ini diprioritaskan di kampung-kampung penyangga kawasan Sumbu Filosofi.

"Kampung-kampung yang dilewati kawasan Sumbu Filosofi ini targetnya tahun ini sudah memiliki jaringan hidran kering itu, misalnya Kampung Keparakan," kata dia.

Pilihan Editor: Sumbu Filosofi Yogyakarta Diakui UNESCO, Makna Garis Imajiner Gunung Merapi ke Laut Selatan

Berita terkait

Bus Wisata Tabrak Pengedara Motor di Yogya Hingga Tewas, Aktivis Sentil Wacana Larangan Bus Masuk Kota

20 jam lalu

Bus Wisata Tabrak Pengedara Motor di Yogya Hingga Tewas, Aktivis Sentil Wacana Larangan Bus Masuk Kota

Sebuah bus wisata menabrak pengendara motor hingga tewas, saat libur panjang Maulid Nabi di Kota Yogyakarta, Minggu 15 September 2024.

Baca Selengkapnya

Wisatawan Padati Prosesi Grebeg Maulud Keraton Yogyakarta

1 hari lalu

Wisatawan Padati Prosesi Grebeg Maulud Keraton Yogyakarta

Ribuan wisatawan memadati jalannya prosesi Garebeg atau Grebeg Maulud yang digelar Keraton Yogyakarta Senin 16 September 2024.

Baca Selengkapnya

Libur Panjang Maulid Nabi, Arus Lalu Lintas ke Destinasi Kota Yogyakarta Dipadati Wisatawan

2 hari lalu

Libur Panjang Maulid Nabi, Arus Lalu Lintas ke Destinasi Kota Yogyakarta Dipadati Wisatawan

Libur panjang akhir pekan Maulid Nabi berhasil mendongkrak kunjungan wisatawan ke Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Long Weekend Maulid Nabi, Okupansi Hotel Baru di Yogyakarta Turut Melonjak

2 hari lalu

Long Weekend Maulid Nabi, Okupansi Hotel Baru di Yogyakarta Turut Melonjak

Para pelaku perhotelan Yogyakarta berharap bisa menaikkan okupansi mereka setelah pada Agustus lalu sempat drop di bawah target.

Baca Selengkapnya

Besok Keraton Yogyakarta Gelar Grebeg Maulud, Begini Prosesi dan Aturannya

2 hari lalu

Besok Keraton Yogyakarta Gelar Grebeg Maulud, Begini Prosesi dan Aturannya

Sebelum Grebeg Maulud ini digelar, Keraton Yogyakarta menggelar prosesi awalan mulai dari Miyos Gangsa, Numplak Wajik, dan Kondur Gangsa.

Baca Selengkapnya

Alasan Gunung Merapi Belum Dibuka untuk Pendakian, Sepekan 3 Kali Awan Panas

3 hari lalu

Alasan Gunung Merapi Belum Dibuka untuk Pendakian, Sepekan 3 Kali Awan Panas

Meski masih aktif meluncurkan awan panas dan lava pijar, cuaca di sekitar Gunung Merapi umumnya cerah pada pagi dan malam hari.

Baca Selengkapnya

Akhir Pekan, Ada Simfoni Gumuk Pasir di Pantai Selatan Bantul

4 hari lalu

Akhir Pekan, Ada Simfoni Gumuk Pasir di Pantai Selatan Bantul

Simfoni Gumuk Pasir bukan hanya sekadar festival musik, tetapi juga perayaan seni, alam dan budaya.

Baca Selengkapnya

Wisatawan Bisa Belanja Cendera Mata Pasar Beringharjo Yogyakarta di Marketplace

4 hari lalu

Wisatawan Bisa Belanja Cendera Mata Pasar Beringharjo Yogyakarta di Marketplace

Pasar Beringharjo yang menjadi surganya wisatawan berburu produk kerajinan di Yogyakarta kini hadir di marketplace.

Baca Selengkapnya

Bakal Dipindahkan ke Lokasi Baru, PKL Malioboro Siap Mengadu ke UNESCO

5 hari lalu

Bakal Dipindahkan ke Lokasi Baru, PKL Malioboro Siap Mengadu ke UNESCO

Kawasan Malioboro tempat PKL berjualan merupakan bagian dari Sumbu Filosofi Yogyakarta, salah satu warisan budaya dunia UNESCO.

Baca Selengkapnya

Di Kafe Ini, Tamu Bisa Menyeruput sembari Belajar tentang Kopi dari A sampai Z

5 hari lalu

Di Kafe Ini, Tamu Bisa Menyeruput sembari Belajar tentang Kopi dari A sampai Z

Kafe di Bantul ini memiliki kelas untuk belajar segala hal tentang kopi dari A sampai Z, dari manajerial sampai rantai pasok.

Baca Selengkapnya