Kafe di Bali Ini Semua Karyawannya Berkebutuhan Khusus, dari Juru Masak hingga Waiter

Reporter

Tempo.co

Editor

Mila Novita

Sabtu, 3 Agustus 2024 06:51 WIB

Karyawan di Piduh Charity Cafe di Gianyar, Bali melayani tamu. Semua karyawan di kafe ini berkebutuhan khusus. (Dok. Piduh Charity Cafe)

TEMPO.CO, Jakarta - Jika berlibur ke Bali, coba singgah ke Piduh Charity Cafe yang berada di Jalan Yeh Pulu, Bedulu, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar. Kafe ini sempat viral karena semua pekerjanya orang berkebutuhan khusus, mulai dari autisme, cerebral palsy, sampai keterbelakangan mental.

Pendiri Piduh Charity Cafe, Nyoman Sri Wahyuni, mengatakan bahwa kafe ini sengaja didirikan sebagai tempat pemberdayaan orang-orang berkebutuhan khusus dari Yayasan Widya Guna di Bali. Yayasan sosial ini membantu anak-anak berkebutuhan khusus memperoleh pelatihan dan pendidikan dari kecil hingga usia dewasa.

Beberapa anak di yayasan itu sudah berusia 20-an tahun sehingga dianggap perlu ditamatkan dari pendidikannya. Banyak anak lain yang ingin masuk ke yayasan tersebut menggantikan mereka. Namun, orang tua berharap anak-anak berkebutuhan khusus ini tetap bisa diberdayakan di yayasan seumur hidupnya.

Para karyawan di Piduh Charity Cafe di Gianyar, Bali, mempersiapkan pesanan tamu. Semua karyawan di kafe ini berkebutuhan khusus. (Dok. Piduh Charity Cafe)

"Usia 20 tahun ke atas tidak bisa belajar terus (di yayasan), harus dibuatkan aktivitas. Orang lain seusia itu mestinya sudah bekerja, jadi kami buatkan program kerja di restoran," ujar Nyoman yang dihubungi Tempo.co, pekan lalu.

Advertising
Advertising

Seorang relawan di yayasan, yang juga memiliki anak berkebutuhan khusus, memberikan arahan untuk membuat kafe yang bisa menampung orang-orang berkebutuhan khusus ini. Mereka memiliki banyak waktu selama pandemi untuk mematangkan konsep dan melatih karyawan. Akhirnya didirikanlah Piduh Charity Cafe pada 2023.

Cara Kerja Karyawan Berkebutuhan Khusus

Nyoman mengatakan ada sembilan karyawan berkebutuhan khusus di kafe ini yang ditugaskan sebagai juru masak, order processor, kasir, pembuat minuman, dan waiter. Cara kerja mereka berbeda karena kebanyakan dari mereka tidak bisa membaca dan menulis, juga tidak memiliki kemampuan konsep matematika.

"Jadi, untuk bisa bekerja, misalnya memasak nasi goreng, semua pakai instruksi gambar. Pertama ambil wajan, di situ ada gambar orang mengambil wajan, dan dilanjutkan setiap step sampai nasi goreng jadi," ujar Nyoman.

Seorang karyawan Piduh Charity Cafe Gianyar, Bali, menyiapkan pesanan tamu (Dok. Piduh Charity Cafe)

Bahan-bahan sudah disiapkan oleh tim preparation. Mereka ini juga orang berkebutuhan khusus, tetapi dengan kecerdasan seperti orang pada umumnya. Bahan-bahan yang sudah ditakar dimasukkan dalam boks yang dilengkapi dengan gambar sehingga memudahkan juru masak mengolahnya.

Makanan dalam menu tidak banyak. Setiap hari mereka hanya menyediakan empat sampai lima menu makanan yang berbeda. Begitu juga minuman.

Untuk memudahkan mereka yang bertugas sebagai waiter atau pelayan, setiap meja diberi nomor, juga kursinya. Tamu akan memesan dengan menggunakan nomor meja dan kursi, tidak bisa pindah karena itu bisa bikin pelayan bingung.

Pelanggan yang siap memesan akan menekan bel untuk memanggil waiter, waiter lalu mengambil pesanan dan menletakkannya di bagian order processor, dari situ diarahkan ke juru masak. Setelah selesai, makanan kembali diberikan ke waiter melalui order processor dan memberikan ke pelanggan sesuai dengan nomor meja dan kursi.

Mengatasi Mood Karyawan yang Berubah-ubah

Operasional Piduh Cafe diawasi oleh seorang manajer, Ni Kadek Suartini atau Kacu. Kacu mengaku kerap menemukan kendala di lapangan. Salah satu yang sering dialami adalah suasana hati atau mood karyawan yang berubah-ubah.

"Kalau mood sudah jelek dari rumah, sampai di sini harus diredakan dulu supaya kerjanya bagus," ujar Kacu. Caranya, mereka diberikan ruang dan waktu untuk sendirian, lalu staf lain memberikan semangat.

Selain itu, konsentrasi mereka juga mudah buyar. "Jika ada satu saja staf yang masuk, dan tamu sedang ramai, mereka akan kesusahan konsentrasi," dia menambahkan.

Jam kerja juga tidak terlalu lama. Karyawan bekerja dari pukul sembilan pagi, tetapi kafe baru buka pukul 10.00 dan pesanan terakhir diterima pukul 14.45.

"Tidak bisa bekerja lama-lama karena anak down syndrome cepat capek, apalagi kalau umurnya sudah 30-an tahun, ada penurunan performa," ujar dia.

Harapan untuk Karyawan Berkebutuhan Khusus

I Ketut Sadia, pendiri Yayasan Widya Guna mengatakan bahwa kafe ini didesain untuk mempersiapkan orang-orang berkebutuhan khusus ini menjalani hidup mandiri sampai hari tua mereka. Ketut Sadia juga tengah memikirkan tempat tinggal seperti asrama untuk hari tua mereka, dengan perawat dan kegiatan seperti berkebun yang bisa memotivasi mereka hidup lebih layak.

"Harapannya mereka bisa mandiri, tapi tidak mungkin mandiri seperti orang normal, tetap butuh bantuan orang lain," ujar dia.

Pilihan Editor: Restoran Ini Bikin Pelanggan Tertawa karena Kesalahan Pesanan

Berita terkait

Hakim Vonis Bebas Nyoman Sukena, Kronologi Kasus Landak Jawa

7 jam lalu

Hakim Vonis Bebas Nyoman Sukena, Kronologi Kasus Landak Jawa

Majelis Hakim PN Denpasar vonis bebas I Nyoman Sukena dalam kasus pelihara landak Jawa. Berikut kronologi kasusnya?

Baca Selengkapnya

Hakim Vonis Bebas Nyoman Sukena Pemelihara Landak Jawa dan Pulihkan Martabatnya

8 jam lalu

Hakim Vonis Bebas Nyoman Sukena Pemelihara Landak Jawa dan Pulihkan Martabatnya

Nyoman Sukena, pemelihara empat ekor Landak Jawa, divonis bebas setelah didakwa melanggar UU tentang Konservasi

Baca Selengkapnya

Garuda Indonesia Sepakati Kerja Sama Strategis di Bali International Air Show 2024, Apa Saja?

10 jam lalu

Garuda Indonesia Sepakati Kerja Sama Strategis di Bali International Air Show 2024, Apa Saja?

Dirut Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengungkapkan kesempatan Indonesia menjadi tuan rumah harus dimanfaatkan dengan optimal.

Baca Selengkapnya

Pembangunan Lift di Pantai Kelingking Nusa Penida jadi Kontroversi, Wisatawan Khawatir Keindahannya Rusak

16 jam lalu

Pembangunan Lift di Pantai Kelingking Nusa Penida jadi Kontroversi, Wisatawan Khawatir Keindahannya Rusak

Daya tarik utama Pantai Kelingking tidak hanya terletak pada pemandangannya, tetapi juga perjalanan menuju pantai yang penuh tantangan.

Baca Selengkapnya

Han Hyo Joo Syuting Drama Baru di Bali, Dapat Nasi Tumpeng

1 hari lalu

Han Hyo Joo Syuting Drama Baru di Bali, Dapat Nasi Tumpeng

Aktris Korea Selatan Han Hyo Joo diketahui sedang berada di Bali untuk syuting drama baru dan membagikan foto nasi tumpeng yang didapatnya.

Baca Selengkapnya

Kedatangan WNA ke Bali Tahun Ini Meningkat 22,6 Persen

1 hari lalu

Kedatangan WNA ke Bali Tahun Ini Meningkat 22,6 Persen

Selain karena tingginya daya tarik Bali di mata internasional, kemudahan pengajuan visa melalui platform online evisa.imigrasi.go.id juga menjadi salah satu faktor yang berkontribusi terhadap tren peningkatan kedatangan WNA.

Baca Selengkapnya

Aeroflot Rusia Buka Penerbangan Langsung Moskow-Denpasar Mulai 17 September

3 hari lalu

Aeroflot Rusia Buka Penerbangan Langsung Moskow-Denpasar Mulai 17 September

Aeroflot meningkatkan frekuensi penerbangan langsung (direct flight) untuk rute Moskow (SVO) - Denpasar (DPS) mulai 3 Oktober 2024

Baca Selengkapnya

KPU Bali Gelar Lomba Mural Jelang Pilkada 2024, Ini Alasannya

5 hari lalu

KPU Bali Gelar Lomba Mural Jelang Pilkada 2024, Ini Alasannya

KPU Bali menilai tepat penggunaan seni rupa sebagai media sosialisasi Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Kasus Landak Jawa Nyoman Sukena, Pakar Hukum: Penegakkan Hukum Perlu Ruang Bijaksana

5 hari lalu

Kasus Landak Jawa Nyoman Sukena, Pakar Hukum: Penegakkan Hukum Perlu Ruang Bijaksana

I Nyoman Sukena, 38 tahun, warga Bali dituntut bebas dalam kasus kepemilikan landak Jawa, salah satu satwa dilindungi tanpa izin

Baca Selengkapnya

Info BMKG, Dua Kali Sabtu Bali-Lombok Digoyang Gempa

5 hari lalu

Info BMKG, Dua Kali Sabtu Bali-Lombok Digoyang Gempa

Gempa terkini telah menggetarkan sebagian Bali dan Nusa Tenggara Barat pada Sabtu pagi, 14 September 2024.

Baca Selengkapnya