Soal Sampah Tak Kunjung Selesai, Kota Yogya dan Bantul Teken Kerjasama Disaksikan Sultan

Sabtu, 18 Mei 2024 06:06 WIB

Pemerintah Kota Yogyakarta dan Kabupaten Bantul meneken kerjasama kelola sampah bersama di hadapan Gubernur DIY Sri Sultan HB X di Kepatihan Jumat, 17 Mei 2024. Dok.istimewa

TEMPO.CO, Yogykarta - Persoalan sampah di Yogyakarta seolah tak kunjung usai penutupan permanen Tempat Pengelolaan Akhir atau TPA Piyungan awal Mei 2024 lalu. Kondisi sampah tak tertangani ini berpotensi mencoreng Yogyakarta sebagai Kota Wisata yang semestinya bersih dari sampah.

TPA Piyungan yang selama 28 tahun terakhir menjadi tumpuan pembuangan sampah dari Kabupaten Sleman, Bantul dan Kota Yogyakarta telah overload, sehingga ditutup permanen oleh Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta atau DIY.

Penutupan TPA Piyungan pun ternyata membuat pemerintah kabupaten/kota turut kalang kabut menangani volume sampah yang masuk. Depo-depo sampah, terutama di Kota Yogyakarta penuh dan tak terangkut. Sampah dari warga pun dibuang sembarangan ketika depo0depo itu tak bisa lagi menampung.

Kerja sama dengan Bantul

Pemerintah Kota Yogyakarta dan Pemerintah Kabupaten Bantul akhirnya bersepakat dalam mengelola sampah secara bersama.

Pada Jumat 17 Mei 2024 di Kompleks Kantor Gubernur DIY Kepatihan, Penjabat Wali Kota Yogyakarta Singgih Rahardjo dan Bupati Bantul Abdul Halim Muslih meneken kerjasama pengelolaan sampah di wilayahnya disaksikan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X.

Advertising
Advertising

"Kerja sama dua pemerintah daerah ini diharapkan dapat mewujudkan pengelolaan sampah secara mandiri," kata Sultan.

Sultan menuturkan, Kota Yogyakarta yang wilayahnya sangat padat pemukiman jelas tidak memungkinkan untuk menambah lahan untuk mengelola sampah. Sedangkan Kabupaten Bantul wilayahnya masih memadai.

"Kota Yogyakarta tidak punya lahan, lalu bekerjasama untuk melakukan proses pengolahan sampahnya di Kabupaten Bantul," kata Sultan.

Pengelolaan sampah dua pemerintah daerah itu akan dilakukan di tempat pengolahan sampah terpadu atau TPST Bawuran. Di lokasi itu sampagh juga bisa diolah sehingga menghasilkan produk dengan nilai ekonomis bagi masyarakat.

Sultan mengimbau pihak lurah bisa lebih berperan dalam upaya pengelolaan sampah di wilayah. "Lurah punya tanggung jawab terhadap pengelolaan sampah di wilayahnya masing-masing, sebab Kalurahan ini juga sudah dibantu anggaran sebesar Rp100 juta," kata Sultan.

Pengolahan sampah 100 ton per hari

Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih mengatakan, Pemerintah Kabupaten Bantul siap mengelola sampahnya secara mandiri dan menjadi mitra dari Pemerintah Kota Yogyakarta. Sebagai skema transisi, saat ini telah dibangun Intermediate Treatment Facility atau ITF Pusat Karbonasi dengan menempatkan peralatan pengolahan sampah yang mampu mengolah sampah sampai dengan 100 ton per hari.

"Sampah yang diterima dari kota nantinya dilakukan pemilahan, kemudian dikarbonasi untuk sampah yang bersifat residual. Dengan demikian sampah akan selesai, tuntas ditempat itu dan ini akan meningkat secara untuk skala dan kapasitas pengelolaannya," ungkapnya.

Menurut Halim, untuk sementara ini pihaknya baru akan mengoptimalkan sampai dua modul saja dengan kapasitas 50 ton. Secara bertahap nantinya kapasitas pengolahan akan dimaksimalkan sampai 100 ton. Pengolahan yang lebih modern juga tengah disiapkan di sebelah TPST Bawuran, yakni mengolah sampah menjadi papan yang bisa digunakan di sektor industri lanjutan.

Melalui program Bantul Resilient Green City, proses pembangunan akan terus dilanjutkan dengan pembangunan pabrik pengolah sampah yang mampu mengolah hingga 200 ton per hari. Selain itu juga akan diproduksi sampah organik itu pupuk kompos yang akan dimanfaatkan untuk memberikan dukungan ke lumbung mataram DIY," katanya.

Adapun Penanggung jawab Wali Kota Yogyakarta, Singgih Raharjo mengatakan, proses pengiriman sampah ke Bantul untuk diolah sudah dilakukan sejak pertengahan April 2024 lalu.

"Total sampah yang belum tertangani dan kami kerja samakan dengan Bantul ada sekitar 60 ton, jadi harapannya tidak ada lagi sampah yang tersisa di Yogyakarta. Mesin (pengolah sampah) dari Bantul dan modalnya kami membeli jasa. Ini juga salah satu solusi kami lantaran lahan sempit di kota," kata Singgih.

Pilihan editor: Sampah Menyebar di Beberapa Titik Jalan usai Libur Panjang, Begini Pengolahan Limbah di Yogyakarta

Berita terkait

Ide Awal Tim Mahasiswa UGM Manfaatkan Limbah Tulang Hewan untuk Filtrasi Air Limbah dan Irigasi Sawah

38 menit lalu

Ide Awal Tim Mahasiswa UGM Manfaatkan Limbah Tulang Hewan untuk Filtrasi Air Limbah dan Irigasi Sawah

Tim mahasiswa UGM menciptakan inovasi dengan memanfaatkan limbah gigi dan tulang hewan sebagai filter air limbah yang diolah menjadi air irigasi sawah

Baca Selengkapnya

Pelaku Kreatif Kumpul di Yogya Soroti Ekosistem Board Game untuk Dongkrak Wisata

15 jam lalu

Pelaku Kreatif Kumpul di Yogya Soroti Ekosistem Board Game untuk Dongkrak Wisata

Ratusan pelaku industri kreatif berkumpul di Yogyakarta menyoroti tentang ekosistem board game dan kontribusinya bagi sektor wisata di Tanah Air.

Baca Selengkapnya

Saat Raja Keraton Yogya Mendadak Jadi Barista Di Ajang Jogja Coffee Week 2024

1 hari lalu

Saat Raja Keraton Yogya Mendadak Jadi Barista Di Ajang Jogja Coffee Week 2024

Sri Sultan Hamengku Buwono X mendadak jadi barista dalam pembukaan event Jogja Coffee Week 2024 di Jogja Expo Center (JEC), Yogyakarta Jumat 6 September 2024.

Baca Selengkapnya

Ramai Penolakan Tempat Hiburan Malam di Yogya, Ini Respon Sultan HB X

1 hari lalu

Ramai Penolakan Tempat Hiburan Malam di Yogya, Ini Respon Sultan HB X

Sultan HB X merespon penolakan warga terhadap rencana beroperasinya hiburan malam di Sleman, Yogyakarta

Baca Selengkapnya

Profil Prof Mubyarto, Sosok Penggagas Ekonomi Kerakyatan

3 hari lalu

Profil Prof Mubyarto, Sosok Penggagas Ekonomi Kerakyatan

Prof Mubyarto merupakan akademisi dan penggagas ide-ide mengenai konsep Ekonomi Kerakyatan dan Ekonomi Pancasila

Baca Selengkapnya

Jaga Sumbu Filosofi Steril Alat Peraga Kampanye Pilkada, Yogyakarta Revisi Aturan

3 hari lalu

Jaga Sumbu Filosofi Steril Alat Peraga Kampanye Pilkada, Yogyakarta Revisi Aturan

Kawasan Sumbu Filosofi merujuk garis imajiner yang membentang dari Tugu Yogyakarta-Malioboro-Keraton- Panggung Krapyak Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Melihat Tengkorak Gajah Blora hingga Senjata Prajurit Pangeran Diponegoro di Vredeburg Fair 2024

3 hari lalu

Melihat Tengkorak Gajah Blora hingga Senjata Prajurit Pangeran Diponegoro di Vredeburg Fair 2024

Replika raksasa Tengkorak Gajah Blora hingga Homo Erectus P-VIII, yang dulu dikenal sebagai Pithecanthropus erectus, ada di Vredeburg Fair.

Baca Selengkapnya

Sultan HB X Minta Para Politisi Ikut Jaga Yogyakarta Tetap Aman selama Pilkada

4 hari lalu

Sultan HB X Minta Para Politisi Ikut Jaga Yogyakarta Tetap Aman selama Pilkada

Yogyakarta yang memiliki destinasi populer di tiap kabupaten/kota dinilai butuh suasana kondusif termasuk dalam momentum Pilkada ini.

Baca Selengkapnya

Awal September, Ada Pesta Rakyat Sepanjang Pekan di Teras Malioboro Yogyakarta

4 hari lalu

Awal September, Ada Pesta Rakyat Sepanjang Pekan di Teras Malioboro Yogyakarta

Wisatawan tidak hanya sekadar bisa berbelanja berbagai cinderamata unik, namun juga bisa menikmati berbagai kuliner tradisional Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Peringati 12 Tahun UU Keistimewaan, Yogyakarta Siapkan 487 Acara Selama 30 Hari

4 hari lalu

Peringati 12 Tahun UU Keistimewaan, Yogyakarta Siapkan 487 Acara Selama 30 Hari

Event itu tersebar di lima kabupaten/kota di DI Yogyakarta pada 12 Agustus hingga 12 September 2024.

Baca Selengkapnya