Sumbu Filosofi Yogyakarta Diakui UNESCO, Makna Garis Imajiner Gunung Merapi ke Laut Selatan

Kamis, 9 Mei 2024 13:52 WIB

Tugu Yogyakarta, pada awal dibangun pada era Sultan HB I sempat setinggi 25 meter. Dok. Pemkot Yogyakarta.

TEMPO.CO, Jakarta - Momen bersejarah bagi Indonesia, khususnya bagi masyarakat Yogyakarta, karena Sumbu Filosofi Yogya diakui secara resmi oleh UNESCO. Pengakuan ini memperkuat status Yogyakarta sebagai pusat kebudayaan dan warisan dunia yang kaya akan nilai-nilai filosofis yang mendalam.

Penyerahan sertifikat inskripsi Warisan Budaya Dunia dari UNESCO diberikan Sekretaris Direktorat Jenderal Kerja Sama Multilateral, Kementerian Luar Negeri, Yohpy Ichsan Wardana kepada Direktur Jenderal Kebudayaan (Dirjen Kebudayaan), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Hilmar Farid, di Graha Insan Pendidikan Berprestasi, Kantor Kemendikbudristek, pada Kamis, 25 April 2024.

Tetapi apa sebenarnya yang dimaksud dengan Sumbu Filosofi Yogyakarta? Sumbu filosofi itu merupakan konsep yang menggambarkan keberagaman budaya, spiritualitas, dan kearifan lokal yang terkandung dalam kehidupan masyarakat Yogyakarta. Ini mencakup berbagai aspek kehidupan, mulai dari seni, adat istiadat, hingga filosofi hidup yang melekat dalam setiap tindakan dan tradisi.

Menurut Bapak Slamet Raharjo, seorang pakar budaya dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Sumbu Filosofi Yogya dapat diibaratkan sebagai "jiwa" atau "ruh" yang menggerakkan kehidupan masyarakat Yogyakarta. Ini mencakup nilai-nilai seperti gotong royong, kebersamaan, serta rasa hormat terhadap alam dan leluhur.

Salah satu contoh yang sering dikutip adalah konsep "Rasa" dalam budaya Jawa. "Rasa" mengacu pada rasa kebersamaan, empati, dan perasaan saling menghormati yang menjadi landasan dalam interaksi sosial masyarakat Yogyakarta. Konsep ini tercermin dalam berbagai tradisi seperti slametan, upacara adat, dan hubungan antarwarga dalam komunitas.

Pengakuan UNESCO terhadap Sumbu Filosofi Yogya juga menggarisbawahi pentingnya melestarikan warisan budaya dan nilai-nilai lokal di tengah arus globalisasi yang semakin mengglobal. Menjaga keberagaman budaya dan mewariskannya kepada generasi mendatang menjadi tanggung jawab bersama bagi masyarakat Yogyakarta.

Advertising
Advertising

Sumbu Filosofi Yogyakarta merupakan garis imajiner dari Gunung Merapi, Tugu, Kraton Yogyakarta, Panggung Krapyak, hingga Pantai Selatan. Garis lurus yang mempertemukan daratan dan lautan.

Namun, pengakuan ini juga menyoroti tantangan yang dihadapi dalam menjaga keberlangsungan Sumbu Filosofi Yogya. Salah satunya adalah pengaruh modernisasi dan perubahan sosial yang dapat menggeser nilai-nilai tradisional. Oleh karena itu, perlu adanya upaya nyata dari pemerintah, lembaga budaya, dan masyarakat untuk melindungi dan memperkuat warisan budaya ini.

Pemerintah Kota Yogyakarta telah merespons pengakuan ini dengan menginisiasi berbagai program untuk melestarikan Sumbu Filosofi Yogya. Program-program ini mencakup pelatihan budaya bagi generasi muda, revitalisasi situs bersejarah, serta promosi budaya lokal melalui seni dan pariwisata.

Selain itu, kerja sama antara pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, dan komunitas lokal juga dianggap penting dalam memperkuat Sumbu Filosofi Yogya. Dengan bersama-sama, mereka dapat mengembangkan strategi yang efektif untuk menjaga keberlangsungan dan relevansi nilai-nilai tradisional dalam era modern ini.

Tidak hanya bagi masyarakat Yogyakarta, pengakuan UNESCO terhadap Sumbu Filosofi Yogya juga memberikan inspirasi bagi negara-negara lain dalam menjaga dan menghargai warisan budaya mereka sendiri. Hal ini mengingatkan kita akan pentingnya memahami dan merawat akar budaya sebagai fondasi dari identitas dan keberadaan kita sebagai manusia.

Sebagai bagian dari warisan dunia, Sumbu Filosofi Yogya bukan hanya milik masyarakat Yogyakarta, tetapi juga merupakan warisan berharga bagi seluruh umat manusia. Dengan memahami dan menghargai keberagaman budaya, kita dapat membangun dunia yang lebih harmonis dan berkelanjutan bagi generasi-generasi mendatang.

Pilihan Editor: UNESCO Tetapkan Sumbu Filosofi Yogyakarta sebagai Warisan Dunia, Panggung-Kraton-Tugu

Berita terkait

Ganjar Baca Peluang Kemenangan Hasto Wardoyo di Tengah Basis Muhammadiyah Yogyakarta

2 jam lalu

Ganjar Baca Peluang Kemenangan Hasto Wardoyo di Tengah Basis Muhammadiyah Yogyakarta

Yogyakarta dikenal memiliki basis massa besar dari kalangan Muhammadiyah. Bagaimana peluang Hasto Wardoyo di Pilkada Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Cerita Koordinator Staf Khusus Ari Dwipayana Pamit Jokowi, Siap Pulang ke UGM

13 jam lalu

Cerita Koordinator Staf Khusus Ari Dwipayana Pamit Jokowi, Siap Pulang ke UGM

Anak Agung Gde Ngurah Ari Dwipayana, koordinator staf khusus Presiden Jokowi saat ini juga menjadi salah satu komisaris PT Pupuk Indonesia.

Baca Selengkapnya

BMKG Wanti-wanti Gelombang Tinggi Oktober, Nelayan Gunungkidul Yogyakarta Libur Melaut

20 jam lalu

BMKG Wanti-wanti Gelombang Tinggi Oktober, Nelayan Gunungkidul Yogyakarta Libur Melaut

Peluang gelombang setinggi 2,5 hingga 4 meter memungkinkan terjadi di sejumlah wilayah perairan, termasuk Samudra Hindia di selatan Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Pariwisata Sumbang PAD Sleman Rp283,53 Miliar, Terbesar dari Pajak Hotel dan Restoran

1 hari lalu

Pariwisata Sumbang PAD Sleman Rp283,53 Miliar, Terbesar dari Pajak Hotel dan Restoran

Hingga September 2024 sebanyak 5,95 juta orang berwisata ke berbagai destinasi di Sleman, Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Pantai Gesing Gunungkidul Dibangun jadi Pelabuhan Pendaratan Ikan Berbasis Pariwisata

1 hari lalu

Pantai Gesing Gunungkidul Dibangun jadi Pelabuhan Pendaratan Ikan Berbasis Pariwisata

PPI Pantai Gesing telah selesai dibangun dan diproyeksikan menjadi Tourism Fishing Port atau pelabuhan perikanan berbasis pariwisata.

Baca Selengkapnya

Jogja Film Academy Gelar Wisuda dan Angkat Isu Kesehatan Mental dalam Karya Film Tugas Akhir

2 hari lalu

Jogja Film Academy Gelar Wisuda dan Angkat Isu Kesehatan Mental dalam Karya Film Tugas Akhir

Bagaimana prosesi wisuda Jogja Film Academy dan isu kesehatan mental yang dibahas dalam berbagai karya tugas akhir wisudawan?

Baca Selengkapnya

Agak Lain, Jogja Film Academy Gelar Wisuda di Bioskop

2 hari lalu

Agak Lain, Jogja Film Academy Gelar Wisuda di Bioskop

Prosesi wisuda Jogja Film Academy dilakukan di bioskop Empire XXI Cinema, Kota Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Cerita Eddy Hiariej dan Zainal Arifin Mochtar, Bersahabat meski Selalu Berdebat

2 hari lalu

Cerita Eddy Hiariej dan Zainal Arifin Mochtar, Bersahabat meski Selalu Berdebat

Cerita persahabatan dan perdebatan Eddy Hiariej dan Zainal Arifin Mochtar, ibarat DN Aidit dan Mohammad Natsir atau Tom dan Jerry?

Baca Selengkapnya

20 Kontingen Berpartisipasi dalam Porsenigama ke-41 UGM

2 hari lalu

20 Kontingen Berpartisipasi dalam Porsenigama ke-41 UGM

Apa itu Porsenigama dan bagaimana penyelenggaraannya? Koordinator Forkom UKM UGM mengajak mengingat tragedi Kanjuruhan yang terjadi 2 tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Jelang Kampanye Terbuka, Polisi Petakan Daerah Rawan Gesekan Massa di Kota Yogyakarta

2 hari lalu

Jelang Kampanye Terbuka, Polisi Petakan Daerah Rawan Gesekan Massa di Kota Yogyakarta

Kampanye terbuka di Kota Yogyakarta akan digelar antara lain pada 3 November, 7 November, dan 23 November 2024.

Baca Selengkapnya