Melihat Sejarah Pendirian Uni Emirat Arab di Etihad Museum Dubai
Reporter
Tempo.co
Editor
Mila Novita
Rabu, 1 Mei 2024 19:00 WIB
TEMPO.CO, Dubai - Bagi Uni Emirat Arab (UAE), 2 Desember 1971 adalah hari paling bersejarah. Di tanggal itulah negara itu resmi didirikan, setelah enam emirat atau keamiran menandatangani perjanjian. Jika penasaran bagaimana enam emirat, yang kemudian menjadi tujuh, itu bersatu, Etihad Museum di Dubai menyimpan kisahnya.
Tempo berkunjung ke museum itu pada Maret 2024 lalu. Kunjungan ke Etihad Museum merupakan bagian dari perjalanan yang diikuti lima jurnalis dari Indonesia atas undangan Department of Economy and Tourism of Dubai.
Etihad Museum yang dibuka pada 2017 ini dibangun di lokasi tempat lahirnya Uni Emirat Arab. Berada di Jalan Jumeirah Beach Road, tempat ini tidak sulit ditemukan. Sebuah bendera paling besar di negara bagian itu menjadi penandanya. Bendera itu dipasang di tiang setinggi 123 meter sehingga bisa terlihat dari kejauhan.
Para pendiri Uni Emirat Arab
Bentuk bangunan museum unik, mirip dengan gulungan kertas yang akan mengingatkan pada Treaty of the UAE. Di dalamnya terdapat benda-benda bersejarah yang berkaitan dengan peristiwa pendirian UEA, termasuk perjanjian penbentukan negara yang ditandatangani oleh para founding fathers UEA.
Para pendiri negara ini adalah Sheikh Zayed bin Sultan Al Nahyan dari Abu Dhabi, Sheikh Rashid bin Saeed Al Maktoum dari Dubai, Sheikh Khalid bin Mohammed Al Qasimi dari Sharjah, Sheikh Rashid bin Humaid Al Nuaimi dari Ajman, Sheikh Ahmed Bin Rashid Al Mualla dari Umm Al Quwain, dan Sheikh Mohammed bin Hamad Al Sharqi dari Fujairah. Setahun kemudian, Ras Al Khaimah yang dipimpin Sheikh Saqr bin Mohammed Al Qasimi baru bergabung.
Bentuk lain yang menonjol di museum ini adalah tujuh pilarnya yang berdiri sejajar. "Tujuh pilar ini melambangkan tujuh emirat yang menandatangani perjanjian," kata Hassa, pemandu yang menyambut kami di museum itu pada Maret 2024.
Ruangan nyaman dan modern
Memasuki museum, kami melewati pintu kaca yang terbuka otomatis menuju lobi. Di lobi ini terdapat sebuah prasasti besar dengan tulisan Arab merupakan salinan halaman pembuka konstitusi mereka.
Hassa, yang berasal dari Ras Al Khaimah, mengajak kami menjelajahi museum. Seperti museum-museum lain di Dubai, Etihad Museum memanjakan pengunjung dengan ruangan yang luas, nyaman, dan dilengkapi teknologi yang canggih.
Ada beberapa hal yang menarik di museum ini, salah satunya adalah sebuah taman mungil dengan pohon yang berdiri tegak di balik dinding kaca, tak jauh dari pintu masuk. Ini adalah Union Tree Garden. Pohon di dalamnya disebut dengan Union Tree, yang menurut situs resmi museum, ditanam oleh Syeikh Mohammed Bin Rashid Al Maktoum, Wakil Presiden dan Perdana Menteri U.A.E. yang juga Penguasa Dubai, di markas besar Union House pada 2 Desember 2012 yang kemudian dipindahkan.