Bulan RA Kartini: Sejarah Jepara dalam Catatan Penulis Portugis Tome Pires

Rabu, 24 April 2024 10:20 WIB

Wisatawan mengunjungi Museum RA Kartini di jalan Alun-alun Kota Jepara, Jawa Tengah, 19 April 2018. Museum yang didirikan pada 30 Maret 1975 dan menyimpan benda peninggalan RA Kartini beserta keluarga semasa hidup seperti foto keluarga, surat untuk teman Kartini, meja belajar dan mesin jahit serta benda yang bernilai sejarah yang ditemukan di wilayah Jepara itu mengalami lonjakan jumlah pengunjung hingga 200 persen setiap menjelang peringatan Hari Kartini, 21 April. ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho

TEMPO.CO, Jakarta - Ketika menyebut nama RA Kartini, pasti segera teringat akan perjuangan dan kontribusinya yang besar dalam memperjuangkan hak-hak wanita dan pendidikan di Indonesia, khususnya Kota Jepara.

Kota ini bukan hanya tempat kelahiran RA Kartini, tetapi juga sebuah kota yang kaya akan warisan budaya, perdagangan, dan perjuangan melawan penjajahan. Berikut ini adalah sejarah berdirinya kota Jepara, jauh sebelum Kartini berjuang.

Sejarah Jepara

Jepara merupakan sebuah kota yang kaya akan sejarah. Sebelum kerajaan-kerajaan berdiri di tanah Jawa, sekelompok penduduk sudah menghuni ujung pantai utara Jawa tersebut. Dipercaya bahwa mereka berasal dari daerah Yunnan Selatan dan bermigrasi ke selatan. Pada masa itu, Jepara terpisah oleh Selat Juwana.

Asal Nama Jepara

Advertising
Advertising

Dilansir dari buku terbitan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2019, “RATU KALINYAMAT, Sejarah atau Mitos?”, nama Jepara berasal dari berbagai perkataan, seperti Ujung Para, Ujung Mara, dan Jumpara, yang kemudian menjadi Jepara. Nama ini menggambarkan tempat pemukiman para pedagang yang melakukan berbagai transaksi perdagangan.

Selain itu, menurut buku "Sejarah Baru Dinasti Tang (618-906 M)", seorang musafir Tionghoa bernama I-Tsing pernah mengunjungi negeri Holing atau Kalingga, yang diyakini berlokasi di kawasan timur Jepara saat ini. Kawasan ini dipimpin oleh seorang raja wanita bernama Ratu Shima yang sangat tegas.

Menurut penulis Portugis Tome Pires, Jepara baru dikenal pada abad ke-XV (1470 M) sebagai bandar perdagangan kecil yang dihuni oleh sekitar 90-100 orang dan dipimpin oleh Aryo Timur di bawah pemerintahan Demak. Aryo Timur kemudian digantikan oleh putranya, Pati Unus, yang berupaya membangun Jepara menjadi kota niaga.

Peran Ratu Kalinyamat

Pada masa pemerintahan Ratu Kalinyamat (1549-1579), Jepara berkembang pesat menjadi bandar niaga utama di Pulau Jawa dan pangkalan angkatan laut. Ratu Kalinyamat dikenal dengan jiwa patriotisme anti penjajahan.

Ia bahkan mengirim armada perangnya untuk menggempur Portugis di Malaka pada 1551 dan 1574. Portugis menyebutnya sebagai "Rainha de Japara, Senhora Poderosa e Rica, de Kranige Dame" yang berarti Ratu Jepara yang sangat berkuasa dan kaya.

Meskipun serangan tersebut gagal, semangat patriotisme Ratu Kalinyamat tidak pernah padam. Pada Oktober 1574, ia mengirimkan armada militernya yang lebih besar ke Malaka, namun juga tidak berhasil mengusir Portugis dari sana. Namun, perang-perang tersebut membuat Portugis takut dan jera berhadapan dengan Jepara.

Perjuangan Ratu Kalinyamat dan Jepara dalam melawan Portugis meninggalkan warisan berharga. Komplek kuburan yang dikenal sebagai Makam Tentara Jawa di Malaka menjadi bukti sejarah perang besar antara Jepara dan Portugis. Selain itu, Ratu Kalinyamat juga berjasa dalam mengembangkan seni ukir yang sekarang menjadi andalan utama ekonomi Jepara.

Dikutip dari ppid.jepara.go.id, Ratu Kalinyamat meninggal pada 1579 dan dikebumikan di Mantingan, Jepara, berdekatan dengan makam suaminya, Pangeran Hadiri.

Berdasarkan prestasi gemilang yang telah membawa kemakmuran bagi Jepara, hari penobatannya sebagai penguasa Jepara ditetapkan menjadi Hari Jadi Jepara, yakni pada 10 April 1549 ditandai dengan Candra Sengkala "Trus Karya Tataning Bumi" yang bermakna "terus bekerja keras membangun daerah".

Pilihan Editor: Rekomendasi 7 Destinasi Wisata di Bumi RA Kartini Jepara

Berita terkait

Rekomendasi 7 destinasi Wisata di Bumi RA Kartini Jepara

24 hari lalu

Rekomendasi 7 destinasi Wisata di Bumi RA Kartini Jepara

Jepara asal RA Kartini memiliki beragam potensi destinasi wisata menarik, salah satunya adalah Taman Nasional Karimunjawa.

Baca Selengkapnya

Kakak RA Kartini, Sosok Sosrokartono Si Jenius dari Timur Kuasai 36 Bahasa dan Wartawan Perang

24 hari lalu

Kakak RA Kartini, Sosok Sosrokartono Si Jenius dari Timur Kuasai 36 Bahasa dan Wartawan Perang

Sosok Sosrokartono lebih jarang dilirik daripada sang adik, RA Kartini. Kisah hidupnya sangat berwarna dan penuh petualangan sebagai wartawan perang.

Baca Selengkapnya

Selain RA Kartini, Ini Peran Besar 2 Sosok Perempuan Tangguh Lain dari Jepara

25 hari lalu

Selain RA Kartini, Ini Peran Besar 2 Sosok Perempuan Tangguh Lain dari Jepara

Jepara memberikan kontribusi besar dalam sejarah dan budaya dengan 'melahirkan' sosok RA Kartini, Ratu Kalinyamat, dan Ratu Shima.

Baca Selengkapnya

Daftar Film Perjuangan Kartini Berikut Sinopsisnya

26 hari lalu

Daftar Film Perjuangan Kartini Berikut Sinopsisnya

Film-film yang menggambarkan perjuangan R.A Kartini

Baca Selengkapnya

Jejak Surat RA Kartini: Emansipasi Hingga Agama

26 hari lalu

Jejak Surat RA Kartini: Emansipasi Hingga Agama

Potongan-potongan surat RA Kartini yang menunjukan perjuangan wanita

Baca Selengkapnya

Komunitas Budaya UI Bacakan Surat RA Kartini, Ide-ide Emansipasi Kembali Bergaung

28 hari lalu

Komunitas Budaya UI Bacakan Surat RA Kartini, Ide-ide Emansipasi Kembali Bergaung

Menyambut Hari Kartini, komunitas Bakul Budaya FIB UI membacakan surat-surat bersejarah RA Kartini.

Baca Selengkapnya

Asal-usul Tradisi Lomban Setiap Bulan Syawal di Jepara

30 hari lalu

Asal-usul Tradisi Lomban Setiap Bulan Syawal di Jepara

Tradisi Lomban setiap bulan Syawal di jepara telah berlangsung sejak ratusan tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Kirim Surat Amicus Curiae ke MK, Megawati Menyitir Ucapan RA Kartini

32 hari lalu

Kirim Surat Amicus Curiae ke MK, Megawati Menyitir Ucapan RA Kartini

Megawati mengirimkan surat Amicus Curiae ke MK. Bertuliskan tangan, Mega menyitir perkataan RA Kartini. Begini isinya.

Baca Selengkapnya

Walhi dan Pokja Pesisir Kaltim: Teluk Balikpapan Rusak akibat Pembangunan IKN

37 hari lalu

Walhi dan Pokja Pesisir Kaltim: Teluk Balikpapan Rusak akibat Pembangunan IKN

Walhi dan Pokja Pesisir Kalimantan Timur sebut kerusakan Teluk Balikpapan salah satunya karena efek pembangunan IKN.

Baca Selengkapnya

Divonis 7 Bulan Penjara, Aktivis Penolak Tambak Udang Karimunjawa Banding

43 hari lalu

Divonis 7 Bulan Penjara, Aktivis Penolak Tambak Udang Karimunjawa Banding

Daniel Frits Maurits Tangkilisan, aktivis penolak tambak udang di Karimunjawa, mengajukan banding atas vonis hakim

Baca Selengkapnya