Wisatawan Protes Banyak Sampah Plastik di Ha Long Bay

Reporter

magang_merdeka

Editor

Mila Novita

Selasa, 26 Maret 2024 10:00 WIB

Ha Long Bay Vietnam (Pixabay)

TEMPO.CO, Jakarta - Berkembangnya pariwisata di Ha Long Bay di Vietnam telah menarik perhatian global. Namun sayangnya, popularitasnya juga membawa dampak negatif yang serius. Wisatawan yang mengunjungi tempat ini semakin sering menemukan sampah plastik yang mengganggu pengalaman mereka.

Alex Brauwalder dari Swiss, Patricia Mayerhofer dari Australia, dan Ged Kelly dari Inggris adalah beberapa contoh turis yang merasa kecewa dan marah karena melihat banyaknya sampah plastik di Ha Long Bay.

Brauwalder, yang mengunjungi Ha Long Bay - Lan Ha Bay - Cat Ba Island pada pertengahan Febrari mengatakan bahwa sampah plastik tersebar sepanjang beberapa ratus meter sehingga dia tidak bisa berenang di sana.

Patricia Mayerhofer juga mengalami hal yang sama. Ketika ke Ha Long Bay pada 20-23 Februari, dia mengatakan bahwa situs warisan dunia itu seperti tempat pembuangan smapah. Dia diberitahu operator tur bahwa sampah tersebut berasal dari desa nelayan atau dibuang oleh turis. "Saya melihat bahwa Vietnam tidak terlalu peduli dengan isu lingkungan," kata dia.

Pengalaman yang sama diungkapkan Ged Kelly. Ketika kayak selama 20 menit pada sore hari 4 Maret lalu, dia melihat botol plastik, botol kaleng, sarung tangan, bahkan kursi mengapung di laut.

Sampah pada musim ramai

Sampah plastik cenderung lebih banyak muncul di kawasan Ha Long Bay dan Cat Ba Island yang terkenal dengan wisata kapal pesiar dan aktivitas kayak, dari bulan September hingga Mei. Ini bertepatan dengan musim pariwisata internasional.

Masalah ini tampaknya menjadi masalah yang berkepanjangan, meskipun pihak berwenang telah melakukan upaya untuk membersihkan sampah. Bahkan majalah Fodor's Travel telah memasukkan Ha Long Bay dalam daftar tahunan tujuan wisata yang sebaiknya dihindari karena masalah sampahnya yang kronis.

Upaya mengurangi sampah

Sampah plastik tersebut diyakini berasal dari berbagai sumber, termasuk desa nelayan dan perilaku tidak bertanggung jawab dari wisatawan sendiri. Meskipun demikian, tanggung jawab utama untuk menangani masalah ini tetap pada pihak berwenang setempat. Upaya telah dilakukan untuk membersihkan kawasan tersebut, tetapi tantangan besar tetap ada karena masalah ini bukan hanya terkait dengan sampah yang sudah ada, tetapi juga pencegahan sampah baru.

Sementara itu, Asosiasi Kapal Pesiar Lan Ha telah berusaha untuk mengurangi dampak negatif wisatawan dengan menyewa perahu sendiri untuk membersihkan sampah secara berkala. Namun, penting bagi pihak berwenang dan industri pariwisata untuk bekerja sama dalam menemukan solusi yang berkelanjutan untuk masalah ini.

Advertising
Advertising

Wisatawan seperti Brauwalder juga mengajukan tuntutan untuk tindakan yang lebih tegas terhadap sumber sampah plastik di Ha Long Bay dan Pulau Cat Ba. Mereka bahkan bersedia membayar lebih untuk mendukung upaya membersihkan kawasan warisan budaya tersebut.

“Jika tidak ada upaya serius, wisatawan internasional akan berpaling dari lokasi ini dalam beberapa tahun. Mari kita perhatikan masalah besar daripada keuntungan jangka pendek,” kata Brauwalder.

Ia juga menambahkan, bahwa ia telah mengirimkan petisi ke UNESCO mengenai masalah pencemaran di kepulauan Ha Long Bay.

PUTRI ANI | VN EXPRESS

Pilihan Editor: Ha Long Bay Vietnam Masuk Daftar Tempat Wisata yang Sebaiknya Dihindari 2024, Ini Alasannya

Berita terkait

Vietnam Buka Tur di Tengah Hutan Malam Hari, Apa Saja yang Bisa Dinikmati?

1 hari lalu

Vietnam Buka Tur di Tengah Hutan Malam Hari, Apa Saja yang Bisa Dinikmati?

Cuc Phuong di Veitnam merupakan taman nasional tertua dan terbesar di Vietnam, banyak hal yang ditawarkan kepada wisatawan.

Baca Selengkapnya

KKP Tangkap Kapal Asing Vietnam di Laut Natuna, Nakhoda: Ikan di RI Masih Banyak

3 hari lalu

KKP Tangkap Kapal Asing Vietnam di Laut Natuna, Nakhoda: Ikan di RI Masih Banyak

Kapal asing Vietnam ditangkap di Laut Natuna. Mengeruk ikan-ikan kecil untuk produksi saus kecap ikan.

Baca Selengkapnya

KKP Tangkap 3 Kapal Ikan Asing di Laut Natuna dan Selat Malaka, Berbendera Vietnam dan Malaysia

4 hari lalu

KKP Tangkap 3 Kapal Ikan Asing di Laut Natuna dan Selat Malaka, Berbendera Vietnam dan Malaysia

Dua Kapal Ikan Asing berbendera Vietnam sempat hendak kabur sehingga petugas harus mengeluarkan tembakan peringatan.

Baca Selengkapnya

Helldy: Aspal Plastik di Cilegon Bisa Jadi Percontohan

4 hari lalu

Helldy: Aspal Plastik di Cilegon Bisa Jadi Percontohan

Aliansi Kabupaten/Kota Peduli Sanitasi akan berkunjung ke Kota Cilegon. Penggunaan aspal plastik dapat menjadi contoh implementasi pengolahan sampah.

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

5 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

6 hari lalu

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

Sejumlah negara sedang mengalami cuaca panas ekstrem. Mana saja yang sebaiknya tak dikunjungi?

Baca Selengkapnya

Vietnam Didatangi 6,2 Juta Turis Asing pada Januari - April 2024, Lebih Tinggi dari Sebelum Pandemi

7 hari lalu

Vietnam Didatangi 6,2 Juta Turis Asing pada Januari - April 2024, Lebih Tinggi dari Sebelum Pandemi

Korea Selatan tercatat sebagai negara penyumbang wisatawan asing terbesar di Vietnam dengan jumlah 1,6 juta orang.

Baca Selengkapnya

Trenggono Akui Ekosistem Budi Daya Lobster Belum Terbentuk

9 hari lalu

Trenggono Akui Ekosistem Budi Daya Lobster Belum Terbentuk

Trenggono menjelaskan alasannya menggandeng negara tetangga, Vietnam untuk budi daya benih lobster. Trenggono telah membuka keran ekspor benur.

Baca Selengkapnya

Sebut Lobster Komoditas Unggul Indonesia, Trenggono Terimakasih ke Vietnam

9 hari lalu

Sebut Lobster Komoditas Unggul Indonesia, Trenggono Terimakasih ke Vietnam

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengatakan bahwa setidaknya ada lima komoditas di sektor perikanan dan kelautan Tanah Air yang unggul. Ia menyebut lima komoditas itu di antaranya udang, rumput laut, tilapia, lobster, dan kepiting.

Baca Selengkapnya

Bukan Hanya Malaysia , 3 Negara Asia Tenggara ini Pernah Lakukan Pencurian Ikan di Indonesia

10 hari lalu

Bukan Hanya Malaysia , 3 Negara Asia Tenggara ini Pernah Lakukan Pencurian Ikan di Indonesia

Sejumlah nelayan dari negara tetangga beberapa kali terlibat pencurian ikan di perairan Indonesia

Baca Selengkapnya