Kemarau Mundur, Libur Lebaran di Yogyakarta Diprediksi Masih Masuk Musim Hujan

Kamis, 21 Maret 2024 08:00 WIB

Wisatawan menyambangi kawasan Kaliurang Park Sleman Sabtu (30/12). Tempo/Pribadi Wicaksono

TEMPO.CO, Yogyakarta - Musim kemarau di Yogyakarta diprediksi mundur, meski pada akhir Maret ini hujan mulai terasa jarang turun. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika atau BMKG Yogyakarta nenyatakan musim kemarau di Daerah Istimewa Yogyakarta atau DIY diprediksi baru terjadi pada awal Mei atau Mei dasarian I, bukan bulan April.

"Wilayah DIY yang mengalami musim kemarau awal Mei meliputi Kabupaten Sleman bagian utara, Kabupaten Kulon Progo bagian utara, Kabupaten Gunungkidul bagian tengah dan selatan, Kota Yogyakarta," kata Kepala Stasiun Meteorologi BMKG Yogyakarta, Warjono, Rabu 20 Maret 2024.

Jika mengacu periode cuti bersama dan libur Lebaran yang jatuh pada tanggal 8 hingga 15 April 2024, wilayah DIY pada periode itu masih masuk musim penghujan. Masa peralihan atau pancaroba dari penghujan ke kemarau ini yang menurut BMKG perlu diwaspadai. Terutama kalangan pemudik lebaran nanti.

"Pada periode peralihan musim hujan ke kemarau April – Mei ini yang perlu diwaspadai potensi terjadinya cuaca ekstrem, naiknya intensitas hujan sedang – lebat yang disertai petir dan angin kencang," kata Warjono.

Dinamika cuaca pancaroba itu seperti terjadi pekan ini. Meski awal pekan ini pertumbuhan awan hujan yang terpantau satelit minim, namun kondisi cuaca cerah berawan itu diprediksi hanya sampai 21 Maret 2024 saja.

Advertising
Advertising

Prospek cuaca tiga harian di DIY yang dikeluarkan BMKG disebutkan pada tanggal 22-23 Maret 2024, hujan sedang-lebat disertai kilat/petir dan angin kencang mulai kembali terjadi di Kota Yogyakarta, Sleman, Kulonprogo bagian utara.

Minimnya hujan di akhir Maret ini, ujar Warjono, akibat pusat tekanan rendah di bagian barat dan utara Australia yang diikuti fenomena penyebaran arus angin atau divergensi di wilayah Jawa dan perairan selatan Jawa. Adapun pantauan Madden Julian Oscillation berada di Fase 7 (Western Pasific).

"Kondisi itu menandakan kurangnya kontribusi terhadap proses pembentukan awan hujan di wilayah Indonesia, termasuk Yogyakarta," kata dia.

Namun di satu sisi, faktor suhu muka laut atau SML baik dalam skala harian maupun mingguan di Laut Jawa dan Samudra Hindia selatan Jawa terpantau hangat sebesar 29 – 32 derajat celcius. Anomali SML terpantau positif atau hangat ini yang menambah potensi penguapan atau kandungan uap air dalam atmosfer wilayah DIY.

Pilihan editor: Awan Hujan Minim, Kondisi Perairan Selatan Yogyakarta Juga Diprediksi Lebih Ramah Pekan Ini


Berita terkait

Sumbu Filosofi Yogyakarta Diakui UNESCO, Makna Garis Imajiner Gunung Merapi ke Laut Selatan

4 jam lalu

Sumbu Filosofi Yogyakarta Diakui UNESCO, Makna Garis Imajiner Gunung Merapi ke Laut Selatan

UNESCO akui Sumbu Filosofi Yogyakarta, garis imajiner dari Gunung Merapi, Tugu, Keraton Yogyakarta, Panggung Krapyak, dan bermuara di Laut Selatan.

Baca Selengkapnya

Peristiwa Gejayan dan Kematian Moses Gatutkaca 26 Tahun Lalu, Siapa Tanggung Jawab?

4 jam lalu

Peristiwa Gejayan dan Kematian Moses Gatutkaca 26 Tahun Lalu, Siapa Tanggung Jawab?

Puncak aksi mahasiswa di Gejayan terjadi pada 8 Mei 1998 setelah salat Jumat. Moses Gatutkaca menjadi korban dengan luka parah. Siapa tanggung jawab?

Baca Selengkapnya

BMKG: Pulau Jawa Nihil Potensi Cuaca Hujan Lebat Hari Ini

9 jam lalu

BMKG: Pulau Jawa Nihil Potensi Cuaca Hujan Lebat Hari Ini

Tak banyak faktor yang mempengaruhi cuaca di wilayah Indonesia pada hari ini, Kamis 9 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Prediksi Cuaca Jabodetabek Hari Ini, Hujan Berpotensi Kembali Hadir di Jakarta

11 jam lalu

Prediksi Cuaca Jabodetabek Hari Ini, Hujan Berpotensi Kembali Hadir di Jakarta

Setelah absen beberapa lama, peringatan dini cuaca kembali diberikan BMKG untuk Jakarta pada hari ini, Kamis 9 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Antisipasi Musim Kemarau, Jokowi Siapkan Sumur Pompa

1 hari lalu

Antisipasi Musim Kemarau, Jokowi Siapkan Sumur Pompa

BMKG memperkirakan musim kemarau 2024 berlangsung pada Mei hingga Agustus.

Baca Selengkapnya

Daftar Pemilihan Gubernur yang Digelar pada Pilkada 2024, Mengapa Yogyakarta Tak Termasuk?

1 hari lalu

Daftar Pemilihan Gubernur yang Digelar pada Pilkada 2024, Mengapa Yogyakarta Tak Termasuk?

Pilkada 2024 akan dilaksanakan pada November 2024 di semua provinsi di seluruh Indonesia, kecuali Daerah Istimewa Yogyakarta. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Kenalkan Selokan Legendaris Van Der Wijck, Sleman Terbitkan Prangko Khusus

1 hari lalu

Kenalkan Selokan Legendaris Van Der Wijck, Sleman Terbitkan Prangko Khusus

Selokan Van Der Wijck berperan penting menjamin irigasi di Sleman, Yigyakarta. Dibuat pada masa Sri Sultan Hamengku Buwono VIII berkuasa.

Baca Selengkapnya

Masalah Sampah di Yogyakarta Tak Kunjung Tuntas, Sultan Beri Pesan Ini ke Kepala Daerah

1 hari lalu

Masalah Sampah di Yogyakarta Tak Kunjung Tuntas, Sultan Beri Pesan Ini ke Kepala Daerah

Yogyakarta sebagai destinasi wisata turut tercoreng oleh masalah sampah yang belum terselesaikan setelah TPA Piyungan tutup.

Baca Selengkapnya

Sultan HB X Beri Pesan Abdi Dalem Yogyakarta Amalkan Ajaran Leluhur Mataram, Apa Saja ?

1 hari lalu

Sultan HB X Beri Pesan Abdi Dalem Yogyakarta Amalkan Ajaran Leluhur Mataram, Apa Saja ?

Sultan Hamengku Buwono X memberi pesan khusus kepada abdi dalem Keraton Yogyakarta dan Kadipaten Pakualaman di acara Syawaan.

Baca Selengkapnya

Memasuki Musim Kemarau, 8 Tips Membeli AC untuk Mendinginkan Ruangan

2 hari lalu

Memasuki Musim Kemarau, 8 Tips Membeli AC untuk Mendinginkan Ruangan

Saat ini, negara iklim tropis sudah mulai memasuki musim kemarau sehingga tidak sedikit orang membutuh air conditioner atau AC. Simak tipsnya.

Baca Selengkapnya