Menjelang Hari Raya Nyepi, Pengerupukan Disertai Arakan Ogoh-ogoh

Rabu, 6 Maret 2024 10:01 WIB

Sejumlah anak-anak umat Hindu-Madura menyiapkan ogoh-ogoh untuk upacara pengerupukan menjelang hari raya Nyepi di Pura Kertabumi, desa Bongsowetan, Gresik, (03/22). TEMPO/Fully Syafi

TEMPO.CO, Jakarta - Satu hari sebelum Hari Raya Nyepi dilakukan, masyarakat Hindu akan melakukan upacara Mecaru yang dilaksanakan untuk menjaga harmonisasi alam semesta, diri manusia dan gangguan Bhuta Kala sebagai penyebab dari ketidakseimbangan, yang disebut Pengerupukan.

Dikutip dari laman simdos.unud.ac.id upacara ini juga disebut dengan upacara Tawur Kesanga atau Tawur Agung yang diselenggarakan sehari sebelum merayakan Nyepi, tepatnya pada bulan mati (tilem) Sasih Kesanga terakhir untuk melaksanakan upacara Bhuta Yadnya.

Upacara ini juga disebut sebagai upacara korban (Mecaru). Mecaru akan dilakukan di masing-masing desa adat dan di lingkungan rumah tangga. Pelaksanaan upacara di tingkat desa adat pada umunya dilakukan diperempatan jalan atau pertigaan karena diyakini keramat dan menjadi tempat tinggal para Bhuta Kala. Pelaksanaan upacara dilakukan pada tengai tepet (peralihan dari pagi ke siang) atau pada waktu sandikala (peralihan siang ke malam) karena menurut keyakinan umat Hindu pada waktu itulah para Bhuta Kala berkeliaran.

Sementara itu upacara Mecaru di setiap rumah tangga akan dilakukan pada sandikala di halaman sanggah atau merajan (tempat suci keluarga) masing-masing. Prosesi akan dilanjutkan dengan mebyakala, yaitu upacara pembersihan diri (bhuana alit) dari gangguan Bhuta Kala.

Pengerupukan di setiap rumah akan dilakukan dengan memukul kentungan (kulkul), menyapu, dan membawa obor mengelilingi rumah dengan tujuan mengusir Bhuta Kala dari pekarangan dan bilik-bilik rumah. Ini adalah prosesi simbolis yang diyakini umat Hindu Bali dalam menetralisir pengaruh buruk yang lekat dengan sifat Bhuta Kala.

Advertising
Advertising

Di tingkat desa, prosesi pengerupukan akan disertai dengan arak-arakan ogoh-ogoh mengelilingi desa diiringi bunyi-buyian keras seperti gong baleganjur dan kulkul yang merupakan bagian dari kepercayaan tradisional untuk mengusir kekuatan jahat.

Pada upacara ini, ogoh-ogoh merupakan manifestasi dari Bhuta Kala yang diwujudkan serupa raksasa, dengan bentuk yang abnormal, badan besar, rambut berantakan, dan wajah yang menyeramkan.

Malam pengerupukan dirayakan sembari menyambut malam tahun baru Saka sampai pukul 05.00 (WITA) pagi, biasanya semua masyarakat di Bali akan bersuka ria merayakan pengerupukan, jalan-jalan di Bali akan semarak dengan atraksi budaya arak-arakan ogoh-ogoh. Kemudian, setelah diarak mengelilingi desa ogoh-ogoh akan dibakar, sebagai simbol bahwa Bhuta kala telah dikembalikan ke tempatnya masing-masing.

Pilihan Editor: Menjelang Nyepi Umat Hindu Bali Gelar Upacara Melasti, Begini Prosesinya

Berita terkait

Polri Kirim 310 Kendaraan ke Bali, Tamu VVIP World Water Forum akan Dikawal dengan Kendaraan Listrik

29 menit lalu

Polri Kirim 310 Kendaraan ke Bali, Tamu VVIP World Water Forum akan Dikawal dengan Kendaraan Listrik

Korlantas Polri akan mengerahkan 2.446 personel untuk membantu pengamanan World Water Forum di Bali

Baca Selengkapnya

Majelis Adat Bali Dukung Langkah Kejaksaan Usut Dugaan Pemerasan oleh Bendesa Adat

4 jam lalu

Majelis Adat Bali Dukung Langkah Kejaksaan Usut Dugaan Pemerasan oleh Bendesa Adat

Kejaksaan Tinggi Bali melakukan OTT terhadap Bendesa Adat Berawa Ketut Riana yang diduga melakukan pemerasan terhadap investor.

Baca Selengkapnya

Korlantas Polri Kirim 1.530 Personel Amankan World Water Forum di Bali

7 jam lalu

Korlantas Polri Kirim 1.530 Personel Amankan World Water Forum di Bali

Kepala Korlantas Polri menggelar apel pelepasan petugas pengamanan dan pengawalan rute lalu lintas dan parkir untuk acara World Water Forum.

Baca Selengkapnya

Mengenal Sistem dan prosesi Pernikahan Adat Bali atau Pawiwahan

10 jam lalu

Mengenal Sistem dan prosesi Pernikahan Adat Bali atau Pawiwahan

Dalam pernikahan adat Bali disebut pawiwahan yang dalam pelaksanaannya terdiri dari berbagai bentuk prosesi penuh makna.

Baca Selengkapnya

Kejati Bali Periksa Tujuh Saksi soal Dugaan Bendesa Adat Peras Investor

1 hari lalu

Kejati Bali Periksa Tujuh Saksi soal Dugaan Bendesa Adat Peras Investor

Seorang Bendesa Adat di Bali ditangkap Kejaksaan atas dugaan pemerasan terhadap investor

Baca Selengkapnya

Kejati Bali Belum Temukan Korban Lain dalam Kasus Pemerasan Bendesa Adat Bali

1 hari lalu

Kejati Bali Belum Temukan Korban Lain dalam Kasus Pemerasan Bendesa Adat Bali

Kejati Bali menyatakan masih mendalami kasus pemerasan yang diduga dilakukan Bendesa Adat Bali.

Baca Selengkapnya

Tradisi Mepamit yang dilakukan Mahalini Sebelum Menikahi Rizky Febian, Ini Artinya

1 hari lalu

Tradisi Mepamit yang dilakukan Mahalini Sebelum Menikahi Rizky Febian, Ini Artinya

Pasangan penyanyi Rizky Febian dan Mahalini Raharja dikabarkan menggelar tradisi secara adat di Bali pada Ahad, 5 Mei 2024 sebelum pernikahan.

Baca Selengkapnya

Nusa Dua Bali jadi Tuan Rumah World Water Forum, Bakal Ada Pawai Budaya

1 hari lalu

Nusa Dua Bali jadi Tuan Rumah World Water Forum, Bakal Ada Pawai Budaya

World Water Forum akan dilangsungkan di dua venue di Nusa Dua Bali, The Westin Resort Nusa Dua dan Bali Nusa Dua Convention Center.

Baca Selengkapnya

Dugaan Bendesa Adat Memeras Pengusaha Rp 100 Miliar, Kejati Bali Akan Periksa 10 Saksi dalam Sepekan

2 hari lalu

Dugaan Bendesa Adat Memeras Pengusaha Rp 100 Miliar, Kejati Bali Akan Periksa 10 Saksi dalam Sepekan

Penyidik Kejati Bali telah memeriksa dua saksi kasus dugaan pemerasan oleh bendesa adat Berawa itu pada Senin, 6 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Zero Delta Q Akan Jadi Gagasan Indonesia di World Water Forum ke-10, Apa Itu?

3 hari lalu

Zero Delta Q Akan Jadi Gagasan Indonesia di World Water Forum ke-10, Apa Itu?

Indonesia akan mengusulkan penerapan kebijakan Zero Delta Q sebagai solusi pengendalian banjir dalam World Water Forum ke-10.

Baca Selengkapnya