Gunungan Oleh-oleh Yogyakarta Setinggi 11 Meter di Festival Teras Malioboro Bakal Pecahkan Rekor MURI

Kamis, 29 Februari 2024 18:00 WIB

Pusat UMKM Teras Malioboro Yogyakarta. Tempo/Pribadi Wicaksono

TEMPO.CO, Yogyakarta - Tak kurang 3.000 pelaku usaha mikro kecil menengah dan pedagang di kawasan Malioboro tengah mempersiapkan gunungan raksasa yang disusun dari berbagai jenis oleh-oleh khas Yogyakarta. Gunungan yang diproyeksi mencapai tinggi 11 meter itu bisa diperebutkan masyarakat serta wisatawan saat gelaran Festival Teras Malioboro 2024 yang berlangsung 5 dan 7 Maret 2024 nanti.

Dalam festival yang mengusung tema Neng, Ning, Nung, Nang itu, gunungan raksasa itu juga untuk memecahkan rekor Museum Rekor Indonesia atau MURI sebagai gunungan oleh-oleh terbesar dan tertinggi yang pernah ada serta melibatkan UMKM terbanyak.

"Gunungan setinggi 11 meter yang isinya oleh-oleh produksi pelaku UMKM Yogya ini sekalian untuk mengenalkan lebih luas Teras Malioboro sebagai pusatnya UMKM di Yogya," kata Kepala Dinas Koperasi dan UKM DIY Srie Nurkyatsiwi pada Kamis, 29 Februari 2024.

Siwi, sapaan Srie Nurkyatsiwi mengatakan Teras Malioboro sebagai pusat UMKM yang diisi para pedagang kaki lima yang dulunya berjualan di sepanjang trotoar Malioboro, sudah dua tahun ini beroperasi.

Teras Malioboro telah menjadi andalan destinasi wisata baru di dalam kawasan Malioboro. Terutama wisatawan yang hobi berbelanja oleh-oleh. Pusat pedagang kaki lima itu menjual berbagai oleh-oleh khas Yogya baik makanan juga fashion berbahan batik. Lokasi itu juga menjadi magnet yang diserbu wisatawan karena memiliki sentra kuliner tradisional.

Advertising
Advertising

Siwi mengatakan, tema Neng, Ning Nung, Nang dalam Festival Teras Malioboro 2024 ini merujuk empat tahapan falsafah Jawa perjalanan hidup manusia untuk menuju ke arah kemenangan atau keberhasilan. Intinya tentang kemenangan dari pertempuran besar seperti digambarkan dalam cerita Baratayuda antara kekuatan positif Pandawa Lima dan kekuatan negatif Kurawa

"Cara meraih kemenangan ini melalui laku prihatin yang melibatkan empat tahapan yang diilustrasikan dengan nada instrumen gamelan Jawa yakni Kempul, Bonang, dan Kenong yang menghasilkan bunyi Neng, Ning, Nung, Nang," kata dia.

Slamet Santoso, salah satu perwakilan pedagang Teras Malioboro mengatakan, sebelum pindah ke Teras Malioboro, pedagang selalu resah karena menempati tempat ilegal dan tak punya ijin dari pemerintah.

"Setelah ada Teras Malioboro, pedagang merasa aman karena punya legalitas sehingga nyaman berjualan," kata dia.

Disinggung soal pendapatan selama pindah di Teras Malioboro, Slamet mengatakan berproses dari bawah hingga akhirnya normal kembali.

"Pendapatan kami sekarang sudah kembali naik, karena jumlah dagangan sekarang jadi lebih banyak dibanding dulu saat masih berjualan di trotoar," kata dia.

Kepala Balai Layanan Bisnis dan UMKM DIY Hellen Phonica menambahkan, dalam festival ini akan ada pula Teras Malioboro Awards 2024 serta pemberian bantuan sosial renovasi rumah layak huni bagi pedagang dan UMKM Teras Malioboro.

PRIBADI WICAKSONO

Pilihan Editor: Paguyuban Andong dan Pedagang Ikut Tegakkan Aturan Malioboro Kawasan Tanpa Asap Rokok

Berita terkait

Daftar Pemilihan Gubernur yang Digelar pada Pilkada 2024, Mengapa Yogyakarta Tak Termasuk?

16 jam lalu

Daftar Pemilihan Gubernur yang Digelar pada Pilkada 2024, Mengapa Yogyakarta Tak Termasuk?

Pilkada 2024 akan dilaksanakan pada November 2024 di semua provinsi di seluruh Indonesia, kecuali Daerah Istimewa Yogyakarta. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Kenalkan Selokan Legendaris Van Der Wijck, Sleman Terbitkan Prangko Khusus

18 jam lalu

Kenalkan Selokan Legendaris Van Der Wijck, Sleman Terbitkan Prangko Khusus

Selokan Van Der Wijck berperan penting menjamin irigasi di Sleman, Yigyakarta. Dibuat pada masa Sri Sultan Hamengku Buwono VIII berkuasa.

Baca Selengkapnya

Masalah Sampah di Yogyakarta Tak Kunjung Tuntas, Sultan Beri Pesan Ini ke Kepala Daerah

1 hari lalu

Masalah Sampah di Yogyakarta Tak Kunjung Tuntas, Sultan Beri Pesan Ini ke Kepala Daerah

Yogyakarta sebagai destinasi wisata turut tercoreng oleh masalah sampah yang belum terselesaikan setelah TPA Piyungan tutup.

Baca Selengkapnya

Sultan HB X Beri Pesan Abdi Dalem Yogyakarta Amalkan Ajaran Leluhur Mataram, Apa Saja ?

1 hari lalu

Sultan HB X Beri Pesan Abdi Dalem Yogyakarta Amalkan Ajaran Leluhur Mataram, Apa Saja ?

Sultan Hamengku Buwono X memberi pesan khusus kepada abdi dalem Keraton Yogyakarta dan Kadipaten Pakualaman di acara Syawaan.

Baca Selengkapnya

Bukan Lewat YIA, 3 Ribuan Calon Jemaah Haji Yogyakarta Tahun Ini tetap Terbang Lewat Bandara Solo

1 hari lalu

Bukan Lewat YIA, 3 Ribuan Calon Jemaah Haji Yogyakarta Tahun Ini tetap Terbang Lewat Bandara Solo

Yogyakarta International Airport saat ini masih belum memiliki asrama haji untuk embarkasi.

Baca Selengkapnya

Yogyakarta Siapkan Regulasi Baru Pedoman Pendanaan Pendidikan, Pungutan Bakal Dilegalkan?

1 hari lalu

Yogyakarta Siapkan Regulasi Baru Pedoman Pendanaan Pendidikan, Pungutan Bakal Dilegalkan?

Salah satu beleid paling disorot terutama tentang pungutan sekolah di Yogyakarta, yang akan diubah istilahnya menjadi dana partisipasi.

Baca Selengkapnya

Respon PHRI DIY Pasca Bandara YIA Jadi Satu-Satunya Bandara Internasional DIY-Jateng

2 hari lalu

Respon PHRI DIY Pasca Bandara YIA Jadi Satu-Satunya Bandara Internasional DIY-Jateng

PHRI DIY merespon soal penetapan Bandara YIA sebagai bandara internasional satu-satunya di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Dosen UPN Veteran Yogyakarta Akui Dugaan Kekerasan Seksual, Ini Sanksi Kampus

2 hari lalu

Dosen UPN Veteran Yogyakarta Akui Dugaan Kekerasan Seksual, Ini Sanksi Kampus

Beredar surat permohonan maaf seorang dosen UPN Veteran Yogyakarta (UPNVYK) terkait dugaan kekerasan seksual kepada seorang mahasiswi kampus tersebut.

Baca Selengkapnya

Mengenal Tradisi Merti Desa Mbah Bregas di Sleman, Keteledanan dari Sosok Pengikut Sunan Kalijaga

3 hari lalu

Mengenal Tradisi Merti Desa Mbah Bregas di Sleman, Keteledanan dari Sosok Pengikut Sunan Kalijaga

Pelaksanaan upacara adat Merti Desa Mbah Bregas di Sleman hanya dilangsungkan satu tahun sekali, tepatnya Jumat kliwon pada Mei.

Baca Selengkapnya

Viral Benda Bercahaya Hijau Melintasi Langit Yogyakarta, Meteor?

3 hari lalu

Viral Benda Bercahaya Hijau Melintasi Langit Yogyakarta, Meteor?

Meteor terang atau fireball itu bergerak dari selatan ke utara, tak hanya terpantau di langit Yogyakarta tapi juga Solo, Magelang, dan Semarang

Baca Selengkapnya