Yogyakarta Sulap Pasar Tradisional Berwajah Modern, Dilengkapi Eskalator dan Plaza Kuliner

Selasa, 27 Februari 2024 20:16 WIB

Pasar Sentul Yogyakarta yang semula tampak sederhana menjadi bergaya Indis dan dilengkapi eskalator hingga plaza kuliner yang beroperasi hingga malam hari. Tempo/Pribadi Wicaksono

TEMPO.CO, Yogyakarta - Pemerintah Kota Yogyakarta kembali melanjutkan modernisasi pasar-pasar tradisionalnya agar tampak lebih anggun dan nyaman untuk berbelanja. Setelah menyulap Pasar Prawirotaman yang berada di kampung turis asing Prawirotaman menjadi lebih modern dengan kafe di bagian atasnya, giliran Pasar Sentul yang diresmikan operasionalnya pada Selasa, 27 Februari 2024.

Tak tanggung tanggung, revitalisasi Pasar Sentul yang lokasinya hanya di seberang Keraton Puro Pakualaman itu menghabiskan anggaran dana keistimewaan Rp 23 miliar. Sebanyak 700 pedagang pasar yang awalnya direlokasi ke Shelter Batikan pun turut menggelar kirab boyongan sembari membawa gunungan berisi dagangan sebagai simbol kembali berdagang di pasar itu.

“Konsep pembangunan Pasar Sentul pada bagian fasad bergaya arsitektur indis, dengan jumlah tiga lantai yaitu dua lantai ditambah dengan rooftop yang akan ditempati sekitar 700 pedagang," kata Penjabat Wali Kota Yogyakarta Singgih Raharjo.

Singgih mengatakan Pasar Sentul yang hanya berjarak dua kilometer dari kawasan Malioboro itu juga dilengkapi dengan eskalator di lantai 1 dan 2 untuk mempermudah mobilisasi pengunjung. Terdapat akses bagi penyandang disabilitas juga fasilitas umum penunjang lainnya.

Seluruh pedagang segera menempati kembali sesuai tempat yang telah disepakati bersama sesuai zonasi baik itu untuk kios maupun los di Pasar Sentul pada setiap lantai.

Advertising
Advertising

"Untuk bagian plaza atau rooftop di pagi hari akan menjadi tempat bagi pedagang luberan dan di malam hari untuk kuliner,” katanya.

Singgih juga menambahkan, salah satu poin utama dari revitalisasi Pasar Sentul adalah dilengkapinya pasar rakyat dengan plaza yang mewadahi kebutuhan komunitas pedagang kuliner Sewandanan yang biasa berdagang di depan Pura Pakualaman.

Konsep perancangan ditekankan pada integrasi pasar dengan kuliner, sebagai fasilitas untuk mendukung pengembangan kawasan Pakualaman sebagai destinasi wisata budaya.

“Pasar ini dibangun sebagai ruang publik agar dapat mendukung pengembangan pariwisata dan ekosistem ekonomi kreatif khususnya wisata kuliner, dengan waktu beroperasi lebih panjang sampai dengan malam hari," kata dia.

Wakil Gubernur DIY KGPAA Paku Alam X mengatakan revitalisasi Pasar Sentul bertujuan mengembangkan pasar rakyat yang merupakan pusat peradaban dan interaksi sosial.

"Proses revitalisasi ini tidak hanya fokus pada perbaikan prasarana, sarana, dan fasilitas pasar untuk menjadikannya lebih modern, bersih, sehat, dan nyaman tapi juga untuk meningkatan perekonomian utamanya pendapatan para pedagang," kata dia.

Salah satu pedagang Zainab, 63, yang sudah berjualan kebutuhan pokok di Pasar Sentul Yogyakarta sejak 23 tahun silam menuturkan merasa senang karena segera akan menempati los baru untuk dagangannya dengan kondisi yang lebih tertata dan bersih. “Sekarang boyongan menata lagi, Senin depan sudah mulai jualan seperti biasa, apalagi pasarnya sudah bagus dan bersih, semoga juga bisa semakin ramai, mendatangkan banyak rezeki dan berkah," kata dia.

PRIBADI WICAKSONO

Pilihan Editor: Sebentar Lagi, Turis Asing di Yogya Bisa Nikmati Pasar Seni Ini

Berita terkait

Usai Libur Panjang, Yogyakarta Diwarnai Sejumlah Aksi Ricuh Konvoi Lulusan Sekolah

4 jam lalu

Usai Libur Panjang, Yogyakarta Diwarnai Sejumlah Aksi Ricuh Konvoi Lulusan Sekolah

Aksi ricuh pelajar yang masih berseragam sekolah itu membuat lalu lintas di sejumlah Kota Yogyakarta tersendat.

Baca Selengkapnya

Pertengahan 2024, Kebun Binatang Gembira Loka Datangkan Tiga Singa Afrika

14 jam lalu

Pertengahan 2024, Kebun Binatang Gembira Loka Datangkan Tiga Singa Afrika

Setelah mendatangkan dua pasang Hyena Tutul dari Afrika pada Februari 2024 lalu, pada bulan depan atau Juni, Gembira Loka mendatangkan singa Afrika.

Baca Selengkapnya

Masuk Musim Kemarau, Ini Daerah di Yogyakarta yang Diprediksi Masih Tetap Diguyur Hujan

15 jam lalu

Masuk Musim Kemarau, Ini Daerah di Yogyakarta yang Diprediksi Masih Tetap Diguyur Hujan

BMKG Yogyakarta memperkirakan cuaca di sebagian wilayah DIY periode 12 - 14 Mei 2024 akan diguyur hujan, meski Mei ini masuk musim kemarau.

Baca Selengkapnya

Sedang Asyik Jalan-jalan di Yogyakarta, Wisatawan Dihadang Debt Collector di Jalanan

1 hari lalu

Sedang Asyik Jalan-jalan di Yogyakarta, Wisatawan Dihadang Debt Collector di Jalanan

Para penagih pun telah meminta maaf kepada wisatawan Yogyakarta itu karena salah sasaran, melalui sambungan aplikasi video.

Baca Selengkapnya

Calon Jemaah Haji dari Jateng & DIY Mulai Masuk Asrama Haji Donohudan, Dilayani dengan Sistem One Stop Service

2 hari lalu

Calon Jemaah Haji dari Jateng & DIY Mulai Masuk Asrama Haji Donohudan, Dilayani dengan Sistem One Stop Service

Calon jemaah haji dari berbagai kota/kabupaten Jateng dan DIY mulai masuk ke Asrama Haji Donohudan Boyolali, Sabtu, 11 Mei 2024

Baca Selengkapnya

Profil Teguh Karya, Maestro Perfilman Indonesia dan Pendiri Teater Populer Pernah Kerja di Hotel Indonesia

2 hari lalu

Profil Teguh Karya, Maestro Perfilman Indonesia dan Pendiri Teater Populer Pernah Kerja di Hotel Indonesia

Dunia film dan teater Indonesia akan selalu mengenang jasa pendiri Teater Populer, Teguh Karya. Berikut profilnya.

Baca Selengkapnya

Elektabilitas Anak Muda Ini Tinggi untuk Pilkada 2024 Kota Yogyakarta

3 hari lalu

Elektabilitas Anak Muda Ini Tinggi untuk Pilkada 2024 Kota Yogyakarta

Sejumlah nama anak muda mendulang suara yang cukup besar dalam survei untuk Pilkada 2024 Kota Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Jurus Yogyakarta Jaga Kawasan Sumbu Filosofi dari Potensi Bencana

3 hari lalu

Jurus Yogyakarta Jaga Kawasan Sumbu Filosofi dari Potensi Bencana

Kawasan Sumbu Filosofi secara khusus memiliki kondisi geografis, geologis, hidrologi dan demografis yang memungkinkan terjadinya bencana

Baca Selengkapnya

Sumbu Filosofi Yogyakarta Diakui UNESCO, Makna Garis Imajiner Gunung Merapi ke Laut Selatan

4 hari lalu

Sumbu Filosofi Yogyakarta Diakui UNESCO, Makna Garis Imajiner Gunung Merapi ke Laut Selatan

UNESCO akui Sumbu Filosofi Yogyakarta, garis imajiner dari Gunung Merapi, Tugu, Keraton Yogyakarta, Panggung Krapyak, dan bermuara di Laut Selatan.

Baca Selengkapnya

Peristiwa Gejayan dan Kematian Moses Gatutkaca 26 Tahun Lalu, Siapa Tanggung Jawab?

4 hari lalu

Peristiwa Gejayan dan Kematian Moses Gatutkaca 26 Tahun Lalu, Siapa Tanggung Jawab?

Puncak aksi mahasiswa di Gejayan terjadi pada 8 Mei 1998 setelah salat Jumat. Moses Gatutkaca menjadi korban dengan luka parah. Siapa tanggung jawab?

Baca Selengkapnya