Jurus Yogya Lestarikan Aksara Jawa, Gelar Sekolah Khusus di Seluruh Kampung

Kamis, 22 Februari 2024 09:32 WIB

Salah satu peserta saat mengikuti pembelajaran pawiyatan aksara Jawa di Kota Yogyakarta. (Dok. Istimewa)

TEMPO.CO, Yogyakarta - Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta bersama komunitas sastra menggelar pawiyatan atau sekolah dasar yang khusus mempelajari, membaca, dan melatih menulis aksara Jawa di seluruh kampung sepanjang 2024 ini.

Tahap pertama, pawiyatan aksara Jawa ini digelar serentak di 30 kampung mulai 20 Februari hingga 5 Maret 2024. Program ini melibatkan pengajar dari komunitas sastra seperti Jawacana, Jawara Aksara, Sega Jabung, Dwijo Aksara, Banyu Mangsi, Geng Kobra, Jangkah, Geber Jawa, Iqro Hanacaraka, dan Kluwak.

"Kegiatan ini menyasar semua usia," kata Kepala Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta Yetti Martanti pada Rabu, 21 Februari 2024.

Yetti menuturkan, setelah pawiyatan ini digelar di 30 kampung, target selanjutnya menjangkau 169 kampung se-Kota Yogyakarta. Pawiyatan aksara ini berupaya melestarikan dengan cara mewariskan tradisi tulis-menulis menggunakan aksara Jawa bagi generasi muda. Agar pengetahuan tentang aksara Jawa tidak hilang karena tidak ada yang mempelajari.

Menurutnya, aksara Jawa tidak hanya sekadar sistem penulisan, tetapi juga bagian mempelajari dan mengenal lebih nilai-nilai identitas budaya Yogyakarta.

Advertising
Advertising

"Pawiyatan aksara ini menjadi salah satu ruang untuk melestarikan aksara Jawa itu, sehingga ada keberlangsungan dari generasi yang menguasai pengetahuan itu," kata dia.

Aksara Jawa saat ini sebenarnya masih diberikan di jenjang sekolah formal terutama sekolah-sekolah dasar di Daerah Istimewa Yogyakarta. Adanya pawiyatan aksara ini menjadi penguat agar aksara Jawa tetap hidup dan relevan dalam konteks modern, utamanya di wilayah perkotaan Yogyakarta.

Pelaksana Tugas Kepala Bidang Sejarah Permuseuman Bahasa dan Sastra Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta Susilo Munandar menuturkan sejumlah komunitas sastra yang berkonsentrasi dalam pelestarian aksara Jawa di Yogyakarta dilibatkan dalam pawiyatan itu.

"Komunitas dilibatkan karena kegiatan ini menyasar semua usia, mulai dari anak-anak, remaja hingga dewasa," kata dia.

Mekanismenya, di setiap kampung terdapat satu rombongan belajar yang terdiri dari 25-30 orang peserta. Lokasi pelaksanaan di setiap kampung bisa berbeda-beda. Ada yang menggunakan lokasi balai RT/RW, rumah warga, pendopo, masjid, dan sebagainya.

"Untuk teknis pembelajarannya terdapat dua metode. Metode pembelajaran untuk anak-anak mengenal aksara Jawa melalui permainan dan mewarnai. Sedangkan untuk usia remaja atau dewasa membaca aksara Jawa secara manual dan digital melalui ponsel atau laptop," kata dia.

Masing-masing kelompok akan melaksanakan pawiyatan aksara Jawa ini sebanyak dua kali pertemuan dan bergilir.

PRIBADI WICAKSONO

Pilihan Editor: Temui Butet Kartaredjasa, Ridwan Kamil Cerita Mimpi Penerjemahan Babad Pajajaran

Berita terkait

Peristiwa Gejayan dan Kematian Moses Gatutkaca 26 Tahun Lalu, Siapa Tanggung Jawab?

17 menit lalu

Peristiwa Gejayan dan Kematian Moses Gatutkaca 26 Tahun Lalu, Siapa Tanggung Jawab?

Puncak aksi mahasiswa di Gejayan terjadi pada 8 Mei 1998 setelah salat Jumat. Moses Gatutkaca menjadi korban dengan luka parah. Siapa tanggung jawab?

Baca Selengkapnya

Daftar Pemilihan Gubernur yang Digelar pada Pilkada 2024, Mengapa Yogyakarta Tak Termasuk?

1 hari lalu

Daftar Pemilihan Gubernur yang Digelar pada Pilkada 2024, Mengapa Yogyakarta Tak Termasuk?

Pilkada 2024 akan dilaksanakan pada November 2024 di semua provinsi di seluruh Indonesia, kecuali Daerah Istimewa Yogyakarta. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Kenalkan Selokan Legendaris Van Der Wijck, Sleman Terbitkan Prangko Khusus

1 hari lalu

Kenalkan Selokan Legendaris Van Der Wijck, Sleman Terbitkan Prangko Khusus

Selokan Van Der Wijck berperan penting menjamin irigasi di Sleman, Yigyakarta. Dibuat pada masa Sri Sultan Hamengku Buwono VIII berkuasa.

Baca Selengkapnya

Masalah Sampah di Yogyakarta Tak Kunjung Tuntas, Sultan Beri Pesan Ini ke Kepala Daerah

1 hari lalu

Masalah Sampah di Yogyakarta Tak Kunjung Tuntas, Sultan Beri Pesan Ini ke Kepala Daerah

Yogyakarta sebagai destinasi wisata turut tercoreng oleh masalah sampah yang belum terselesaikan setelah TPA Piyungan tutup.

Baca Selengkapnya

Sultan HB X Beri Pesan Abdi Dalem Yogyakarta Amalkan Ajaran Leluhur Mataram, Apa Saja ?

1 hari lalu

Sultan HB X Beri Pesan Abdi Dalem Yogyakarta Amalkan Ajaran Leluhur Mataram, Apa Saja ?

Sultan Hamengku Buwono X memberi pesan khusus kepada abdi dalem Keraton Yogyakarta dan Kadipaten Pakualaman di acara Syawaan.

Baca Selengkapnya

Bukan Lewat YIA, 3 Ribuan Calon Jemaah Haji Yogyakarta Tahun Ini tetap Terbang Lewat Bandara Solo

2 hari lalu

Bukan Lewat YIA, 3 Ribuan Calon Jemaah Haji Yogyakarta Tahun Ini tetap Terbang Lewat Bandara Solo

Yogyakarta International Airport saat ini masih belum memiliki asrama haji untuk embarkasi.

Baca Selengkapnya

Yogyakarta Siapkan Regulasi Baru Pedoman Pendanaan Pendidikan, Pungutan Bakal Dilegalkan?

2 hari lalu

Yogyakarta Siapkan Regulasi Baru Pedoman Pendanaan Pendidikan, Pungutan Bakal Dilegalkan?

Salah satu beleid paling disorot terutama tentang pungutan sekolah di Yogyakarta, yang akan diubah istilahnya menjadi dana partisipasi.

Baca Selengkapnya

Respon PHRI DIY Pasca Bandara YIA Jadi Satu-Satunya Bandara Internasional DIY-Jateng

2 hari lalu

Respon PHRI DIY Pasca Bandara YIA Jadi Satu-Satunya Bandara Internasional DIY-Jateng

PHRI DIY merespon soal penetapan Bandara YIA sebagai bandara internasional satu-satunya di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Dosen UPN Veteran Yogyakarta Akui Dugaan Kekerasan Seksual, Ini Sanksi Kampus

2 hari lalu

Dosen UPN Veteran Yogyakarta Akui Dugaan Kekerasan Seksual, Ini Sanksi Kampus

Beredar surat permohonan maaf seorang dosen UPN Veteran Yogyakarta (UPNVYK) terkait dugaan kekerasan seksual kepada seorang mahasiswi kampus tersebut.

Baca Selengkapnya

Mengenal Tradisi Merti Desa Mbah Bregas di Sleman, Keteledanan dari Sosok Pengikut Sunan Kalijaga

3 hari lalu

Mengenal Tradisi Merti Desa Mbah Bregas di Sleman, Keteledanan dari Sosok Pengikut Sunan Kalijaga

Pelaksanaan upacara adat Merti Desa Mbah Bregas di Sleman hanya dilangsungkan satu tahun sekali, tepatnya Jumat kliwon pada Mei.

Baca Selengkapnya