Desa di Italia Ini Masih Menggunakan Dialek Yunani yang Dikira Sudah Punah

Reporter

Tempo.co

Editor

Mila Novita

Selasa, 28 November 2023 13:00 WIB

Apulia atau Puglia, Italia (Pixabay)

TEMPO.CO, Jakarta - Sebagian besar wilayah Italia menjadi hunian bangsa Romawi yang menguasai Eropa berabad-abad silam. Namun, di sebuah kawasan bernama Apulia, terdapat jejak koloni yang didirikan orang Yunani kuno yang masih bisa dirasakan wisatawan.

Tersembunyi di ujung Semenanjung Italia, wilayah yang juga dikenal nama Puglia ini merupakan gabungan dari enam desa kuno yang masih mempertahankan adat istiadat dan dialek Yunani yang diwariskan dari generasi ke generasi.

Banyak yang meyakini bahwa nama Apulia berasal dari kata a-Pluvia yang berarti tanah tanpa hujan. Kawasan ini memang hampir tak ada danau atau sungai. Terori lain mengatakan bahwa nama itu berasal dari kata dalam bahasa Yunani "lapudes" yang berarti orang-orang yang hidup di sisi lain Laut Adriatik.

Penjaga dialek Griko

Desa Calimera (yang jika dieja dengan huruf K berarti "selamat pagi" dalam bahasa Yunani), Corigliano d'Otranto, Martano, Martignano, Sternatia, dan Zollino masih memiliki penduduk yang berbicara dan memahami dialek tersebut.

Para tetua di komunitas kecil Apulia ini adalah penjaga sejarah. Mereka lebih menyukai dialek Griko yang semakin pudar dibandingkan dialek regional yang berevolusi dari bahasa Latin kuno.

Advertising
Advertising

Griko adalah bahasa Neo-Yunani yang pertama-tama ditinggalkan oleh orang Yunani dan kemudian oleh Bizantium yang pindah setelah invasi Norman dan membawa praktik Ortodoks Yunani mereka.

Generasi muda perlahan-lahan beralih ke bahasa Italia yang lebih populer melalui sekolah mereka, yang mengakibatkan beberapa komunitas kehabisan penutur bahasa Griko. Bahkan dikira dialek ini punah.

Pada 1990-an, enam desa membentuk kesatuan, yang dikenal sebagai Grecia Salentina (Salentine Yunani), dengan desa-desa terdekat Castrignano de' Greci, Melpignano, dan Soleto untuk melestarikan pengetahuan tentang Griko.

Tiga desa lagi, Carpignano Salentino, Cutrofiano e Sogliano Cavour, kemudian bergabung meskipun telah kehilangan kebiasaan berbicara Griko selama berabad-abad.

Perpaduan Romawi, Yunani, dan Norman

Sama seperti Apulia lainnya, Grecia Salentina memiliki banyak hal untuk ditawarkan ke turis. Pengunjung dapat mengagumi perpaduan seni arsitektur Romawi, Yunani, dan Norman.

Objek wisata yang paling ramai adalah Sternatia, dengan gang-gangnya yang sempit, sunyi dan damai, serta alun-alunnya yang penuh dengan kehidupan. Penduduk setempat membantu melestarikan seni kuno seperti pembuatan renda dan tenun. Banyak toko-toko kecil yang menawarkan produk buatan tangan kepada pengunjung.

Martano menawarkan contoh terbaik pengaruh Yunani di wilayah tersebut. Pengunjung dapat tersesat saat berjalan-jalan di sekitar kastil Aragon abad ke-15 yang indah.

Castrignano dei Greci dan bangunan batu putihnya yang indah menawarkan pengunjug jauh dari kehidupan kota-kota di Italia yang sibuk, dengan halaman dalam yang indah yang dibangun sesuai dengan tradisi arsitektur Yunani.

EXPRESS.CO.UK | BEAUTIFUL PUGLIA

Pilihan Editor: Traveling ke Italia, Prancis, dan Spanyol, Turis Perlu Tahu Aturan Ini

Berita terkait

Kurangi Antrean yang Mengular, Bandara di Eropa Siap Terapkan FaceBoarding

2 hari lalu

Kurangi Antrean yang Mengular, Bandara di Eropa Siap Terapkan FaceBoarding

Penerapan FaceBoarding diharapkan mampu mengurangi jumlah antrean yang biasanya mengular di bandara

Baca Selengkapnya

LPEI Ekspor sampai Belanda dan Korea Selatan lewat Desa Devisa Gula Aren Maros

6 hari lalu

LPEI Ekspor sampai Belanda dan Korea Selatan lewat Desa Devisa Gula Aren Maros

LPEI melalui Desa Devisa Gula Aren Maros mengekspor gula aren ke Belanda dan Korea Selatan.

Baca Selengkapnya

Damainya Desa Giethoorn di Belanda yang Dijuluki Venesia dari Utara, Tak Ada Mobil dan Jalan Raya

8 hari lalu

Damainya Desa Giethoorn di Belanda yang Dijuluki Venesia dari Utara, Tak Ada Mobil dan Jalan Raya

Wisatawan bisa menjelajahi desa dengan perahu, mencicipi masakan Belanda, atau sekadar menikmati suasana damai yang tak terlupakan.

Baca Selengkapnya

Kisah Jendela Wine di Restoran-restoran di Italia, Digunakan untuk Social Distancing pada Abad ke-15

11 hari lalu

Kisah Jendela Wine di Restoran-restoran di Italia, Digunakan untuk Social Distancing pada Abad ke-15

Jendela wine diperkenalkan pada 1600-an, pada saat wabah bubonic menyebar ke seluruh Florence. Kembali populer saat pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Kejati Bali Lakukan OTT Anggota Bendesa Adat yang Diduga Lakukan Pemerasan Investasi

11 hari lalu

Kejati Bali Lakukan OTT Anggota Bendesa Adat yang Diduga Lakukan Pemerasan Investasi

Kejati Bali melakukan operasi tangkap tangan (OTT) terhadap oknum Bendesa Adat di Bali. Bendesa itu diduga melakukan pemerasan investasi.

Baca Selengkapnya

5 Destinasi Wisata yang Jadi Sarang Copet di Eropa Menurut Survei Baru, Turis Harus Hati-hati

14 hari lalu

5 Destinasi Wisata yang Jadi Sarang Copet di Eropa Menurut Survei Baru, Turis Harus Hati-hati

Atraksi terkenal adalah salah satu tempat beraksi bagi pencopet karena perhatian wisatawan cenderung terganggu.

Baca Selengkapnya

Kota Paling Harum di Dunia Ini Ada di Yunani

15 hari lalu

Kota Paling Harum di Dunia Ini Ada di Yunani

Menurut studi HAYPP, Athena, ibukota Yunani menduduki peringkat pertama kota yang memiliki aroma paling harum

Baca Selengkapnya

Mengapa Jarak Lari Maraton Sejauh 42 Kilometer?

15 hari lalu

Mengapa Jarak Lari Maraton Sejauh 42 Kilometer?

Jarak lari maraton sejauh 42 kilometer tidak lepas dari sejarah Yunani Kuno, perhelatan Olimpiade pertama, hingga campur tangan Kerajaan Inggris.

Baca Selengkapnya

Warga Lokal Protes Venesia Mulai Tarik Biaya Masuk, Kenapa?

16 hari lalu

Warga Lokal Protes Venesia Mulai Tarik Biaya Masuk, Kenapa?

Mulai 25 April, wisatawan harian di Venesia harus beli tiket masuk sebesar Rp86.000.

Baca Selengkapnya

Milan Berencana Larang Penjualan Piza dan Es Krim Tengah Malam, Kenapa?

18 hari lalu

Milan Berencana Larang Penjualan Piza dan Es Krim Tengah Malam, Kenapa?

Kebijakan melarang piza dan es krim tengah malam pernah ada satu dekade lalu, tapi ditentang warga Milan sehingga aturan ini ditinggalkan.

Baca Selengkapnya