Kisah Jalan Suryakencana, Surga Kuliner Kota Bogor di Lintasan Jalur Anyer-Panarukan

Minggu, 19 November 2023 11:01 WIB

Suasana kawasan Suryakencana pada masa PPKM Darurat di Kota Bogor, Jawa Barat, Selasa, 6 Juni 2021. Penutupan 10 ruas jalan di pusat Kota Bogor itu diberlakukan setiap hari mulai pukul 21.00 -24.00 WIB. TEMPO/M Taufan Rengganis

TEMPO.CO, Jakarta - Jalan Suryakencana merupakan salah satu jalan di Kota Bogor, Jawa Barat yang terkenal sebagai pusat kuliner. Jalan ini dikenal sebagai kawasan pecinan yang hingga sekarang masih eksis dan terus berkembang mengikuti zaman. Salah satu bangunan khas Surya Kencana yakni Vihara Dhanagun atau Hok Tek Bio. Simak sejarah Jalan Suryakencana Bogor berikut.

Sejarah Jalan Suryakencana Bogor, Jawa Barat

Jalan Suryakencana dulunya beperan sebagai ruas dari Jalan Raya Anyer-Panarukan. Di belakang jalan ini terdapat pemukiman warga Tionghoa yang menetap dan tinggal di pemukiman tersebut, sehingga disebut sebagai daerah pecinan.

Jalan Surya Kencana pada awalnya dibuat atas perintah Gubernur Jendral Daendels pada 1808. Pada saat itu, jalan ini masih dikenal dengan Post Weg atau Jalan Pos Pada tahun 1970-an. Hal tersebut karena terjadi sebuah peristiwa sejarah yang mengharuskan orang-orang Tionghoa pindah ke tempat ini.

Dilansir dari laman Kominfo Kota Bogor, dulunya kebanyakan warga Tionghoa bertahan hidup dengan cara berdagang dan saat itu Jalan Suryakenacana dikenal dengan nama Handelstraat. Jalan perniagaan ini kemudian berubah menjadi nama Suryakencana pada 1970. Lalu, tahun 1853, terjadi aturan zona wilayah pemukiman bagi warga di Bogor.

Advertising
Advertising

Pada saat itu, Gubernur Jendral JC Baud mengatur dan menamakan aturan tersebut sebagai wijkenstelsel berdasarkan kelompok etnis tertentu agar masyarakat tidak tercampur dengan etnis lainnya.

Hal tersebut akhirnya membuat para penjelajah mudah menemui rumah-rumah yang disinggahi oleh warga Tionghoa yang bertransaksi dan menjadi produsen di kawasan jalan tersebut, salah satunya Lawang Seketeng. Jalan tersebut dahulu menjadi salah satu pusat perdagangan yang pesat di tengah Kota Bogor.

Selain itu, Handelstraat atau Jalan Suryakencana mempunyai banyak cagar budaya yang beragam salah satunya Vihara Hok Tek Bio yang berfungsi sebagai tempat ibadah umat beragama Budha serta dijadikan sebagai wisata religius. Bahkan, sampai saat ini, Jalan Suryakencana tidak pernah padam dari peradaban dan terus berkembang seiring berjalannya waktu. Road of never sleeping, begitulah julukan bagi Jalan Suryakencana, yang berarti roda kehidupan warga di sana tidak pernah berhenti berputar di samping kondisi jalan yang semakin membaik seiring perkembangan zaman.

Cagar budaya di Jalan Suryakencana

Di bagian utara kawasan Jalan Suryakencana dulunya merupakan sebuah pasar bernama Pasar Baroe atau Pasar Bogor dan menjadi pasar tertua di Bogor. Pasar ini dilengkapi dengan bangunan cagar budaya yaitu Klenteng Hok Tek Bio (Vihara Dhanagun) yang dipakai sebagai tempat beribadah serta perayaan hari besar.

Dilansir dari laman Budaya Indonesia, cagar budaya lainnya terletak di belakang Pasar Bogor. Terdapat Hotel Pasar Baroe yang dibangun pada tahun 1800-an. Hotel ini dibangun bersamaan dengan dua hotel tersohor di kota ini. Bangunan ini berasitektur Indies dan dipadukan dengan corak Eropa dan Tionghoa, dahulu bangunan ini menjadi tujuan utama para pelancong dari etnis Tionghoa, Eropa, Arab, hingga Pribumi.

Namun, banyak bangunan terkena dampak modernisasi sehingga jauh dari perhatian dan penanganan dari berbagai pihak yang bertanggung jawab. Tempat yang dulunya menjadi pasar tradisional sekarang sudah berganti menjadi Plaza Bogor dan pasar tradisional tersebut berada di bagian belakang gedung.

Dimulai tahun 1950, nama Handelstraat telah diubah oleh pemerintah Kota Bogor menjadi Suryakencana sehingga sekarang lebih dikenal sebagai Kawasan Pecinan Suryakencana. Pemerintah Kota Bogor bersama PU-PERA memerlihatkan nilai pluralisme yang tergabung atas kebudayaan Tionghoa dan budaya Sunda.

Hal itu terlihat dari gerbang depan jalan ini yang diberi nama “Gerbang Lawang Suryakencana”. Gerbang ini sangat unik karena mengadopsi dari berbagai kebudayaan masyarakat yang tinggal di sekitarnya. Selain itu, juga dapat dilihat dari bagian atas Gerbang Lawang yang terdapat sebuah Kujang, senjata tradisional khas Sunda.

Keunikan lainnya yakni Gerbang Lawang Suryakencana dijaga oleh dua patung berwujud macan berwarna putih. Wujud macan tersebut dipilih karena merupakan simbol dari Kerajaan Sunda terbesar yang bernama Kerajaan Padjadjaran. Lalu, warna putih menggambarkan seorang raja yang dihormati oleh Suku Sunda yang bernama Prabu Siliwangi. Sedangkan, macan warna putih dipilih sebagai lambang penyeimbang, sesuai dengan filosofi Tionghoa, yakni Yin dan Yang.

Pilihan Editor: 8 Daftar Kuliner di Jalan Suryakencana Bogor, Termasuk Laksa, Doclang dan Cungkring

Berita terkait

Kepala SMK Lingga Kencana Jelaskan Pemilihan Travel Will In Urus Rombongan Perpisahan yang Berbuntut Kecelakaan di Subang

1 hari lalu

Kepala SMK Lingga Kencana Jelaskan Pemilihan Travel Will In Urus Rombongan Perpisahan yang Berbuntut Kecelakaan di Subang

Kepala SMK Lingga Kencana Sarojih mengungkapkan kecelakaan bus rombungan perpisahan siswanya di Subang menggunakan travel yang sama seperti study tour ke Garut pada 2023.

Baca Selengkapnya

Tempat Penyuntikan Tabung Gas di Bogor Bisa Konversi 180 Tabung Gas 3 Kg Jadi 45 Tabung Gas 12 Kg per Hari

1 hari lalu

Tempat Penyuntikan Tabung Gas di Bogor Bisa Konversi 180 Tabung Gas 3 Kg Jadi 45 Tabung Gas 12 Kg per Hari

Polisi menggerebek lokasi penyuntikan tabung gas ini di sebuah perumahan di Bogor. Jadi biang kerok hilangnya tabung gas 3 kg.

Baca Selengkapnya

Kerusuhan 13 Mei 1969 Terjadi di Malaysia dan Penjarahan 13 Mei 1998 di Indonesia Jadi Kenangan Kelam

2 hari lalu

Kerusuhan 13 Mei 1969 Terjadi di Malaysia dan Penjarahan 13 Mei 1998 di Indonesia Jadi Kenangan Kelam

Indonesia dan Malaysia punya kenangan kelam pada kerusuhan dan penjarahan pada 13 Mei, pada 1969 dan 1998. Berikut kejadiannya.

Baca Selengkapnya

Gempa Darat M3,2 Guncang Sukabumi dan Bogor, Lokasi dan Kedalamannya Mirip Lindu pada 9 Mei Lalu

3 hari lalu

Gempa Darat M3,2 Guncang Sukabumi dan Bogor, Lokasi dan Kedalamannya Mirip Lindu pada 9 Mei Lalu

Gempa tektonik bermagnitudo 3,2 mengguncang sebagian wilayah Sukabumi dan Bogor pada Ahad malam, 12 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Solo Indonesia Culinary Festival 2024, Ada Pembagian 1.000 Porsi Soto hingga Edukasi Kuliner

4 hari lalu

Solo Indonesia Culinary Festival 2024, Ada Pembagian 1.000 Porsi Soto hingga Edukasi Kuliner

Festival kuliner ini diharapkan jadi ajang promosi potensi kuliner daerah sekaligus memperkuat branding Solo sebagai Food Smart City.

Baca Selengkapnya

Chef Juna dan Renatta Kenalkan Dua Kuliner Khas Tanah Morotai

5 hari lalu

Chef Juna dan Renatta Kenalkan Dua Kuliner Khas Tanah Morotai

Chef Juna dan Chef Renatta kenalkan Siput Popaco dan Sayur Lilin dari Morotai

Baca Selengkapnya

Polres Metro Depok Bantu Gibran Bocah Viral Karena Kelaparan di Bogor

6 hari lalu

Polres Metro Depok Bantu Gibran Bocah Viral Karena Kelaparan di Bogor

Polres Metro Depok memberikan bantuan ke Gibran bocah di Bogor yang viral karena kelaparan.

Baca Selengkapnya

Gempa Darat Dangkal Terjadi di Sukabumi, Ini Data dan Penjelasan BMKG

6 hari lalu

Gempa Darat Dangkal Terjadi di Sukabumi, Ini Data dan Penjelasan BMKG

Gempa darat menggetarkan wilayah Bogor dan Sukabumi, Jawa Barat, pada Kamis siang, 9 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Membawa Kuliner Sichuan ke Jakarta

7 hari lalu

Membawa Kuliner Sichuan ke Jakarta

Menikmati kuliner hotpot dan bbq dari Sichuan, Cina

Baca Selengkapnya

Beri Makan Gibran yang Kelaparan di Bogor, TikToker Asal Depok Malah Diancam Dipenjarakan

7 hari lalu

Beri Makan Gibran yang Kelaparan di Bogor, TikToker Asal Depok Malah Diancam Dipenjarakan

TikToker asal Depok diancam dipenjarakan akibat video memberi makan bocah yang kelaparan di Desa Rawa Panjang, Kabupaten Bogor viral di media sosial.

Baca Selengkapnya