Guguran Lava Sepekan Lebih 200 Kali, Masyarakat Masih Dilarang Masuki Zona Bahaya Gunung Merapi

Sabtu, 21 Oktober 2023 09:05 WIB

Aktivitas pertanian dengan latar Gunung Merapi. (Dok. Desa Wukirsari Sleman)

TEMPO.CO, Yogyakarta - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menerbitkan hasil pemantauan Gunung Merapi sepekan terakhir periode 13-19 Oktober 2023. Gunung api yang statusnya tetap Siaga sejak 5 November 2020 atau hampir tiga tahun ini, tercatat masih aktif menyemburkan material erupsi hingga ratusan kali dalam sepekan.

Masyarakat termasuk wisatawan tetap dilarang memasuki dan melakukan kegiatan apa pun di daerah potensi bahaya yang sudah ditetapkan. Apalagi guguran lava meningkat dalam sepekan terakhir.

"Pada minggu ini (13-19 Oktober), guguran lava dari Gunung Merapi teramati sebanyak 207 kali ke arah selatan hingga barat laut," kata Kepala BPPTKG Yogyakarta Agus Budi Santoso pada Jumat, 20 Oktober 2023.

Guguran itu antara lain meluncur 54 kali ke hulu Kali Boyong sejauh maksimal 1.600 meter, 151 kali ke hulu Kali Bebeng sejauh maksimal 1.800 meter, dan 1 kali ke hulu Kali Sat/Putih sejauh 1.500 meter, dan 1 kali ke hulu Kali Senowo sejauh maksimal 800 meter.

"Sepekan ini terdengar suara guguran dari Gunung Merapi sebanyak 24
kali terpantau dari Pos Babadan dengan intensitas kecil hingga sedang," kata dia.

Advertising
Advertising

BPPTKG menyatakan meski saat ini cuaca di sekitar Gunung Merapi umumnya cerah pada pagi hingga malam dan siang hingga sore hari berkabut, masyarakat juga wisatawan masih dilarang mendekati zona bahaya.

"Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apa pun di daerah potensi bahaya dan tetap mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi," kata dia.

Potensi bahaya saat ini belum berubah karena masih ada luncuran guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 kilometer.

Zona bahaya pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Adapun lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.

Hasil pengamatan visual dan instrumental BPPTKG Yogyakarta menyimpulkan, aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih cukup tinggi berupa aktivitas erupsi efusif. Aktivitas itu juga ditandai masih terjadinya perubahan morfologi kubah barat daya yang terjadi akibat aktivitas guguran lava. Sedangkan untuk kubah tengah tidak teramati perubahan yang signifikan.

BPPTKG Yogya mencatat berdasarkan analisis foto udara Gunung Merapi pada 28 September 2023, volume kubah barat daya terukur sebesar 3.097.700 meter dan kubah
tengah sebesar 2.358.500 meter.

PRIBADI WICAKSONO

Pilihan Editor: Heboh Warga Spanyol Nekat Mendaki Gunung Merapi, BPPTKG Yogyakarta Beberkan Aktivitas Terkini

Berita terkait

Daftar Aset TPPU Eks Kepala Bea Cukai Yogyakarta Eko Darmanto: Rumah, BMW, Apartemen, Motor Harley Davidson, hingga Tas Hermes

3 jam lalu

Daftar Aset TPPU Eks Kepala Bea Cukai Yogyakarta Eko Darmanto: Rumah, BMW, Apartemen, Motor Harley Davidson, hingga Tas Hermes

Ini daftar aset eks Kepala Bea Cukai Yogyakarta Eko Darmanto yang masuk dalam radar dakwaan KPK.

Baca Selengkapnya

Waspadai Ubur-ubur yang Muncul Lebih Awal di Pantai Selatan Yogyakarta

11 jam lalu

Waspadai Ubur-ubur yang Muncul Lebih Awal di Pantai Selatan Yogyakarta

Kemunculan ubur-ubur biasanya terjadi saat puncak kemarau atau saat udara laut dingin pada Juli hingga September.

Baca Selengkapnya

Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik Warga, Begini Kritik dari Walhi

16 jam lalu

Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik Warga, Begini Kritik dari Walhi

Walhi menyoroti kebijakan layanan persampahan dari Pemerintah Kabupaten Sleman yang tak lagi melakukan layanan angkut sampah organik untuk masyarakat.

Baca Selengkapnya

Alasan Korban Bencana Alam Tidak Ditanggung oleh BPJS. Bagaimana Aturannya?

22 jam lalu

Alasan Korban Bencana Alam Tidak Ditanggung oleh BPJS. Bagaimana Aturannya?

BPJS Kesehatan memang memiliki aturan tertentu terkait penanganan korban bencana alam. Ini alasannya.

Baca Selengkapnya

Pura Pakualaman Yogyakarta Berusia 212 Tahun, Ada 21 Event Dipersiapkan

23 jam lalu

Pura Pakualaman Yogyakarta Berusia 212 Tahun, Ada 21 Event Dipersiapkan

Peringatan ulang tahun Pura Pakualaman dikemas dalam tema besar Karti Widyastuti Sampurnaning Bekti, ads 21 acara dari 13 Mei hingga 23 Juni.

Baca Selengkapnya

Tragedi SMK Lingga Kencana, Pemkot Yogyakarta Ungkap Syarat Ketat Study Tour

1 hari lalu

Tragedi SMK Lingga Kencana, Pemkot Yogyakarta Ungkap Syarat Ketat Study Tour

Salah satu syarat study tour adalah pemilihan bus atau kendaraan, usianya tak boleh lebih dari enam tahun dan harus lolos uji KIR.

Baca Selengkapnya

Zona Siaga Erupsi Gunung Ile Lewotolok Diperluas ke Sektor Barat, Imbas Aliran Lava

1 hari lalu

Zona Siaga Erupsi Gunung Ile Lewotolok Diperluas ke Sektor Barat, Imbas Aliran Lava

Badan Geologi memperluas cakupan wilayah terdampak erupsi Gunung api Ili Lewotolok di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur.

Baca Selengkapnya

Menengok Pameran Karya Seniman Difabel di Taman Budaya Yogyakarta

1 hari lalu

Menengok Pameran Karya Seniman Difabel di Taman Budaya Yogyakarta

Suluh Sumurup Art Festival 2024 dengan tema Jumangkah ini wujud ruang inklusi bagi difabel untuk bergerak melalui seni rupa.

Baca Selengkapnya

Usai Libur Panjang, Yogyakarta Diwarnai Sejumlah Aksi Ricuh Konvoi Lulusan Sekolah

1 hari lalu

Usai Libur Panjang, Yogyakarta Diwarnai Sejumlah Aksi Ricuh Konvoi Lulusan Sekolah

Aksi ricuh pelajar yang masih berseragam sekolah itu membuat lalu lintas di sejumlah Kota Yogyakarta tersendat.

Baca Selengkapnya

Status Gunung Ruang Turun ke Siaga, Begini Rekomendasi Badan Geologi

1 hari lalu

Status Gunung Ruang Turun ke Siaga, Begini Rekomendasi Badan Geologi

Pada umumnya kegempaan vulkanik di Gunung Ruang cenderung rendah, lebih didominasi oleh gempa tektonik.

Baca Selengkapnya