Menjajaki Monumen PDRI, Sejarah yang Hampir Hilang

Reporter

Fachri Hamzah

Editor

Yunia Pratiwi

Kamis, 14 September 2023 09:18 WIB

Rumah bercat kuning merupakan tempat Musyawarah Besar PDRI dan di depannya dibangun Monumen PDRI di Sumpur Kudus, Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat. (TEMPO/Fachri Hamzah)

TEMPO.CO, Padang - Sumatera Barat memiliki banyak tempat bersejarah yang dapat dikunjungi oleh para wisatawan penyuka sejarah. Salah satunya monumen Pemerintahan Darurat Republik Indonesia atau PDRI.

PDRI merupakan peristiwa yang terjadi saat Belanda yang dibonceng oleh sekutu pasca Perang Dunia II ingin menguasai Indonesia kembali. Belanda memulai Agresi keduanya pada 19 Desember 1948 dengan menyerang Yogyakarta yang menjadi Ibukota Indonesia. Selain itu, Presiden dan Wakil Presiden Indonesia ditahan Belanda.

Akhirnya, Soekarno sebagai kepala negara mengirim surat kepada Mr Syafruddin Prawinegara membentuk Pemerintah Darurat di Sumatera. Surat tersebut berbunyi "Kami sebagai Presiden Indoensia memberitakan bahwa Belanda pada hari Minggu 19 Desember 1948, djam 6 pagi Belanda telah memulai seranganja atas ibu kota Jogjakarta, Djika dalam keadaan pemerintah tidak bisa menjalankan kewajibanya, kami menugaskan Mr Sjafuddin Prawinegara, Mentri Kemakmuran Republik Indonesia membentuk Pemerintah Darurat di Sumatera,".

Namun sebelum surat yang dikirim via kawat itu sampai ditangan Syafruddin, sudah terlebih dahulu dijegal oleh Belanda. Sehingga Syafruddin memutuskan untuk mendeklarasikan PDRI, tanpa menunggu kabar dari pusat terlebih dahulu. Mestika Zed dalam bukunya Somewhere inThe Jungle, karena hubungan dengan Jogja terputus, akhirnya mereka mengambil keputusan sendiri memutuskan untuk mendirikan Pemerintah Darurat Republik Indonesia.

Dalam buku yang sama, PDRI terjadi tidak di satu tempat saja, tetapi banyak tempat. Syafruddin terus berjalan menyusuri belantara Sumatera Barat dimulai sejak 19 Desember 1948 hingga 13 Juli 1949. Hal tersebut dilakukan untuk menghindari gempuran Belanda dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Daerah yang pernah dijajaki Syafruddin itu banyak dirikan monumen-monumen kenangan PDRI.

1. Markas PDRI di Bidar Alam Solok Selatan

Advertising
Advertising

Bidar Alam menjadi tempat yang cukup lama dijadikan Syafruddin sebagai daerah basis PDRI. Dalam buku Mestika Zed dijelaskan PDRI di Bidar Alam selama 3 bulan untuk merundingkan strategi. Di Bidar Alam juga Kabinet PDRI bisa tersambung dengan Panglima Jenderal Sudirman, sehingga perjuangan bisa dikonsolidasikan dengan baik.

Saat ini di Bidar Alam terdapat Monumen PDRI yang berada di depan Sekolah Dasar Negeri (SDN) 03 Bidar Alam. Selain itu juga masih berdiri rumah yang pernah dijadikan Syafruddin sebagai tempat rapat. Lalu, masyarakat Bidar Alam juga memberi sebuah masjid dengan nama Syafruddin Prawiranegara.

Monumen PDRI di Koto Kociak, Kabupaten Limapuluh Kota. (TEMPO/ Fachri Hamzah)

2. Kabupaten Limapuluh Kota

Di Limapuluh Kota terdapat banyak monumen PDRI. Sebab, daerah tersebut juga menjadi salah satu basis perjuangan PDRI. Adapun monumen PDRI di Limapuluh Kota berada di Nagari Halaban yang menjadi tempat disusunnya Kabinet PDRI pada 22 Desember 1948.

Selain di Halaban, Monumen PDRI juga ada di Koto Kaciak dan Koto Tinggi. Di Koto Kociak, Kabupaten Limapuluh Kota terdapat sebuah tugu yang dibangun oleh Gubernur Sumatera Barat Azwar Anas untuk mengenang lokasi perjuangan PDRI melawan Belanda, tak jauh dari monumen tersebut juga terdapat Museum PDRI.

Museum PDRI yang baru saja rampung dibangun oleh Pemerintah Provinsi Sumatera Barat di Koto Tinggi, Kabupaten Limapuluh. (TEMPO/Fachri Hamzah)

Lalu pindah ke Koto Tinggi, daerah tersebut berada Kecamatan Gunung Omeh, Limapuluh Kota itu punya banyak kenangan terhadap PDRI. Sebab, akhir perjuangan PDRI berada di daerah tersebut. Saat ini jika berkunjung ke Koto Tinggi terdapat beberapa monumen berupa tugu. Tidak hanya itu, pemerintah juga membangun sebuah Museum PDRI di Koto Tinggi.

3. Sumpur Kudus Kabupaten Sijunjung

Sumpur Kudus merupakan tempat digelar pertama kali Musyawarah Besar PDRI pada 14 -17 Juli 1949 menyikapi Perjanjian Roem Royen. Daerah tersebut juga menyatukan Kabinet PDRI yang sudah berpisah sejak dideklarasikan PDRI di Halaban pada 22 Desember 1948.

Pihak keluarga wali perang menunjuk foto Syafruddin di lokasi Musyawarah Besar PDRI di Sumpur Kudus, Kabupaten Sijunjung. (TEMPO/Fachri Hamzah)

Para Menteri Kabinet PDRI menggelar rapat di sebuah rumah Wali Perang Sumpur Kudus. Sampai saat ini rumah tersebut masih dirawat oleh pihak keluarga dan pemerintah. Rumah tersebut juga sudah ditetapkan sebagai cagar budaya.

Memasuki rumah tersebut terdapat peninggalan-peninggalan wali perang dan dokumen-dokumen perjuangan PDRI, seperti Surat Presiden Soekarno, tongkat Wali Perang, foto-foto Wali Perang bertemu dengan Syafruddin. Lalu di depan rumah juga didirikan monumen PDRI.

FACHRI HAMZAH

Pilihan editor: Sejarah Monumen Jam Gadang di Bukittinggi yang Diresmikan pada 1927

Berita terkait

Sederet Penanganan Banjir dan Longsor Sumbar: Rekayasa Cuaca Hingga Relokasi Rumah

11 jam lalu

Sederet Penanganan Banjir dan Longsor Sumbar: Rekayasa Cuaca Hingga Relokasi Rumah

BNPB menyiapkan berbagai solusi penanganan bencana banjir lahar dingin dan tanah longsor yang menerjang Sumatera Barat

Baca Selengkapnya

Apa Penyebab Banjir Bandang dan Longsor di Sumatera Barat?

12 jam lalu

Apa Penyebab Banjir Bandang dan Longsor di Sumatera Barat?

BMKG menyebut hujan dengan intensitas sedang hingga sangat lebat merupakan pemicu banjir bandang, banjir lahar hujan, dan longsor di Sumbar.

Baca Selengkapnya

Jalan Nasional Sumatera Barat Putus Diterjang Banjir, Pasokan Logistik Terancam

1 hari lalu

Jalan Nasional Sumatera Barat Putus Diterjang Banjir, Pasokan Logistik Terancam

Banjir menyebabkan jalan nasional di Sumatera Barat terputus. Kadin khawatir akan terjadi ancaman pada pasokan komoditas.

Baca Selengkapnya

Jokowi Ingin Turun Langsung ke Lokasi Banjir Lahar Dingin di Sumatera Barat

1 hari lalu

Jokowi Ingin Turun Langsung ke Lokasi Banjir Lahar Dingin di Sumatera Barat

Jokowi telah memerintahkan Kepala BNPB untuk segera mendatangi area yang terkena dampak untuk mengkoordinasikan upaya bantuan dan pemulihan.

Baca Selengkapnya

Korban Jiwa Banjir dan Longsor di Sumbar Tembus 50 Orang, Begini Langkah BNPB di Lokasi

1 hari lalu

Korban Jiwa Banjir dan Longsor di Sumbar Tembus 50 Orang, Begini Langkah BNPB di Lokasi

Banjir lahar dingin dan longsor di enam kabupaten Sumatera Barat menelan hingga 50 korban jiwa. Sudah ada 3.396 warga terdampak yang harus mengungsi.

Baca Selengkapnya

Update Peristiwa Banjir Bandang Sumatera Barat

1 hari lalu

Update Peristiwa Banjir Bandang Sumatera Barat

Peristiwa banjir bandang di Sumatera Barat baru-baru ini terjadi, berikut updatenya

Baca Selengkapnya

Banjir dan Longsor di Sumbar, BNPB Tetapkan Status Tanggap Darurat Selama Dua Pekan

1 hari lalu

Banjir dan Longsor di Sumbar, BNPB Tetapkan Status Tanggap Darurat Selama Dua Pekan

BNPB menetapkan status tanggap darurat untuk lima kabupaten dan kota di Sumatera Barat yang sedang dihantam banjir lahar dingin dan longsor.

Baca Selengkapnya

18 Titik Jalan Nasional Rusak Parah Akibat Banjir Bandang di Sumatera Barat

2 hari lalu

18 Titik Jalan Nasional Rusak Parah Akibat Banjir Bandang di Sumatera Barat

Rusaknya beberapa jalan tersebut diakibatkan banjir bandang dan longsor yang melanda Sumatra Barat pada Sabtu, 11 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Banjir di Sumatera Barat Sebabkan Jalan Nasional Terputus, Masyarakat Diimbau Lewat Jalan Alternatif

2 hari lalu

Banjir di Sumatera Barat Sebabkan Jalan Nasional Terputus, Masyarakat Diimbau Lewat Jalan Alternatif

Bencana alam banjir bandang di Sumatera Barat menyebabkan sejumlah jalan nasional terputus. Masyarakat diminta lewat jalur alternatif.

Baca Selengkapnya

Tim SAR Cari 6 Penumpang Mobil yang Terserat Banjir Bandang di Tanah Datar

2 hari lalu

Tim SAR Cari 6 Penumpang Mobil yang Terserat Banjir Bandang di Tanah Datar

Saat banjir bandang dan banjir lahar dingin terjadi pada Sabtu malam 11 Mei 2024, ada sejumlah kendaraan yang sedang melintas.

Baca Selengkapnya