Bhutan Pangkas Setengah Biaya Harian Turis untuk Meningkatkan Kunjungan Wisata

Reporter

Tempo.co

Editor

Mila Novita

Minggu, 27 Agustus 2023 10:00 WIB

Himalaya, Kerajaan Bhutan disebut sebagai salah satu negara paling indah. Awalnya wilayah ini hanya sebagai mitos, karena sangat sedikit yang mengetahui tempat ini. Pada tahun 1972, Raja Jigme Singye Wangchuck membuka wilayah ini untuk wisatawan, 10 Februari 2015. Dailymail.co.uk

TEMPO.CO, Jakarta - Kerajaan Bhutan memangkas biaya harian turis untuk meningkatkan kunjungan wisata setelah pandemi. Negara yang berada di Pegunungan Himalaya itu sebelumnya menetapkan biaya harian sebesar US$200 atau sekitar Rp3 juta kepada setiap turis.

Tarif baru sebesar US$100 atau Rp1,5 juta per malam akan berlaku mulai September untuk empat tahun. “Hal ini dilakukan mengingat pentingnya peran sektor pariwisata dalam menciptakan lapangan kerja, menghasilkan devisa dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan,” kata pemerintah dalam sebuah pernyataan pada Jumat malam, 25 Agustus 2023.

Bhutan terkenal sebagai negara yang terisolasi selama beberapa generasi. Namun negara tersebut membuka kunjungan wisatawan pada 1974, dimulai dengan 300 pengunjung. Namun, jumlah tersebut melonjak menjadi 315.600 pada 2019, naik 15,1 persen dari tahun sebelumnya, menurut data resmi.

Minat wisatawan ke negara itu semakin tinggi karena keunikan wilayah dan budayanya. Mereka pun mulai mewaspadai dampak pariwisata massal dan melarang pendakian gunung untuk menjaga kesucian puncaknya.

Bhutan menerapkan biaya yang disebut dengan “Biaya Pembangunan Berkelanjutan”. Awalnya biaya harian ini sebesar US$65 atau sekitar Rp994 ribu, tapi naik menjadi US$200 per pengunjung per malam ketika negara tersebut mengakhiri dua tahun pembatasan COVID pada September tahun lalu. Menurut pemerintah mereka, uang tersebut akan digunakan untuk mengimbangi emisi karbon yang dihasilkan oleh pengunjung.

Advertising
Advertising

Biaya wisata membuat kunjungan wisatawan berkurang. Hanya turis dengan banyak uang yang mau ke situ, sayangnya jumlahnya hanya sedikit dibandingkan dengan turis yang ke wilayah sekitar Nepal.

Dorji Dhradhul, direktur jenderal Departemen Pariwisata Bhutan, mengatakan pengurangan separuh biaya tersebut dapat meningkatkan kedatangan wisatawan pada periode puncak wisatawan September-Desember. Bulan-bulan tersebut biasanya menjadi puncak kunjungan turis karena banyak acara keagamaan dan budaya di negara yang mayoritas penduduknya beragama Buddha itu.

Pada Juni, pemerintah melonggarkan peraturan mengenai lama tinggal dan biaya bagi wisatawan namun belum berhasil meningkatkan kunjunagn wisata seperti yang diharapkan. Dhradhul mengatakan lebih dari 56.000 wisatawan telah mengunjungi Bhutan sejak Januari namun sekitar 42.000 adalah warga negara India, yang hanya perlu membayar biaya sebesar 1.200 rupee India atau sekitar Rp220 ribu per hari.

REUTERS | HINDUSTAN TIMES

Pilihan Editor: 5 Fakta Menarik tentang Bhutan, Negara dengan Emisi Karbon Negatif

Berita terkait

Banjir Sumbar Berdampak ke Pariwisata, Sandiaga Uno: Keselamatan yang Paling Utama

1 hari lalu

Banjir Sumbar Berdampak ke Pariwisata, Sandiaga Uno: Keselamatan yang Paling Utama

Sandiaga Uno menyebut banjir Sumbar turut berdampak ke sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.

Baca Selengkapnya

Masa Jabatan Hampir Berakhir, Apa Rencana Sandiaga Uno Selanjutnya?

1 hari lalu

Masa Jabatan Hampir Berakhir, Apa Rencana Sandiaga Uno Selanjutnya?

Masa jabatan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno tersisa lima bulan lagi. Ini rencana dia.

Baca Selengkapnya

Jepang Perkenalkan Pemesanan Online untuk Mendaki Gunung Fuji

2 hari lalu

Jepang Perkenalkan Pemesanan Online untuk Mendaki Gunung Fuji

Sistem pemesanan online untuk jalur paling populer Gunung Fuji diumumkan pada Senin 13 Mei 2024 oleh otoritas Jepang

Baca Selengkapnya

Pertama Digelar, Natuna Geopark Marathon 2024 Diikuti 840 Peserta dari Dalam dan Luar Negeri

2 hari lalu

Pertama Digelar, Natuna Geopark Marathon 2024 Diikuti 840 Peserta dari Dalam dan Luar Negeri

Natuna yang masuk dalam daftar Geopark Nasional akan memfokuskan diri dalam kegiatan-kegiatan sport tourism.

Baca Selengkapnya

Bupati Natuna Akui Harga Tiket ke Natuna Mahal, Promosi Pariwisata Harus Digencarkan

2 hari lalu

Bupati Natuna Akui Harga Tiket ke Natuna Mahal, Promosi Pariwisata Harus Digencarkan

Event olahraga lari yang diadakan pertama kali di Natuna, Natuna Geopark Marathon 2024, akan membantu meningkatkan pariwisata.

Baca Selengkapnya

Dongkrak Ekonomi dan Pariwisata, SPMT Layani Kapal Pesiar Sandar di Pelabuhannya

3 hari lalu

Dongkrak Ekonomi dan Pariwisata, SPMT Layani Kapal Pesiar Sandar di Pelabuhannya

PT Pelabuhan Indonesia (Persero) membeberkan bagaimana ramainya kapal pesiar yang bersandar di pelabuhan yang dikelolanya belakangan ini.

Baca Selengkapnya

11 Orang Tewas dalam Kecelakaan Bus Pariwisata Terguling di Subang, Kemenhub: Bus Tidak Punya Izin Angkutan

3 hari lalu

11 Orang Tewas dalam Kecelakaan Bus Pariwisata Terguling di Subang, Kemenhub: Bus Tidak Punya Izin Angkutan

Kemenhub angkat bicara soal kecelakaan bus pariwisata di Jalan Raya Kampung Palasari, Desa Palasari, Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang, Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

Sri Lanka Bebas Visa Hingga Akhir Mei 2024 Ini 8 Destinasi Menarik yang Harus Dikunjungi

4 hari lalu

Sri Lanka Bebas Visa Hingga Akhir Mei 2024 Ini 8 Destinasi Menarik yang Harus Dikunjungi

Jelajahi keajaiban Sri Lanka dari Sigiriya, Anuradhapura, Kandy, Ella, Galle, Mirissa, Nuwara Eliya, Yala

Baca Selengkapnya

Sri Lanka Perpanjang Bebas Visa untuk 7 Negara Hingga Akhir Mei 2024

4 hari lalu

Sri Lanka Perpanjang Bebas Visa untuk 7 Negara Hingga Akhir Mei 2024

Kebijakan bebas visa untuk menarik jumlah wisatawan ke Sri Lanka

Baca Selengkapnya

Kementerian Pariwisata Minta 3 Ribu Desa Wisata Ikut Sertifikasi Halal

5 hari lalu

Kementerian Pariwisata Minta 3 Ribu Desa Wisata Ikut Sertifikasi Halal

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mendorong 3 ribu desa wisata untuk ikut sertifikasi halal.

Baca Selengkapnya