Mengenal Jemparingan, Warga Dusun Soka Bantul Lestarikan Kebudayaan sekaligus Olahraga Tradisional

Senin, 31 Juli 2023 18:40 WIB

Warga melakukan jemparingan di Dusun Soka, Bantul, Yogyakarta. Foto dok: Rachel Farahdiba R / TEMPO

TEMPO.CO, Jakarta - Jemparingan adalah olahraga panahan khas Kerajaan Mataram Islam yang berasal dari Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat. Eksistensi jemparingan dapat ditarik jauh sejak awal keberadaan Kesultanan Yogyakarta.

Raja pertama Kasultanan Yogyakarta, Sri Sultan Hamengkubuwono I menggerakkan pengikutnya untuk belajar panahan sebagai langkah menjadi seorang ksatria dengan sifat percaya diri disertai rendah hati, semangat, tanggung jawab, dan konsentrasi.

Awalnya, olahraga ini hanya dilaksanakan di lingkungan keluarga Kerajaan Mataram dan menjadi perlombangan para prajurit kerajaan dengan menggunakan bambu. Namun, selama perkembangannya, jemparingan semakin banyak digemari oleh golongan rakyat biasa.

Selama berjalannya waktu, beberapa daerah mulai menerapkan jemparingan sebagai olahraga dan bentuk kebudayaan Yogyakarta yang harus dilestarikan. Salah satu daerah yang masih menerapkan jemparingan berada di Dusun Soka, Bantul.

Awal mula hadirnya jemparingan di dusun ini sangat unik yang bermula dari wisata gowes dengan memiliki akses dua pintu dalam satu rute perjalanannya. Lalu, selama wisatawan melalui rute yang berada di dusun ini, pengelola jemparingan setempat menampilkan aksi jemparingan secara langsung.

Advertising
Advertising

Aksi ini bertujuan agar dapat menarik para wisatawan gowes untuk melakukan jemparingan sebagai bentuk pelestarian kebudayaan Jawa. Saat ini, peminat jemparingan di Dusun Soka cenderung banyak diikuti oleh kelompok ibu pembinaan kesejahteraan keluarga (PKK) setempat.

Pelaksanaan jemparingan yang dianggap sebagai olahraga kerajaan ini memakan waktu cukup lama. Sebab, jemparingan dilakukan dengan ketepatan ukuran dan konsentrasi yang tinggi. Anak panah dengan busur yang digunakan ketika jemparingan harus diarahkan dengan tepat agar sesuai sasaran. Penerapan konsentrasi ini yang membedakan jemparingan dengan panahan dan olahraga lain. Tingkat fokus seseorang juga diuji dalam jemparingan. Pasalnya, para pemanah harus mengetahui berapa kemiringan dan kecepatan anak panah untuk bisa tepat sasaran.

Selain itu, para pemanah jemparingan tidak membidik anak panah untuk jatuh tepat sasaran dengan mata, tetapi memosisikan busur di hadapan perut yang dilandaskan pada perasaan pemanah. Posisi ini memiliki makna agar cita-cita seseorang dapat tercapai sesuai dengan konsentrasi masing-masing. Semakin tinggi tingkat konsentrasi, semakin besar pula cita-cita dapat terwujud.

Selain itu, saat membidik, anak panah juga dapat diposisikan sedikit miring sehingga dapat dibidik dengan mata. Biasanya, jemparingan dilakukan dengan cara duduk bersila yang menjadi perbedaan paling utama dengan olahraga lainnya.

Selain waktu, jemparingan yang terlihat mudah untuk dilakukan juga membutuhkan banyak tenaga.

“Banyak orang yang mengira bahwa jemparingan mudah dilakukan dan tidak melelahkan. Padahal, jemparingan yang hanya dimainkan tiga kali saja sudah membuat seseorang lelah, terutama pemula,” kata Sugiyanto, pengelola jemparingan di Dusun Soka, Bantul pada 31 Juli 2023.

Adapun, alat-alat yang digunakan untuk melakukan jemparingan sebagai berikut, yaitu:

  1. Busur atau gandewa yang terdiri dari pegangan busur, lar (bilah), dan tali busur,
  2. Sasaran anak panah atau bandulan,
  3. Bola kecil sebagai pengurangan nilai bagi pemanah yang mengenakannya.

Bagi para pemula yang ingin melakukan jemparingan penting untuk mengikuti setiap tata cara, mulai dari sikap memegang busur sampai melepaskan anak panah. Sebab, tata cara tersebut harus diterapkan untuk menjaga keamanan para pemanah. Setiap cara jemparingan di Dusun Soka, Bantul ini masih berlandaskan pada filosofi jemparingan sebagai sarana melatih konsentrasi yang dibawa dari Kerajaan Mataram Islam. Dengan demikian, jemparingan bukan sekadar sebuah olahraga dan menarik wisatawan, melainkan juga bentuk pelestarian kebudayaan Jawa sejak Raja Pertama Yogyakarta.

Pilihan Editor: Mengenal Jemparingan, Olahraga Panahan Tradisional ala Kerajaan Mataram

Berita terkait

Daftar Pemilihan Gubernur yang Digelar pada Pilkada 2024, Mengapa Yogyakarta Tak Termasuk?

18 jam lalu

Daftar Pemilihan Gubernur yang Digelar pada Pilkada 2024, Mengapa Yogyakarta Tak Termasuk?

Pilkada 2024 akan dilaksanakan pada November 2024 di semua provinsi di seluruh Indonesia, kecuali Daerah Istimewa Yogyakarta. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Kenalkan Selokan Legendaris Van Der Wijck, Sleman Terbitkan Prangko Khusus

21 jam lalu

Kenalkan Selokan Legendaris Van Der Wijck, Sleman Terbitkan Prangko Khusus

Selokan Van Der Wijck berperan penting menjamin irigasi di Sleman, Yigyakarta. Dibuat pada masa Sri Sultan Hamengku Buwono VIII berkuasa.

Baca Selengkapnya

Masalah Sampah di Yogyakarta Tak Kunjung Tuntas, Sultan Beri Pesan Ini ke Kepala Daerah

1 hari lalu

Masalah Sampah di Yogyakarta Tak Kunjung Tuntas, Sultan Beri Pesan Ini ke Kepala Daerah

Yogyakarta sebagai destinasi wisata turut tercoreng oleh masalah sampah yang belum terselesaikan setelah TPA Piyungan tutup.

Baca Selengkapnya

Sultan HB X Beri Pesan Abdi Dalem Yogyakarta Amalkan Ajaran Leluhur Mataram, Apa Saja ?

1 hari lalu

Sultan HB X Beri Pesan Abdi Dalem Yogyakarta Amalkan Ajaran Leluhur Mataram, Apa Saja ?

Sultan Hamengku Buwono X memberi pesan khusus kepada abdi dalem Keraton Yogyakarta dan Kadipaten Pakualaman di acara Syawaan.

Baca Selengkapnya

Bukan Lewat YIA, 3 Ribuan Calon Jemaah Haji Yogyakarta Tahun Ini tetap Terbang Lewat Bandara Solo

1 hari lalu

Bukan Lewat YIA, 3 Ribuan Calon Jemaah Haji Yogyakarta Tahun Ini tetap Terbang Lewat Bandara Solo

Yogyakarta International Airport saat ini masih belum memiliki asrama haji untuk embarkasi.

Baca Selengkapnya

Yogyakarta Siapkan Regulasi Baru Pedoman Pendanaan Pendidikan, Pungutan Bakal Dilegalkan?

1 hari lalu

Yogyakarta Siapkan Regulasi Baru Pedoman Pendanaan Pendidikan, Pungutan Bakal Dilegalkan?

Salah satu beleid paling disorot terutama tentang pungutan sekolah di Yogyakarta, yang akan diubah istilahnya menjadi dana partisipasi.

Baca Selengkapnya

Respon PHRI DIY Pasca Bandara YIA Jadi Satu-Satunya Bandara Internasional DIY-Jateng

2 hari lalu

Respon PHRI DIY Pasca Bandara YIA Jadi Satu-Satunya Bandara Internasional DIY-Jateng

PHRI DIY merespon soal penetapan Bandara YIA sebagai bandara internasional satu-satunya di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Dosen UPN Veteran Yogyakarta Akui Dugaan Kekerasan Seksual, Ini Sanksi Kampus

2 hari lalu

Dosen UPN Veteran Yogyakarta Akui Dugaan Kekerasan Seksual, Ini Sanksi Kampus

Beredar surat permohonan maaf seorang dosen UPN Veteran Yogyakarta (UPNVYK) terkait dugaan kekerasan seksual kepada seorang mahasiswi kampus tersebut.

Baca Selengkapnya

Mengenal Tradisi Merti Desa Mbah Bregas di Sleman, Keteledanan dari Sosok Pengikut Sunan Kalijaga

3 hari lalu

Mengenal Tradisi Merti Desa Mbah Bregas di Sleman, Keteledanan dari Sosok Pengikut Sunan Kalijaga

Pelaksanaan upacara adat Merti Desa Mbah Bregas di Sleman hanya dilangsungkan satu tahun sekali, tepatnya Jumat kliwon pada Mei.

Baca Selengkapnya

Viral Benda Bercahaya Hijau Melintasi Langit Yogyakarta, Meteor?

3 hari lalu

Viral Benda Bercahaya Hijau Melintasi Langit Yogyakarta, Meteor?

Meteor terang atau fireball itu bergerak dari selatan ke utara, tak hanya terpantau di langit Yogyakarta tapi juga Solo, Magelang, dan Semarang

Baca Selengkapnya