Menilik Sekar Gelatik, Motif Batik Khas Magelang yang Kondang

Kamis, 8 Juni 2023 06:44 WIB

Sofie Noor Safitri, pencipta Batik Sekar Gelatik Khas Magelang. TEMPO/Arimbi HP

TEMPO.CO, Magelang - Kota Magelang tak hanya populer dengan bangunan heritage dan kekayaan kesenian serta budayanya. Daerah yang dijuluki Kota Sejuta Bunga itu ternyata juga memiliki produksi batik khas daerah yang populer hingga ke mancanegara.

Meski hampir di setiap daerah di Indonesia memiliki batik, Kota Magelang punya ciri sendiri untuk motif dan warnanya. Sesuai jargon Kota Sejuta Bunga, batik asli Kota Magelang memiliki motif bunga-bunga dan Burung Gelatik dengan warna yang terang mencolok.

"Namanya motif Sekar Gelatik. Sekar artinya bunga, gelatik sebagai simbol hewan endemik yang dibudidaya di Kyai Langgeng," kata pemilik Batik Sekar Magelang, Sofie Noor Safitri saat ditemui Tempo.

Pemilik sekaligus pencetus Sekar Gelatik yang akrab disapa Popy itu menceritakan, motif itu ia ciptakan sekitar 2002. "Dulu saya adalah terapis di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Kota Magelang, dalam pelatihan tersebut, saya mengajar batik sebagai media pembelajaran para pasien, dan ternyata mereka bisa, berlatih sabar, hasilnya pun bagus," kata dia.

Popy menceritakan awalnya motif Sekar Gelatik juga ia ajarkan ke para pasien agar lebih mudah diingat dan dibuat saat terapi. "Motifnya bunga dan burung kan tidak rumit, jadi mengajarkannya tidak sulit, karena bagus akhirnya dipakai sendiri," ujarnya.

Advertising
Advertising

Tak disangka, setelah Popy dan para pasien mengubah kain batik tersebut menjadi baju dan dikenakan pada suatu acara resmi di instansi pemerintah kala itu, ternyata justru banyak yang tertarik. "Banyak yang bertanya beli dimana, saya bilang produksi sendiri bersama teman-teman pasien RSJ, ternyata laku, oleh Wali Kota kala itu diminta untuk membuat dan dibeli beliau," kata dia.

Melihat antusiasme para Muspida dan Wali Kota Magelang saat membeli, Popy pun tergerak untuk memproduksi kain batik Sekar Gelatik lebih banyak lagi. "Akhirnya kami coba mix and match dengan berbagai warna, tapi tetap dengan jenis doff," ujarnya.

Dalam perkembangannya, lambat laun pembeli batik Sekar Gelatik terus bertambah bahkan hingga ratusan orang dari berbagai daerah. "Karena mulai kewalahan, saya merekrut beberapa orang untuk membantu, sampai saat ini saya ada 7 karyawan," kata Popy.

Tak hanya menambah karyawan, Popy mulai mengembangkan beberapa motif batik yang diambil dari cerita historis dan bangunan heritage Magelang. "Ada batik motif Tugu Aniem, batik Perang Diponegoro, itu yang paling khas dan laku keras meski harganya tergolong paling mahal," kata dia.

Popy mengatakan batik yang dibuat di rumahnya dibanderol mulai dari Rp 100.000 hingga Rp 1.500.000 tergantung tingkat kerumitannya. "1 kain batik tulis diproduksi kurang lebih 2 minggu, mulai dari proses menggambar, nyanting, pewarnaan, nglorot hingga menjemur," kata dia.

Ibu tiga orang anak yang tinggal di daerah Bandongan tersebut menuturkan batik yang ia produksi biasanya dijual langsung dari rumahnya, online, pameran musiman serta reseller. "Kalau dari luar negeri sudah ada yang beli seperti Singapura dan Malaysia, semoga bisa ekspor lebih jauh lagi," kata Popy.

Pernah tampil di Indonesia Fashion Week (IFW) dan dikenakan oleh Puteri Indonesia

Bukan cuma dijual, Popy menceritakan batik Sekar Gelatik dan motif lain khas Magelang yang ia produksi juga pernah tampil beberapa kali di IFW Jakarta dan digunakan sebagai wardrobe Puteri Indonesia 2023. "Yang terbaru kemarin baru saja digunakan untuk semua finalis Puteri Indonesia 2023 saat final, para tamu VIP (Wali Kota Magelang dan Dubes Amerika Serikat) juga memakai kain dari Sekar Batik," ujarnya.

Dalam acara tersebut, Popy berkolaborasi dengan Jacobs Aditya yang juga menjadi desainer ternama yang juga menjadi penata busana pada ajang Puteri Indonesia 2023. "Waktu acara itu juga kain kami diborong kurang lebih 25 lembar untuk buah tangan dari Indonesia untuk tamu asing," kata dia.

Ke depannya, Popy berharap, batik yang ia produksi bisa terus berkembang dan diekspor ke berbagai negara.

Pilihan Editor: Cara Yogyakarta Jaring Bibit Muda Minati Kerajinan Batik

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Bamsoet Dukung Rencana Touring Kebudayaan

9 hari lalu

Bamsoet Dukung Rencana Touring Kebudayaan

Bamsoet mendukung rencana touring kebudayaan bertajuk "Borobudur to Berlin. Global Cultural Journey: Spreading Tolerance and Peace".

Baca Selengkapnya

Bamsoet Dukung Fashion Show Kain Tradisional Indonesia di San Polo Italia

9 hari lalu

Bamsoet Dukung Fashion Show Kain Tradisional Indonesia di San Polo Italia

Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo atau Bamsoet, mendukung rencana pagelaran fashion show oleh Dian Natalia Assamady bertajuk "Keindahan Karya Kain. Tenun dan Batik Ku Indonesia".

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Pakai Kain Batik pada Hari Terakhir di Washington, Hadiri 3 Pertemuan Bilateral

10 hari lalu

Sri Mulyani Pakai Kain Batik pada Hari Terakhir di Washington, Hadiri 3 Pertemuan Bilateral

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengenakan kain batik pada hari terakhirnya di Washington DC, Amerika Serikat, 21 April kemarin.

Baca Selengkapnya

Ingin Jadi Pusat Seni dan Budaya, Hong Kong Dirikan Museum Sastra

13 hari lalu

Ingin Jadi Pusat Seni dan Budaya, Hong Kong Dirikan Museum Sastra

Museum Sasta Hong Kong akan dibuka pada Juni

Baca Selengkapnya

Jangan Lupakan 7 Destinasi Wisata Semarang, Kota Lama sampai Mangrove Edu Park

14 hari lalu

Jangan Lupakan 7 Destinasi Wisata Semarang, Kota Lama sampai Mangrove Edu Park

Kota Lama Semarang hingga Taman Lele, Semarang tak pernah kehabisan destinasi wisata.

Baca Selengkapnya

Balon Udara Jatuh di Magelang, Rusak Lima Rumah dan Satu Mobil

20 hari lalu

Balon Udara Jatuh di Magelang, Rusak Lima Rumah dan Satu Mobil

Sebuah balon udara jatuh di Perumahan Pesona Kota Mungkid, Kabupaten Magelang. Kejadian ini merusak lima rumah warga dan satu unit mobil.

Baca Selengkapnya

194 Tahun Lalu Pangeran Diponegoro Ditangkap Belanda, Ini Kilas Peristiwanya

35 hari lalu

194 Tahun Lalu Pangeran Diponegoro Ditangkap Belanda, Ini Kilas Peristiwanya

Pangeran Diponegoro ketika itu bersedia menyerahkan diri dengan syarat sisa anggota laskarnya yang tersisa dibebaskan.

Baca Selengkapnya

Ini Destinasi Wisata Menarik Searah Perjalanan Menuju Yogyakarta

37 hari lalu

Ini Destinasi Wisata Menarik Searah Perjalanan Menuju Yogyakarta

Libur lebaran di Yogyakarta, ada banyak destinasi wisata yang searah kota Pelajar itu

Baca Selengkapnya

PNM Berikan Pelatihan Batik Ecoprint kepada Nasabah

38 hari lalu

PNM Berikan Pelatihan Batik Ecoprint kepada Nasabah

PT Permodalan Nasional Madani (PNM) mengadakan pelatihan untuk membantu pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) para nasabah.

Baca Selengkapnya

Kampung Karangkajen Yogyakarta Dipromosikan Sebagai Kampung Religius, Ini Daya Tariknya

41 hari lalu

Kampung Karangkajen Yogyakarta Dipromosikan Sebagai Kampung Religius, Ini Daya Tariknya

Kampung Karangkajen Kecamatan Mergangsan Kota Yogyakarta dikenalkan sebagai Kampung Religius jelang Ramadhan atau awal Maret 2024 ini.

Baca Selengkapnya