Wisata Minat Khusus di Stasiun Riset Bekantan, Mengamati Lucunya Ikan Timpakul

Reporter

Antara

Rabu, 17 Mei 2023 12:28 WIB

Ikan Tempakul atau Tembakul di hutan bakau Tarakan, Kalimanta Utara, 19 Mei 2016. Ikan tersebut dapat bertahan hidup di darat denganlama, (90% waktunya dihabiskan di darat), dapat memanjat akar-akar pohon bakau, melompat jauh, dan 'berjalan' di atas lumpur. TEMPO/ Gunawan Wicaksono

TEMPO.CO, Jakarta - Kawasan Pulau Curiak di Kabupaten Barito Kuala Kalimantan Selatan selama ini dikenal sebagai tempat untuk melihat bekantan, hewan endemik Pulau Kalimantan. Namun kini, di sana juga pengunjung bisa melihat ikan glodok atau ikan timpakul.

Wisata minat khusus ini disediakan oleh Yayasan Sahabat Bekantan Indonesia (SBI). Direktur Pengembangan Wisata Minat Khusus SBI, Ferina mengatakan hewan itu memiliki perilaku unik yang bisa diamati.

"Ikan timpakul sangat unik karena hidup di dua alam, baik di air maupun di darat dengan empat genera, yaitu Boleophthalmus, Periophthalmus, Periophthalmadon dan Scartelaos," kata Ferina, Selasa, 17 Mei 2023.

Keunikan timpakul

Ikan ini memiliki keunikan sehingga sering menarik perhatian para pengunjung di Stasiun Riset Bekantan. Hewan itu seringkali terlihat di kawasan wisata edukasi itu.

Advertising
Advertising

Ikan timpakul memiliki sirip di dada yang berfungsi sebagai lengan untuk berjalan, merayap dan melompat. Matanya seperti mata kodok dan bisa bergerak berlawanan arah di dalam waktu bersamaan serta dapat berputar 360 derajat.

Ikan Tempakul atau Tembakul di hutan bakau Tarakan, Kalimanta Utara, 29 Mei 2016. Ikan ini kerap melompat-lompat ke daratan, terutama di daerah berlumpur atau berair dangkal di sekitar hutan bakau ketika air surut. TEMPO/ Gunawan Wicaksono

Menurut Ferina, wisatawan pada umumnya sangat antusias menanyakan ikan unik tersebut. Sebab, perilakunya lucu saat merayap dan memanjat pohon rambai.

"Terkadang jika beruntung kita bisa menyaksikan atraksi timpakul yang seperti menari-nari, walaupun sebenarnya lagi bersaing memperebutkan wilayah," kata Ferina.

Ferina menjelaskan keberadaan ikan timpakul juga menjadi penanda bahwa ekosistem lahan basah tempatnya berada berarti sehat. Sebab, ikan itu juga berperan sebagai salah satu spesies indikator biologi.

“Ini menunjukkan bahwa upaya kami melakukan restorasi ekosistem lahan basah mulai menampakkan hasil yang positif," kata Ferina.

Wisata minat khusus

SBI mengembangkan wisata minat khusus bertajuk "Bekantan Ecotour". Dalam tur itu, peserta diajak menyusuri trek hutan mangrove atau bakau hasil restorasi yang ditanam oleh SBI sejak enam tahun lalu.

Peneliti bekantan dari Universitas Lambung Mangkurat (ULM) sekaligus pendiri SBI Amalia Rezeki mengatakan pihaknya optimistis wisata minat khusus itu akan terus berkembang. Sebab, tren wisata saat ini kembali ke alam dan ramah lingkungan..

Wisata minat khusus itu banyak dimanfaatkan sejumlah sekolah dan perguruan tinggi untuk edukasi serta penelitian keragaman hayati khas lahan basah. Setiap bulannya ada saja pelajar dan mahasiswa yang berkunjung ke Stasiun Riset Bekantan, baik lokal maupun mancanegara.

"Rencananya minggu depan kami menerima kedatangan wisatawan dari Jepang dan Hong Kong berjumlah sekitar 20 orang, serta bulan Juli nanti sudah teragendakan 40 mahasiswa dari Australia," kata Amalia.

SBI pun berencana membangun fasilitas penginapan di kawasan Stasiun Riset Bekantan. Sebab, banyak permintaan paket tur untuk bermalam di kawasan hutan mangrove tempat hidup bekantan.

Pilihan Editor: Wisata Alam ke Pulau Curiak, Belajar tentang Bekantan dan Tanam Buah Rambai

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Greenpeace Khawatirkan Kelestarian Pesut, Bekantan, dan Orang Utan Akibat Pembangunan IKN

38 hari lalu

Greenpeace Khawatirkan Kelestarian Pesut, Bekantan, dan Orang Utan Akibat Pembangunan IKN

Greenpeace menyatakan pembangunan IKN Nusantara mengancam kelestarian 3 satwa yang sudah kritis, yaitu orang utan, bekantan, dan pesut mahakam.

Baca Selengkapnya

Tersangka Perdagangan Satwa Dilindungi Ditangkap dengan Barang Bukti 6 Bekantan

6 Maret 2024

Tersangka Perdagangan Satwa Dilindungi Ditangkap dengan Barang Bukti 6 Bekantan

Selain bekantan, ada satwa dilindungi lainnya yakni 3 kucing hutan, 1 lutung kelabu, dan 3 monyet ekor panjang.

Baca Selengkapnya

Mengenal Bekantan, Kera Belanda Khas Kalimantan yang Pandai Berenang

14 Januari 2024

Mengenal Bekantan, Kera Belanda Khas Kalimantan yang Pandai Berenang

Bekantan dalam status di ambang kepunahan dan termasuk satwa yang dilindungi

Baca Selengkapnya

Jangan Lewatkan 4 Destinasi Wisata Kota Tarakan dan Sekitarnya

18 Desember 2023

Jangan Lewatkan 4 Destinasi Wisata Kota Tarakan dan Sekitarnya

Kota Tarakan punya 4 destinasi wisata, termasuk Pantai Amal dan Museum Sejarah Perminyakan.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Newcastle University Ikuti Sekolah Konservasi Pulau Curiak, Antusias Melihat Bekantan

4 Desember 2023

Mahasiswa Newcastle University Ikuti Sekolah Konservasi Pulau Curiak, Antusias Melihat Bekantan

Sebanyak 16 mahasiswa Newcastle University, Australia peserta program "summer course" bekerja sama dengan ULM mengikuti sekolah konservasi alam.

Baca Selengkapnya

Kadin: Yogyakarta Perlu Event Minat Khusus Seperti Wisata Museum untuk Geliatkan Pariwisata

7 Mei 2023

Kadin: Yogyakarta Perlu Event Minat Khusus Seperti Wisata Museum untuk Geliatkan Pariwisata

Salah satu penyebab lesunya pariwisata di Yogyakarta pada libur Lebaran lalu diduga karena masih minimnya event.

Baca Selengkapnya

KLHK Tangkap Pelaku Penyelundupan Bekantan dan Owa Jenggot Putih di Gorontalo

14 Februari 2023

KLHK Tangkap Pelaku Penyelundupan Bekantan dan Owa Jenggot Putih di Gorontalo

TEMPO.CO, Jakarta- Tim Operasi Balai Gakkum Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan atau KLHK Wilayah Sulawesi berhasil menggagalkan penyelundupan satwa yang dilindungi di Kota Gorontalo.

Baca Selengkapnya

Amel, Perempuan Pertama di Dunia Bergelar Doktor Konservasi Bekantan

19 Januari 2023

Amel, Perempuan Pertama di Dunia Bergelar Doktor Konservasi Bekantan

Amel, sapaan akrab pendiri Yayasan Sahabat Bekantan Indonesia (SBI), berhasil meraih gelar doktor di bidang konservasi bekantan di ULM.

Baca Selengkapnya

Yogyakarta Klasterisasi Kawasan Cagar Budaya, Dibuatkan Festival untuk Wisata Minat Khusus

4 Desember 2022

Yogyakarta Klasterisasi Kawasan Cagar Budaya, Dibuatkan Festival untuk Wisata Minat Khusus

Magnet kunjungan wisata ke Kota Yogyakarta, selama ini salah satunya dilatari rasa klangenan terhadap melimpahnya kawasan cagar budayanya.

Baca Selengkapnya

Langkah Awal Sebelum Gunung Wilis Menjadi Destinasi Wisata Minat Khusus

26 Juni 2022

Langkah Awal Sebelum Gunung Wilis Menjadi Destinasi Wisata Minat Khusus

Pemerintah Kabupaten Madium menyiapkan kawasan Gunung Wilis untuk menjadi destinasi wisata minat khusus.

Baca Selengkapnya