Penemuan Gunung Bawah Laut di Pacitan, Apakah Berbahaya?

Kamis, 16 Februari 2023 07:07 WIB

Profil batimetri 3 dimensi temuan gunung bawah laut di perairan selatan Pacitan, Jawa Timur. (Dok. BIG)

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Informasi Geospasial (BIG) melaporkan temuan gunung bawah laut di sekitar perairan Pacitan, Jawa Timur. Informasi tersebut disampaikan langsung kepada Pemerintah Kabupaten Pacitan. Keberadaan gunung baru yang jauh di bawah permukaan air laut itu sempat meresahkan masyarakat setempat. Mereka khawatir dengan kemungkinan dampak letusan yang akan ditimbulkan. Lantas, apakah memang berbahaya?

Fenomena kehadiran gunung bawah laut di Indonesia bukan pertama kali terjadi. BIG mencatat setidaknya ada enam gunung api bawah laut yang tersebar di seluruh wilayah NKRI. Diantaranya ialah Gunung Hobal di Nusa Tenggara Timur, Gunung Nieuwerkerk di kawasan Maluku Tengah, Gunung Yersey di Laut Banda, Gunung Emperor of China serta Gunung Submarine Volcano 1992 dan Gunung Banua Wuhu di Sulawesi Utara.

Fakta Gunung Bawah Laut di Pacitan

Belum ada keterangan resmi dari pihak BIG mengenai kemunculan gunung api bawah laut di Pacitan. Kabar yang menyebar di masyarakat berawal dari pernyataan Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji saat memberi sambutan pada Hari Pers Nasional, Kamis, 9 Februari 2023 di Balai Wartawan.

Kepada awak media, pria yang akrab disapa Aji atau INB itu mengungkapkan sejumlah fakta menarik gunung bawah laut di Pacitan. Apa sajakah itu?

1. Tinggi dan kedalaman gunung bawah laut

Advertising
Advertising

Dari apa yang diungkapkan BIG kepada Pemkab Pacitan, gunung baru itu diperkirakan mempunyai tinggi mencapai 2.300 meter. Ukuran diameternya sekitar 10 kilometer Serta berada di kedalaman berkisar antara 3 sampai 4 kilometer dari permukaan air laut.

2. Lokasi gunung bawah laut di Pacitan

Fakta gunung bawah laut di Pacitan berikutnya berkaitan dengan lokasinya. BIG menyebut kemungkinan sekitar 200 kilometer di sisi barat daya Pacitan. “Tidak di kawasan zona eksklusif (ZEE). Masih di dalam Indonesia. Apabila ditarik lurus, paling dekat ke Pacitan”, kata Indra.

3. Proses terbentuknya gunung bawah laut di Pacitan

Mengutip ahli geologi Rovicky Putrohari melalui laman instagramnya @DongengGeologi, kemunculan gunung bawah laut di Pacitan bukanlah suatu hal yang terjadi tiba-tiba. Namun diakibatkan oleh tumbukan lempeng Indo-Australia di Samudera Hindia. Sebab, lantai samudera sebenarnya tidak mulus dan memiliki morfologi berliku.

Tonjolan di dasar laut disebut dengan istilah Roo Rise. Tonjolan itu tersebar di laut selatan pulau Jawa, khususnya dari Yogyakarta ke Banyuwangi diketahui salah satu yang terbesar. Konsekuensi Roo Rise mempengaruhi proses penunjaman. Apabila penunjaman tertahan lantai samudera maka akumulasi energi (strain) semakin besar. Hasilnya kemungkinan gempa juga semakin meningkat hingga membentuk gunung bawah laut.

4. Belum punya nama

Pemkab Pacitan diminta memberi nama gunung bawah laut baru itu. Sejumlah isu beredar bahwa nama yang bakal disematkan diambil dari nama sang bupati sendiri. Namun, pria berusia 45 tahun itu membantah desas-desus yang menyeruak.

“Namanya masih dipikirkan. Yang jelas pastinya bukan nama orang, bukan Aji, bukan pula Sastro. Semua (pihak) masih memikirkan namanya”, kata Aji.

5. Ancaman gunung bawah laut

Mengenai bahaya gunung bawah laut belum dapat dikonfirmasi mengingat BIG dan ahli geologi terkait masih menelitinya hingga saat ini. “Mudah-mudahan temuan gunung (bawah laut) ini adalah kabar baik dan bukan suatu ancaman. Tapi menjadi berkah untuk Kabupaten Pacitan, Jawa, dan Indonesia”, kata Aji.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), gunung adalah bukit yang sangat tinggi dan besar (biasanya setinggi lebih dari 600 meter). Sementara gunung berapi (vulkanik) merupakan jenis gunung yang mengandung lahar. Dilansir dari Britannica, gunung bawah laut tersebar di seluruh dunia. Hampir setiap ekspedisi oseanografi mampu menemukan gunung bawah laut baru dan diperkirakan hingga saat ini ada sekitar 20.000.

Aktivitas dan jenis gunung bawah laut di Pacitan masih belum diketahui sehingga belum dapat disimpulkan apakah gunung tersebut berpotensi menghasilkan ledakan maupun tsunami.

NIA HEPPY | MELYNDA DWI PUSPITA (CW)

Pilihan Editor: Jalan-jalan ke Pacitan Jangan Lupa Kunjungi 3 Destinasi Wisata Gua Ini

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

BMKG: Gempa Bumi di Pacitan Akibat Deformasi Batuan Lempeng Indo-Australia

6 jam lalu

BMKG: Gempa Bumi di Pacitan Akibat Deformasi Batuan Lempeng Indo-Australia

Dari analisis BMKG, gempa bumi dengan magnitudo M4.8 di Pacitan akibat deformasi batuan lempeng Indo-Australia.

Baca Selengkapnya

Pacitan Diguncang Gempa Bumi Tektonik, Terasa Sampai ke Blitar dan Malang

9 jam lalu

Pacitan Diguncang Gempa Bumi Tektonik, Terasa Sampai ke Blitar dan Malang

Pacitan diguncang gempa bumi dengan magnitudo M5,0, Selasa, 7 Mei 2024 pukul 10.34 WIB.

Baca Selengkapnya

BMKG Sebut Gempa M5,1 Pacitan Tidak Merusak dan Berbahaya

14 hari lalu

BMKG Sebut Gempa M5,1 Pacitan Tidak Merusak dan Berbahaya

Gempa dipicu oleh sesat aktif dasar laut.

Baca Selengkapnya

Gempa Getarkan Pacitan dan Banyak Wilayah Lain di Indonesia Sepanjang Hari Ini

15 hari lalu

Gempa Getarkan Pacitan dan Banyak Wilayah Lain di Indonesia Sepanjang Hari Ini

Kebanyakan gempa memiliki Intensitas guncangan pada skala III MMI. Ada juga yang IV MMI. Simak data selengkapnya dari BMKG.

Baca Selengkapnya

Ragam Spot Tetirah di Jalur Pansela: Ya Mudik, Ya Piknik

34 hari lalu

Ragam Spot Tetirah di Jalur Pansela: Ya Mudik, Ya Piknik

Jalur Pansela ini memiliki beberapa keunggulan diantaranya jumlah penginapan yang banyak, panorama yang indah serta relatif sepi dibandingkan Pantura.

Baca Selengkapnya

Badan Informasi Geospasial Pamer Progres Kebijakan Satu Peta per Maret 2024

34 hari lalu

Badan Informasi Geospasial Pamer Progres Kebijakan Satu Peta per Maret 2024

Kepala BIG Muhammad Aris Marfai membeberkan kemajuan capaian dalam pelaksanaan Kebijakan Satu Peta per Maret 2024 melalui 4 kegiatan.

Baca Selengkapnya

Efek Emosional Menyaksikan Gerhana, Kagum sampai Cemas

40 hari lalu

Efek Emosional Menyaksikan Gerhana, Kagum sampai Cemas

Menyaksikan gerhana dapat membangkitkan berbagai emosi dan memiliki efek psikologis yang signifikan pada masing-masing orang.

Baca Selengkapnya

Ramai Isu Badai Matahari, Peneliti Antariksa BRIN Jelaskan Dampaknya ke Bumi

52 hari lalu

Ramai Isu Badai Matahari, Peneliti Antariksa BRIN Jelaskan Dampaknya ke Bumi

Badai matahari merupakan istilah dari aktivitas tata surya terkait bintik matahari yang kemunculannya bisa diamati atau dipantau dari bumi.

Baca Selengkapnya

BIG Bantu Pemetaan Sistem Zonasi Peserta Didik Baru

2 Maret 2024

BIG Bantu Pemetaan Sistem Zonasi Peserta Didik Baru

Pelacakan titik koordinat berbasis persil dapat mengukur jarak dengan sekolah terdekat. Mengurangi risiko manipulasi sistem zonasi.

Baca Selengkapnya

Rekonstruksi Kasus Kopi Sianida Pacitan, Tersangka Pembunuhan Peragakan 28 Adegan

28 Februari 2024

Rekonstruksi Kasus Kopi Sianida Pacitan, Tersangka Pembunuhan Peragakan 28 Adegan

Polisi menyatakan tidak ada fakta baru yang terungkap dalam rekonstruksi pembunuhan dengan kopi sianida ini.

Baca Selengkapnya