Tak Hanya Uang Arwah, Berbagai Replika Barang Kertas Dibakar untuk Leluhur saat Imlek

Senin, 23 Januari 2023 09:21 WIB

Seorang pria etnis Tionghoa melempar jinzhi atau uang arwah atau kertas emas, pada patung Dewa Cina, Da Shi Ye yang terbuat dari kertas saat berlangsungnya festival Ghost di Kajang, di Kuala Lumpur, Malaysia, 13 Agustus 2016. AP Photo

TEMPO.CO, Jakarta - Berbagai tradisi unik selalu muncul setiap Imlek tiba, salah satunya Jinzhi atau membakar uang arwah. Setiap tahun, orang-orang Tionghoa akan membakar uang sebagai sarana memberikan nafkah kepada pada leluhur di alam arwah.

Tradisi bakar uang arwah merupakan ritual yang telah diwariskan secara turun-temurun dalam komunitas Tionghoa selama ribuan tahun. Ritual tersebut diyakini mampu memberikan kemakmuran bagi mereka yang sudah lebih dulu ke alam baka. Meski, uang yang dibakar bukanlah uang asli, melainkan uang palsu.

Baca : 7 Tradisi Imlek yang Populer di Indonesia

Namun, barang yang dibakar tak melulu replika uang. Orang-orang Tionghoa rupanya tak kekurangan cara kreatif untuk meneruskan tradisi sesuai perkembangan zaman. Lantas, apa saja barang yang biasa dibakar dalam ritual Imlek?

Dilansir dari Culture Trip, tradisi pembakaran uang kertas berkembang ke dalam bentuk-bentuk lain sesuai jenis aset harta kekayaan. Orang-orang mulai membuat replika kertas untuk berbagai harta benda yang mampu didapatkan di dunia.

Advertising
Advertising

Dengan membakar replika kertas tersebut, mereka meyakini arwah para leluhur akan mendapatkan harta kekayaan serupa. Mereka percaya, para leluhur akan menerima sesembahan tersebut.Tidak ada kemewahan yang ditolak untuk diberikan kepada para leluhur.

Selain uang kertas, sejumlah pelayat sering kali menawarkan replika kertas yang menyerupai rumah, pakaian, paspor, tiket pesawat, penanak nasi, bahkan ponsel pintar atau televisi. Barang-barang semacam itu dibakar untuk secara simbolis memberikan kekayaan kepada almarhum.

Mereka berharap, para almarhum akan memiliki tempat tinggal, pakaian, bahkan kehidupan yang layak di alam baka. Itu sebabnya mereka berusaha menjamin kebutuhan para almarhum dengan membakar repika kertas dari berbagai bentuk harta benda.

Sementara itu, uang kertas yang dibakar pun dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu tembaga, emas, dan perak. Tembaga untuk arwah yang baru meninggal dan arwah yang tidak diketahui. Emas untuk arwah dan dewa yang lebih tinggi. Adapun, perak untuk arwah leluhur dan dewa setempat.

HAN REVANDA PUTRA

Baca : Imlek Sempat Dilarang di Era Orba, Kini Jadi Hari Libur Nasional

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Mengenal Makanan Gohyong, Bukan Kuliner Korea

44 hari lalu

Mengenal Makanan Gohyong, Bukan Kuliner Korea

Gohyong menjadi jananan kaki lima yang tengah naik daun saat ini. Namanya seperti kuliner Korea, ternyata akulturasi Tinghoa dan Betawi.

Baca Selengkapnya

Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta Dimulai, Tetap Meriah meski Pindah Lokasi

59 hari lalu

Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta Dimulai, Tetap Meriah meski Pindah Lokasi

Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta 2024 mengedepankan edukasi budaya Tionghoa Mataram yang belum banyak dikenal masyarakat.

Baca Selengkapnya

Menikmati Bebek Peking, Nasi Hainan, dan Ayam Char Siu di Festival Pecinan Banyuwangi

26 Februari 2024

Menikmati Bebek Peking, Nasi Hainan, dan Ayam Char Siu di Festival Pecinan Banyuwangi

Selain bebek peking, di sepanjang puluhan deretan stan tersebut juga tersedia berbagai kuliner khas Tionghoa lainnya di Festival Pecinan Banyuwangi.

Baca Selengkapnya

Detik-detik Tradisi Cap Go Meh 2024 yang Dirayakan Hari Ini

24 Februari 2024

Detik-detik Tradisi Cap Go Meh 2024 yang Dirayakan Hari Ini

Di Indonesia Cap Go Meh salah satu festival terbesar yang digelar di beberapa daerah. Masing-masing memiliki cara khas dalam memeriahkan Cap Go Meh.

Baca Selengkapnya

Asal Usul Tradisi Menyantap Ronde saat Cap Go Meh, Terinspirasi Koki Istana Zaman Dinasti Han

23 Februari 2024

Asal Usul Tradisi Menyantap Ronde saat Cap Go Meh, Terinspirasi Koki Istana Zaman Dinasti Han

Di zaman Dinasti Han, seorang koki istana diberi libur untuk bertemu keluarganya saat Cap Go Meh setelah menyajikan ronde kepada kaisar

Baca Selengkapnya

Sejarah Arak-arakan Sipasan, Tradisi Perayaan Cap Go Meh yang Hanya Ada di Padang dan Taiwan

21 Februari 2024

Sejarah Arak-arakan Sipasan, Tradisi Perayaan Cap Go Meh yang Hanya Ada di Padang dan Taiwan

Tradisi Arak-arakan Sipasan saat Cap Go Meh hanya dilakukan di dua tempat di dunia ini, yaitu di Padang dan Taiwan.

Baca Selengkapnya

4 Larangan Saat Perayaan Cap Go Meh, Termasuk Potong Rambut dan Cuci Pakaian

20 Februari 2024

4 Larangan Saat Perayaan Cap Go Meh, Termasuk Potong Rambut dan Cuci Pakaian

Ada sejumlah larangan saat Cap Go Meh. Sebaiknya tidak dilakukan.

Baca Selengkapnya

Rupiah Hari Ini Ditutup Melemah Rp 15.623 per Dolar AS, Bagaimana dengan Esok?

19 Februari 2024

Rupiah Hari Ini Ditutup Melemah Rp 15.623 per Dolar AS, Bagaimana dengan Esok?

Pelemahan nilai rupiah di perdagangan sore ini disebabkan oleh dua faktor, yakni internal dan eksternal.

Baca Selengkapnya

Penumpang LRT Jabodebek Capai 122.671 Orang Selama Libur Isra Mikraj dan Tahun Baru Imlek

16 Februari 2024

Penumpang LRT Jabodebek Capai 122.671 Orang Selama Libur Isra Mikraj dan Tahun Baru Imlek

LRT Jabodebek mulai menjadi pilihan masyarakat untuk bepergian terutama pada moment libur panjang Isra Mikraj dan Tahun Baru Imlek.

Baca Selengkapnya

Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta 2024, Ini Sederet Perubahannya

15 Februari 2024

Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta 2024, Ini Sederet Perubahannya

Perubahan pada waktu dan tempat pelaksanaan Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta ke-19 kali ini dikarenakan bertepatan dengan penyelenggaraan Pemilu.

Baca Selengkapnya