Daya Tarik Wisata Nagari Koto Malintang, Pohon Raksasa Berusia 560 Tahun dan Danau Maninjau

Reporter

Antara

Jumat, 6 Januari 2023 07:36 WIB

Penampakan pohon raksasa di Nagati Koto Malintang. Dok. ANTARA/HO-Dok Wali Nagari Koto Malintang

TEMPO.CO, Jakarta - Tak semua daerah memiliki potensi berupa pohon raksasa. Keberadaan pohon raksasa jenis Medang (Litsea Sp) yang ada di Nagari (Desa) Koto Malintang Kecamatan Tanjungraya Kabupaten Agam Sumatera Barat itu pun akan disiapkan sebagai tujuan wisata yang bisa menarik wisatawan.

Untuk mewujudkannya, Pemerintah Nagari Koto Malintang telah membentuk Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Kayu Gadang untuk mengelola dan mengembangkan potensi wisata daerah itu. "Pokdarwis Kayu Gadang telah diakui oleh Dinas Pariwisata dan Pemuda Olahraga Agam. Mereka juga telah mendapatkan pelatihan," kata Wali Nagari Koto Malintang Nazirudin, Kamis, 5 Januari 2023.

Selain itu, jalan menuju pohon besar itu telah dibangun sepanjang 1,2 kilometer dengan lebar tiga meter pada 2022. Selanjutnya, nagari akan membangun taman dan lokasi tempat duduk di lokasi pohon besar sehingga pengunjung bisa betah di lokasi itu.

Sebab, tak hanya pohon raksasa, kawasan itu juga merupakan lokasi yang tepat untuk menikmati pemandangan Danau Maninjau dengan jelas. Utuk mewujudkan itu, Nazirudin mengupayakan pihaknya mencari dana pengembangan lokasi itu.

"Ini untuk menarik pengunjung ke pohon besar dan salah satu ikon bisa melihat Danau Maninjau," kata Nazirudin.

Pohon raksasa yang konon terbesar di dunia

Di lokasi itu, sebenarnya ada lima pohon besar dengan berbagai ukuran dan lokasi berada di hutan rakyat. Pohon terbesar memiliki ukuran diameter 4,6 meter, lingkaran 14 meter, tinggi bebas cabang 34 meter dan tinggi sebenarnya lebih dari 50 meter.

Advertising
Advertising

Pohon Medang yang terbesar itu diperkirakan berusia sekitar 560 tahun dan ini berdasarkan rumus mencari usia kayu yang dipakai. "Pohon itu telah dikunjungi mahasiswa Universitas Negeri Padang (UNP), wisatawan nusantara dan wisatawan mancanegara dari Vietnam, Jepang dan negara lainnya. Lokasi berdekatan dengan Danau Maninjau," kata Nazirudin.

Kepala Resor Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Maninjau Ade Putra pada 2021 menyebut keberadaan pohon raksasa di hutan rakyat itu merupakan keistimewaan. "Kalau di hutan lindung ditemukan pohon kayu besar adalah hal biasa, namun tumbuh di hutan rakyat merupakan hal yang luar biasa," kata dia.

Ade bahkan menyebutnya sebagai pohon raksasa itu sebagai pohon kayu terbesar di dunia. Perbandingannya adalah kayu tane mahota di Selandia Baru yang berukuran diameter 4,4 meter. Catatan Outdoor Project untuk pohon kayu queets spruce di Olympic National Park, Amerika Serikat, juga menyebut volume batang di bawah pohon kayu medang dari Agam, yakni 337 meter kubik. Lalu, pohon kayu red creek fir di San Juan Valley, Vancouver Island, British Columbia, Kanada, memiliki volume batang 349 meter kubik dan pohon kayu two towers di Tasmania, Australia, bervolume batang 358 meter kubik.

Baca: Cerita Jembatan Plunyon Lereng Gunung Merapi Lokasi Syuting KKN di Desa Penari

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

Berita terkait

Selain Istana Versailles 4 Chateau di Paris Ini Tak Kalah Megah dan Menakjubkan

1 hari lalu

Selain Istana Versailles 4 Chateau di Paris Ini Tak Kalah Megah dan Menakjubkan

Kalau sudah pernah ke Istana Versailles dan ingin mencari tempat baru, berikut ini adalah istana terbaik di dekat Paris

Baca Selengkapnya

3 Hal yang Paling Banyak Dikeluhkan Wisatawan saat ke Korea Selatan

1 hari lalu

3 Hal yang Paling Banyak Dikeluhkan Wisatawan saat ke Korea Selatan

Korea Tourism Organization mencatat 902 pengaduan dari wisatawan selama tahun 2023

Baca Selengkapnya

17 Bandara Internasional Turun Status karena Sepi Kunjungan Wisman, Ini Kata Kemenhub

4 hari lalu

17 Bandara Internasional Turun Status karena Sepi Kunjungan Wisman, Ini Kata Kemenhub

Lesunya aktivitas kunjungan wisman ke 17 bandara internasional membuat Kemenhub menurunkan status penggunaan bandara menjadi bandara domestik.

Baca Selengkapnya

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

5 hari lalu

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

BPS mencatat hanya 169 wisatawan mancanegara yang menggunakan 17 Bandara yang kini turun status menjadi Bandara domestik.

Baca Selengkapnya

Iuran Wisata untuk Siapa

8 hari lalu

Iuran Wisata untuk Siapa

Rencana pemerintah memungut iuran wisata lewat tiket pesawat ditolak sejumlah kalangan. Apa masalahnya?

Baca Selengkapnya

Pemandangan ke Gunung Fuji Ditutup Pembatas Tinggi, Jengkel Turis Nakal

8 hari lalu

Pemandangan ke Gunung Fuji Ditutup Pembatas Tinggi, Jengkel Turis Nakal

Jepang memasang tembok pembatas yang menghalangi turis berfoto dengan latar belakang Gunung Fuji.

Baca Selengkapnya

Gempa Garut, Wisatawan Panik Pantai Selatan Jabar Sempat Sepi

9 hari lalu

Gempa Garut, Wisatawan Panik Pantai Selatan Jabar Sempat Sepi

Dinas Pariwisata Kabupaten Pangandaran mengatakan pantai Pangandaran pasca terjadinya gempa Garut dalam situasi aman.

Baca Selengkapnya

Alasan Jepang Bangun Penghalang di Tempat Foto Gunung Fuji

9 hari lalu

Alasan Jepang Bangun Penghalang di Tempat Foto Gunung Fuji

Foto Gunung Fuji yang berdiri megah di delakang toko Lawson itu menarik bagi wisatawan asing

Baca Selengkapnya

Hong Kong Meluncurkan Tiket Bus Khusus untuk Wisatawan

10 hari lalu

Hong Kong Meluncurkan Tiket Bus Khusus untuk Wisatawan

Mulai Sabtu, 27 Juli 2024, salah satu operator bus di Hong Kong menerapkan tiket satu hari tanpa batas untuk wisatawan

Baca Selengkapnya

Kawah Ijen Tutup Akhir April dan Awal Mei 2024

12 hari lalu

Kawah Ijen Tutup Akhir April dan Awal Mei 2024

Dengan meningkatnya jumlah pengunjung selama masa liburan, tekanan terhadap lingkungan alam Kawah Ijen juga meningkat.

Baca Selengkapnya