Pengudang Festival Seafood, Perkumpulan Chef: Desa Wisata Harus Punya Kuliner Khas

Selasa, 29 November 2022 13:36 WIB

Dewan juri saat menilai masakan seafood salah satu peserta di Pengudang Festival Seafood, Desa Pengudang Bintan. TEMPO/Yogi Eka sahputra.

TEMPO.CO, Bintan - Perhelatan Pengudang Festival Seafood ke-5 di Pantai Batumpang, Desa Pengudang, Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau, berlangsung meriah, Ahad, 27 November 2022. Festival kuliner itu diharapkan dapat melahirkan makanan khas desa untuk memikat wisatawan berkunjung ke Desa wisata Pengudang.

Festival ini mengangkat acara utama lomba memasak masakan yang bahan utamanya berasal dari laut, mulai dari ikan, udang, cumi dan sorgum. Masakan para peserta dinilai oleh dewan juri dari Persatuan Chef Seluruh Indonesia yang ada di Bintan. Peserta menyajikan beberapa kreasi masakan laut.

Dewan Juri dari Perkumpulan Chef Profesional Indonesia (PCPI) Bintan Hidayatullah mengatakan beberapa kategori yang menjadi penilai adalah kerjasama tim, kebersihan, cita rasa serta penyajian. "Saya bingung memilih pemenang, semuanya bagus-bagus," kata dia kepada Tempo.co.

Masyarakat dari Serbung Lagoi keluar sebagai juara dalam lomba memasak ini. Mereka menyajikan masakan sorgum menjadi makanan utama, kemudian bunga talang dijadikan sop. "Plating mereka bagus, hasil penilaian setiap masakan hasilnya beda-beda tipis, ada yang bagus secara ide, tetapi kalah dari citra rasa," kata Hidayat.

Hidayat mengatakan potensi makanan laut di Desa Pengudang sangat bagus. Namun, dalam acara festival masih belum muncul makanan laut khas yang bagus secara penampilan dan cita rasa. "Katanya disini banyak bulu babi, itu sebenarnya bisa jadi ide kreatif olahan (makanan) baru," kata dia.

Advertising
Advertising

Misalnya di Daerah Kijang, wisatawan harus berkunjung ke sana hanya untuk mencari otak-otak tulang. "Jadi kalau wisatawan kesini mau cari makanan apa, itu yang harus digali lagi," ujarnya.

Salah satu peserta, menurut Hidayat, sudah ada yang memunculkan masakan olahan sendiri yang kreatif namun kurang dari cita rasa. "Tadi ada satu, namanya satai, ikan dibungkus daun kemudian berbentu segitiga, itu unik," kata dia.

Pariwisata harus memiliki kuliner khas untuk mendatangan turis. Hidayat mengusulkan masyarakat Desa Pengudang bisa mengembangkan modifikasi makanan otak-otak atau lemper yang biasa dari udang sekarang dibuat berbahan pokok kerang. "Atau di mix dengan ikan, otak-otak udang rebon, lemper dari udang rebon, atau dari bulu babi itu," kata dia.

Menurut Hidayat, masakan laut disukai banyak kalangan sehingga jika dikembangkan sangat bagus untuk desa wisata. "Apalagi nutrisi makanan laut ini, tidak kita ragukan lagi, pengolahan makan laut juga tidak sulit, apalagi daya jualnya juga bagus," ujarnya.

Kuncinya, kata Hidayat, warga asli Desa Pengudang hanya perlu berkreasi atau mengolah kembali masakan rumahan yang biasanya dimakan sehari-hari lebih kreatif dan punya daya tarik sendiri.

Salah seorang peserta dari Desa Berakit, Bintan Aryuswita memasak beberapa jenis masakan laut, mulai dari cumi goreng, seafood saut tiram, twomak onegas ber dan lainnya. "Masakan itu masakan yang kami makan sehari-hari," kata dia.

Tidak hanya menyajikan masakan sehari-hari. Mahasiswa dari Politeknik Cakrawala Bintan mengolah masakan laut menjadi masakan untuk hotel bintang 5. "Kami membuat masakan makanan laut yang sudah termasuk makanan restouran fushion," ujar Tiara Cahyani Putri, salah seorang mahasiswa yang menjadi juru masaknya.

Tiara mengatakan masakan ini dibuat berdasarkan teknik yang didapatkan dari perkuliahan. Beberapa menu mengabungkan menu modern dan daerah. "Di sini juga ada mashed potato sebagai menu tambahan," kata dia.

Mahasiswa Jurusan Seni Kuliner ini mengatakan masakan laut sangat kaya protein. Memasaknya tidak dianjurkan terlalu matang agar nutrisi protein tetap utuh. "Ini ada tinta cumi kita buat, di dalamnya ada bengkoang untuk penetralisir kelebihan protein yang ada, semua makanan yang kita buat resepnya ditimbang," ujarnya.

Ketua Pelaksana Pengudang Seafood Festival Iwan Winarto mengatakan lomba memasak diadakan untuk mengali potensi UMKM yang terdapat di desa Pengudang, terutama dari segi makanan laut. "Meskipun tidak semua menjadi pemenang, peserta diharapkan terus mengembangkan kreativitas menu yang mereka miliki untuk menjadi olahan masakan usaha sendiri," kata Iwan.

Baca juga: Pengudang Festival Seafood: Upaya Masyarakat Pesisir Bintan Kembangkan UMKM

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Terpopuler: Zulhas Revisi Permendag Barang Bawaan Impor, Teten Evaluasi Pernyataan Pejabatnya soal Warung Madura

1 hari lalu

Terpopuler: Zulhas Revisi Permendag Barang Bawaan Impor, Teten Evaluasi Pernyataan Pejabatnya soal Warung Madura

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas merevisi lagi peraturan tentang barang bawaan impor penumpang warga Indonesia dari luar negeri.

Baca Selengkapnya

Menkop UKM Teten Evaluasi Pernyataan Pejabatnya soal Pembatasan Jam Buka Warung Madura

1 hari lalu

Menkop UKM Teten Evaluasi Pernyataan Pejabatnya soal Pembatasan Jam Buka Warung Madura

Menkop UKM Teten Masduki mengevaluasi pernyataan pejabatnya tentang pembatasan jam operasinal warung atau toko klontong milik masyarakat.

Baca Selengkapnya

Tak Ada Pembatasan Operasi Warung Madura, Teten: Semua Perda harus Berpihak pada UMKM

1 hari lalu

Tak Ada Pembatasan Operasi Warung Madura, Teten: Semua Perda harus Berpihak pada UMKM

Kemenkop UKM pastikan tidak ada yang membatasi jam operasi warung atau toko klontong milik masyarakat seperti warung Madura.

Baca Selengkapnya

Kembangkan Pendanaan UKM, OJK Dorong Pemanfaatan Securities Crowdfunding

1 hari lalu

Kembangkan Pendanaan UKM, OJK Dorong Pemanfaatan Securities Crowdfunding

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus mendorong pengembangan Usaha Kecil Menengah (UKM) antara lain dengan memanfaatkan securities crowdfunding.

Baca Selengkapnya

Kopdit CU Lete Konda NTT Semakin Eksis dengan Manfaatkan Layanan LPDB-KUMKM

1 hari lalu

Kopdit CU Lete Konda NTT Semakin Eksis dengan Manfaatkan Layanan LPDB-KUMKM

Selain suntikan pinjaman terdapat upaya pembinaan, pendidikan, dan peningkatan usaha koperasi dari LPDB-KUMKM

Baca Selengkapnya

UMKM di Danau Toba Mulai Gunakan QRIS Permudah Transaksi

1 hari lalu

UMKM di Danau Toba Mulai Gunakan QRIS Permudah Transaksi

Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di kawasan wisata Danau Toba sudah mulai menerapkan sistem pembayaran melalui QRIS.

Baca Selengkapnya

Ramai Kemenkop UKM Batasi Jam Operasional Warung Madura, Ini Respons Ikatan Pedagang Pasar

1 hari lalu

Ramai Kemenkop UKM Batasi Jam Operasional Warung Madura, Ini Respons Ikatan Pedagang Pasar

Ikappi menyatakan keuntungan dari warung madura itu akan berputar di daerah masing-masing dan mendorong upaya peningkatan ekonomi daerahnya.

Baca Selengkapnya

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

1 hari lalu

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

Tiga bulan pertama 2024, kredit BNI utamanya terdistribusi ke segmen kredit korporasi swasta.

Baca Selengkapnya

8 Makanan Oleh-Oleh Khas Malaysia yang Kekinian dan Murah

2 hari lalu

8 Makanan Oleh-Oleh Khas Malaysia yang Kekinian dan Murah

Saat melancong ke Malaysia, jangan lupa membeli oleh-oleh khas Malaysia yang kekinian dan murah. Berikut ini rekomendasinya.

Baca Selengkapnya

KemenKopUKM Pastikan Kebijakan Pemerintah Berpihak pada Pelaku UMKM

4 hari lalu

KemenKopUKM Pastikan Kebijakan Pemerintah Berpihak pada Pelaku UMKM

KemenkopUKM tidak menemukan aturan yang melarang secara spesifik warung Madura untuk beroperasi sepanjang 24 jam dalam Perda Kabupaten Klungkung

Baca Selengkapnya