5 Cara Mengurangi Jejak Karbon Sebagai Pelancong

Reporter

Tempo.co

Kamis, 3 November 2022 21:07 WIB

Ilustrasi wisatawan memakai masker dan menjaga jarak. Dok. Kementerian Pariwisata

TEMPO.CO, Jakarta - Kepedulian soal jejak karbon akibat bepergian adalah salah satu isu yang sering dibicarakan ketika membahas kendaraan listrik dan dampaknya terhadap lingkungan. Jejak karbon dihasilkan dari segala kegiatan atau perilaku konsumsi manusia yang berdampak bagi lingkungan.

Jejak karbon disebut juga sebagai jumlah dari gas rumah kaca yang dihasilkan oleh berbagai kegiatan manusia tersebut. Jejak karbon akan dihitung dengan banyaknya kandungan CO2 dalam satuan ton.

Jika semakin meningkatnya rasa kesadaran terhadap lingkungan, maka tentu akan bisa membantu mengurangi jejak karbon di planet. Terutama untuk yang suka bepergian, berikut simak cara mudah yang bisa dilakukan untuk mengurangi jejak karbon:

Ubah transportasi, beralihlah ke kendaraan yang hemat bahan bakar

Cobalah untuk mengurangi menggunakan kendaraan yang banyak membutuhkan banyak bahan bakar, seperti salah satunya motor. Sebab, pembakaran dari bahan bakar fosil yang digunakan oleh kendaraan bisa berdampak bagi lingkungan.

Advertising
Advertising

Tak hanya udara, tetapi juga berdampak pada tanah, air dan iklim. Bayangkan ada banyak kendaraan yang digunakan oleh masyarakat. Semakin banyak pembakaran dari energi fosil tersebut tentu akan menjadi penyumbang jejak karbon yang bisa berdampak pada pemanasan global.

Akan lebih baik lagi jika mulai menggunakan sepeda atau sering berjalan kaki jika destinasi tujuan dekat. Namun jika terpaksa harus memakai kendaraan, maka pastikan bahan bakarnya sesuai dengan tipe kendaraan yang digunakan. Bagi pengguna mobil bisa memilih tipe mobil LCGC atau low cost green car yang lebih hemat bahan bakar.

Berinvestasi di maskapai penerbangan yang didedikasikan ramah lingkungan

Menurut laporan oleh Parlemen Eropa, transportasi udara menyumbang 13,4 persen dari emisi. Itulah mengapa penting untuk memesan penerbangan di maskapai ramah lingkungan.

Menurut Green Vacations, maskapai penerbangan seperti Virgin Atlantic sedang bekerja untuk membuat perjalanan lebih baik bagi planet ini. “Selain hal-hal kecil seperti menawarkan makanan organik dan bersumber berkelanjutan pada penerbangan mereka, mereka juga membuat perubahan besar seperti mendanai penelitian biofuel,” kata situs web tersebut. “Mereka juga mengadopsi program daur ulang yang ketat dan telah mengurangi emisi karbon mereka secara substansial.”

Maskapai lain yang masuk daftar termasuk Air France/KLM untuk partisipasinya dalam tujuan emisi karbon 2020 di seluruh industri dan investasinya dalam bahan bakar alternatif seperti biofuel bersama dengan Alaska Airlines untuk program Greener Skies, JetBlue untuk eksplorasi bahan bakar alternatif, dan United untuk program Eco-Skies miliknya sendiri, yang telah membantu meningkatkan efisiensi bahan bakar pesawatnya lebih dari 30 persen sejak 1994.

Lakukan riset tentang akomodasi

Seperti memilih maskapai penerbangan yang tepat, memilih akomodasi yang tepat juga dapat membantu. Kerjakan pekerjaan rumah dan periksa untuk melihat apakah akomodasi yang dipilih menawarkan alternatif ramah lingkungan dan hindari penggunaan plastik sekali pakai atau bersertifikat LEED.

Makanlah masakan lokal

Ini adalah tugas perjalanan yang menyenangkan. Kapan pun jika memungkinkan dalam perjalanan, cobalah makan makanan lokal. Temukan tempat makan seperti restoran yang mempromosikan bahan-bahan yang bersumber secara lokal. Hal ini akan membantu mengurangi jejak karbon. Transportasi menyumbang 11 persen dari emisi gas rumah kaca makanan, jadi semakin sedikit perjalanan, semakin baik. Ini juga dapat meningkatkan penghematan lingkungan.

Rencanakan perjalanan yang lebih lama

Rencanakanlah perjalanan lebih lama dan pastikan tetap ada di satu tempat. Sekali lagi, ini dapat membantu memperdalam apresiasi terhadap suatu tempat dan membantu mengurangi jejak karbon karena tidak perlu mengemudi ke tujuan baru berulang kali. Silakan pesan masa tinggal lebih lama di destinasi baru, jalan-jalan dan berinteraksi dengan penduduk setempat.

Sebagai bonus, masa tinggal yang lebih lama juga akan membantu meningkatkan ekonomi lokal lebih dari sekadar perjalanan singkat. Lalu, jika benar-benar menginginkan liburan mikro, tetaplah tinggal di rumah terdekat atau bahkan staycation untuk mengurangi jejak karbon dan untuk terhubung kembali dengan semua tempat di sekitar.

NABILA RAMADHANTY PUTRI DARMADI | TRAVEL AND LEISURE

Baca juga: Pariwisata Berkelanjutan, Tips Menjadi Wisatawan Ramah Lingkungan

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu

Berita terkait

17 Bandara Internasional Turun Status karena Sepi Kunjungan Wisman, Ini Kata Kemenhub

1 hari lalu

17 Bandara Internasional Turun Status karena Sepi Kunjungan Wisman, Ini Kata Kemenhub

Lesunya aktivitas kunjungan wisman ke 17 bandara internasional membuat Kemenhub menurunkan status penggunaan bandara menjadi bandara domestik.

Baca Selengkapnya

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

2 hari lalu

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

BPS mencatat hanya 169 wisatawan mancanegara yang menggunakan 17 Bandara yang kini turun status menjadi Bandara domestik.

Baca Selengkapnya

Iuran Wisata untuk Siapa

5 hari lalu

Iuran Wisata untuk Siapa

Rencana pemerintah memungut iuran wisata lewat tiket pesawat ditolak sejumlah kalangan. Apa masalahnya?

Baca Selengkapnya

Pemandangan ke Gunung Fuji Ditutup Pembatas Tinggi, Jengkel Turis Nakal

5 hari lalu

Pemandangan ke Gunung Fuji Ditutup Pembatas Tinggi, Jengkel Turis Nakal

Jepang memasang tembok pembatas yang menghalangi turis berfoto dengan latar belakang Gunung Fuji.

Baca Selengkapnya

Gempa Garut, Wisatawan Panik Pantai Selatan Jabar Sempat Sepi

6 hari lalu

Gempa Garut, Wisatawan Panik Pantai Selatan Jabar Sempat Sepi

Dinas Pariwisata Kabupaten Pangandaran mengatakan pantai Pangandaran pasca terjadinya gempa Garut dalam situasi aman.

Baca Selengkapnya

Alasan Jepang Bangun Penghalang di Tempat Foto Gunung Fuji

6 hari lalu

Alasan Jepang Bangun Penghalang di Tempat Foto Gunung Fuji

Foto Gunung Fuji yang berdiri megah di delakang toko Lawson itu menarik bagi wisatawan asing

Baca Selengkapnya

Hong Kong Meluncurkan Tiket Bus Khusus untuk Wisatawan

7 hari lalu

Hong Kong Meluncurkan Tiket Bus Khusus untuk Wisatawan

Mulai Sabtu, 27 Juli 2024, salah satu operator bus di Hong Kong menerapkan tiket satu hari tanpa batas untuk wisatawan

Baca Selengkapnya

5 Tips Agar Road Trip Lancar dan Berkesan

7 hari lalu

5 Tips Agar Road Trip Lancar dan Berkesan

Sebelum mulai road trip, buat perencanaan dengan matang agar perjalanan lancar dan berkesan

Baca Selengkapnya

Bertubi-tubi Penghargaan untuk Bobby Nasution, Terakhir Menantu Jokowi Raih Satyalancana dan Tokoh Nasional

8 hari lalu

Bertubi-tubi Penghargaan untuk Bobby Nasution, Terakhir Menantu Jokowi Raih Satyalancana dan Tokoh Nasional

Wali Kota Medan Bobby Nasution boleh dibilang banjir penghargaan. Menantu Jokowi ini dapat penghargaan Satyalancana baru-baru ini.

Baca Selengkapnya

KCIC Sebut Cuaca Buruk Picu Keterlambatan Perjalanan Kereta Cepat Whoosh

9 hari lalu

KCIC Sebut Cuaca Buruk Picu Keterlambatan Perjalanan Kereta Cepat Whoosh

Cuaca buruk membuat perjalanan kereta cepat Whoosh mengalami keterlambatan. PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) memberi kompensasi makanan dan minuman untuk penumpang.

Baca Selengkapnya