Ragam Bentuk dalam Keris, Tak Sekadar Senjata Orang Jawa
Reporter
RACHEL FARAHDIBA REGAR
Editor
S. Dian Andryanto
Sabtu, 17 September 2022 18:10 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Keris merupakan senjata tradisional tikam golongan belati yang berasal dari Jawa dengan keragaman di kawasan Indonesia bagian barat dan tengah.
Pada masa lalu keris berfungsi sebagai senjata dalam peperangan dan benda pelengkap sesajian (sesajen). Namun, pada penggunaan masa kini, keris lebih merupakan benda aksesoris dalam berbusana yang memiliki sejumlah simbol budaya dan menjadi benda koleksi dinilai dari estetikanya.
Kemudian, pengaruh waktu pun memengaruhi gaya pembuatan keris. Gaya pembuatan keris tercermin dari konsep tangguh yang biasanya dihubungkan dengan periodisasi sejarah, geografis, dan empu pembuatnya.
Mengutip dari unesco.org, sejak 2005, keris telah terdaftar dan diakui UNESCO sebagai Warisan Budaya Dunia Non-Bendawi Manusia yang berasal dari Indonesia. Tentunya, sebagai bangsa Indonesia, warga negaranya pun harus turut serta melestarikan keris ini yang memiliki bentuk-bentuk tersendiri.
Lantas, apa saja bentuk-bentuk dalam keris?
Keris atau dhuwung terdiri dari tiga bentuk utama, yaitu bilah (wilah atau daun keris), ganja (penopang), dan hulu keris (ukiran atau pegangan keris). Keris juga dilindungi sarung keris yang disebut warangka.
Hulu atau pegangan keris
Setiap pegangan keris (gaman atau hulu) memiliki beragam motif. Pada keris Bali ada yang motifnya menyerupai dewa, pedande (pendeta), penari, dan ada yang diukir dengan kinatah emas, batu mulia, dan batu mirah delima.
Pada pegangan keris Sulawesi motifnya menggambarkan burung laut yang merupakan simbol sebagian profesi masyarakat Sulawesi, yaitu pelaut, sedangkan burung adalah lambang dunia atas keselamatan. Hal ini sama seperti pegangan keris Riau Lingga yang juga bermotif kepala burung.
Pada pegangan keris Jawa, secara garis besar terdiri dari sirah wingking (kepala bagian belakang), jiling, cigir, cetek, bathuk (kepala bagian depan), weteng, dan bungkul.
Warangka atau sarung keris
Warangka merupakan komponen keris yang memiliki fungsi tertentu, khususnya dalam kehidupan sosial masyarakat Jawa, sebagaimana dilansir budaya-indonesia.org.
Secara garis besar terdapat dua bentuk warangka, yaitu jenis warangka ladrang (angkup, lata, janggut, gandek, godong, gandar, ri, dan cangkring) dan jenis warangka gayaman (gandon) bagian-bagiannya hampir sama dengan ladrang, tetapi tidak terdapat angkup, godong, dan gandek.
Aturan pemakaian bentuk warangka ini sudah ditentukan, walaupun tidak mutlak. Warangka ladrang digunakan untuk upacara resmi, misalkan menghadap raja dan acara resmi keraton lainnya (penobatan, pengangkatan pejabat kerajaan, perkawinan) dengan maksud penghormatan. Sementara itu, warangka gayaman digunakan untuk keperluan harian saja dan menghadapi peperangan karena kepraktisannya.
Wilah atau bilah keris
Wilah, wilahan, atau bilah adalah bagian utama keris. Wilah keris adalah logam yang ditempa sehingga menjadi senjata tajam. Wilah terdiri dari bagian-bagian tertentu yang tidak sama dalam setiap wilahan yang biasanya disebut dapur, salah satunya adalah dapur jangkung mayang.
Pada pangkal wilahan terdapat pesi yang merupakan ujung bawah tangkai keris. Bagian inilah yang masuk area pegangan keris (ukiran). Pesi memiliki panjang sekitar 5-7 centimeter dengan penampang sekitar 5-10 milimeter dan berbentuk bulat panjang, seperti pensil.
Pada bagian bawah dari keris dikenal dengan ganja. Pada bagian tengah ganja terdapat lubang pesi sehingga bagian wilah dan ganja tidak dapat terpisahkan. Pengamat budaya mengatakan bahwa kesatuan itu melambangkan kesatuan lingga (pesi) dan yoni (ganja).
RACHEL FARAHDIBA R
Baca: Yogyakarta Siapkan Pameran Keris Terbesar Akhir Pekan Ini, Ada Koleksi Langka Era Majapahit
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.