Bukan di Alun-Alun Utara Keraton, Sekaten Buatan Warga Tetap Dibanjiri Pelaku Usaha

Minggu, 4 September 2022 14:46 WIB

Suasana perayan Sekaten. Dok. Pemkot Jogja

TEMPO.CO, Yogyakarta - Upaya berbagai elemen warga menghadirkan kembali suasana nostalgia pasar malam perayaan Sekaten di Yogyakarta tahun ini menarik minat masyarakat. Meski perhelatan yang kali ini diberi nama Pasar Rakyat Jogja Gumregah itu tak akan digelar di Alun-Alun Utara depan Keraton Yogyakarta, namun para pelaku usaha yang mendaftarkan diri membludak.

Stand yang disediakan pada perhelatan yang akan digelar 16 September hingga 16 Oktober 2022 di lahan eks kampus STIEKER di Jalan Parangtritis Sewon Bantul itu nyaris 100 persen disewa seluruhnya oleh pelaku usaha. "Pelaku usaha yang sebagian besar UMKM ini tak hanya berasal dari Yogyakarta, tapi juga luar daerah seperti Pangkalanbun, Kalimantan," kata Ketua Harian Pasar Rakyat Jogja Gumregah Inung Norzani Minggu 4 September 2022.

Inung mengatakan pihaknya berusaha memaksimalkan lahan yang ada agar dapat menampung banyak kios. Berdasarkan lay out saat ini tersedia 203 kios. Jumlah ini masih ada kemungkinan bertambah.

Sedangkan produk yang dijual beraneka ragam mulai dari kuliner, fashion, otomotif, kerajinan, kosmetik dan lainnya. Dalam event hasil kolaborasi Sekretariat Bersama Keistimewaan DIY, Altar Ria Production dan Pola Prakaryan itu, panitia menyediakan kios dengan dua jenis tenda yakni tenda sanavil dan tenda standart berukuran 3 x 3 meter dan 4 x 3 meter.

Tenda-tenda ini akan dibuat per blok dengan masing-masing blok berisi 6 kelompok tenda. Total ada 24 blok yang terkoneksi dengan akses jalan selebar 3 meter hingga 5 meter.

Advertising
Advertising

"Di luar itu ada dua lokasi yang peruntukannya untuk wahana permainan serta satu panggung kesenian dan area parkir kendaraan. Area parkir kendaraan luasannya sekitar 20 meter dengan panjang 111 meter. Jika area ini tak menampung akan dilayani oleh jasa parkir masyarakat sekitar," kata Inung.

Penggunaan genset dilarang dalam event ini karena berpotensi menimbulkan kerawanan. Sebab apabila memakai genset seringkali pedagang membawa jerigen bahan bakar minyak dan ini tidak direkomendasikan.

Ketua Sekber Keistimewaan DIY Widihasto Wasana Putra mengatakan antusiasme para pedagang menunjukkan bahwa perekonomian masyarakat sudah mulai bangkit paska pandemi. "Keberadaan sektor UMKM tidak bisa dipandang sebelah mata. Meskipun perputaran nilai uangnya kecil namun karena secara kuantitatif jumlahnya sangat banyak sehingga angka komulatifnya turut menggerakkan perekonomian," katanya.

Event ini, kata Widihasto, diharapkan dapat menjawab kerinduan masyarakat terhadap gelaran Pasar Malam Perayaan Sekaten. "Pasar Malam Perayaan Sekaten membawa kenangan akan jajanan khas seperti ndog abang, sego gurih, bolang-baling dan lainnya. Produk kuliner khas itu adalah produk lokal yang selayaknya terus diangkat," kata dia.

Selain itu juga wahana hiburan seperti tong setan, komedi putar, gua hantu dan lainnya. Wahana ini bisa jadi penyeimbang ditengah kecenderungan anak-anak kita melulu berkutat pada mainan di gadget.

Koordinator Panggung Kesenian Pasar Rakyat Jogia Gumregah Nano Asmorodono menjelaskan sejauh ini respon para pelaku seni pertunjukkan untuk tampil sangat antusias. Sampai akhir pekan ini sudah terdaftar lebih sekitar 30 grup kesenian atau sanggar. Termasuk ada enam kelompok kesenian ketoprak antara lain grup Bhayangkara, Suara Kenanga, Arma Budaya. Selain itu juga ada kelompok jathilan, reog, tari-tarian, hadroh, dan lainnya.

Ardian Aprianto warga Kauman Kota Yogyakarta yang turut menyewa stand di pasar ini mengaku akan menjual nasi gurih dan endog abang yang selama ini menjadi ikon tatkala ada Pasar Malam Perayaan Sekaten. "Kami berharap kuliner itu bisa mengobati rasa kangen masyarakat terhadap Sekaten, khususnya paketan nasi gurih lengkap dengan lauk yang akan saya jual Rp 15 ribu," kata dia.

PRIBADI WICAKSONO

Baca juga: Sekaten Tahun Ini Ada Lagi, Tapi Bukan di Alun-alun Utara Keraton Yogyakarta

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

Berita terkait

Tradisi Grebeg Syawal Keraton Yogyakarta, Tahun Ini Tak Ada Rebutan Gunungan, Abdi Dalem Membagikan

14 hari lalu

Tradisi Grebeg Syawal Keraton Yogyakarta, Tahun Ini Tak Ada Rebutan Gunungan, Abdi Dalem Membagikan

Tahun ini, tradisi Grebeg Syawal tidak lagi diperebutkan tapi dibagikan oleh pihak Keraton Yogyakarta. Bagaimana sejarah Grebeg Syawal?

Baca Selengkapnya

Tradisi Grebeg Syawal Yogya, Ini Alasan Gunungan Tak Lagi Diperebutkan Tapi Dibagikan

16 hari lalu

Tradisi Grebeg Syawal Yogya, Ini Alasan Gunungan Tak Lagi Diperebutkan Tapi Dibagikan

Keraton Yogyakarta kembali menggelar tradisi Grebeg Syawal dalam memperingati Idul Fitri 2024 ini, Kamis 11 April 2024.

Baca Selengkapnya

78 Tahun Sultan Hamengkubuwono X, Salah Seorang Tokoh Deklarasi Ciganjur 1998

25 hari lalu

78 Tahun Sultan Hamengkubuwono X, Salah Seorang Tokoh Deklarasi Ciganjur 1998

Hari ini kelahirannya, Sri Sultan Hamengkubuwono X tidak hanya sebagai figur penting dalam sejarah Yogyakarta, tetapi juga sebagai tokoh nasional yang dihormati.

Baca Selengkapnya

269 Tahun Yogyakarta Hadiningrat, Apa Isi Perjanjian Giyanti?

46 hari lalu

269 Tahun Yogyakarta Hadiningrat, Apa Isi Perjanjian Giyanti?

Perjanjian Giyanti berkaitan dengan hari jadi Yogyakarta pada 13 Maret, tahun ini ke-269.

Baca Selengkapnya

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

47 hari lalu

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755

Baca Selengkapnya

Keraton Yogyakarta Gelar Pameran Abhimantrana, Ungkap Makna di Balik Upacara Adat

47 hari lalu

Keraton Yogyakarta Gelar Pameran Abhimantrana, Ungkap Makna di Balik Upacara Adat

Keraton Yogyakarta selama ini masih intens menggelar upacara adat untuk mempertahankan tradisi kebudayaan Jawa.

Baca Selengkapnya

Mengenal Tradisi Ngapem Ruwahan di Yogyakarta untuk Sambut Ramadan

27 Februari 2024

Mengenal Tradisi Ngapem Ruwahan di Yogyakarta untuk Sambut Ramadan

Tradisi Ngapem Ruwahan di Yogyakarta mengajak saling memaafkan dan persiapan mental sebelum ibadah puasa Ramadan.

Baca Selengkapnya

Film Agak Laen Angkat Latar Pasar Malam, Ini Pilihan Permainannya

18 Februari 2024

Film Agak Laen Angkat Latar Pasar Malam, Ini Pilihan Permainannya

Film Agak Laen menggambarkan cerita di sekitar pasar malam. Apa atraksi pasar malam yang bisa jadi hiburan keluarga?

Baca Selengkapnya

Yogyakarta Gelar Tradisi Labuhan Gunung Merapi dan Pantai Parangkusumo

12 Februari 2024

Yogyakarta Gelar Tradisi Labuhan Gunung Merapi dan Pantai Parangkusumo

Upacara adat yang digelar Keraton Yogyakarta ini merupakan tradisi ungkapan rasa syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan alam

Baca Selengkapnya

Menelusuri Lokasi Serbuan Tentara Inggris ke Keraton Yogyakarta, Ini Jadwal dan Tiketnya

11 Februari 2024

Menelusuri Lokasi Serbuan Tentara Inggris ke Keraton Yogyakarta, Ini Jadwal dan Tiketnya

Dua abad lalu, Keraton Yogyakarta pernah dijarah tentara Inggris, tapi keraton tidak hancur dan mash bertahan sampai saat ini.

Baca Selengkapnya