Asal Usul Kampung Kauman Yogyakarta, Tempat Kelahiran KH Ahmad Dahlan Pendiri Muhammadiyah

Selasa, 2 Agustus 2022 07:17 WIB

Suasana upcara Gerebeg Besar Keraton Yogyakarta dalam perayaan hari raya Idul Adha di halaman Masjid Gede Kauman Yogyakarta, Jumat (26/10). TEMPO/Pribadi Wicaksono

TEMPO.CO, Jakarta - Kiai Haji Ahmad Dahlan atau KH Ahmad Dahlan lahir di Kampung Kauman, Yogyakarta pada 1 Agustus 1886. Selain bersejarah sebagai tempat kelahiran sang Pahlawan Kebangkitan Nasional, Kampung Kauman ditetapkan sebagai Desa Wisata oleh Dinas Pariwisata Yogyakarta. Seperti apa sejarah Kampung Kauman ini?

Kauman merupakan sebuah kampung yang terletak di kelurahan Ngupasan di kecamatan Gondomanan, Yogyakarta. Lokasinya berada di selatan Malioboro dan di utara Kraton Nyayogyakarta. Bagian timur kampung ini dibatasi Jalan Pekapalan dan Jalan Pangurakan, sedangkan bagian barat dibatasi Jalan Nyai Ahmad Dahlan atau dulu dikenal dengan Jalan Gerjen. Sementara bagian utara dan selatan masing-masing dibatasi oleh Jalan K.H.A. Dahlan dan tembok benteng Kraton Yogyakarta. Hanya membutuhkan waktu 10 menit jalan kaki dari Kraton Kasultanan Yogyakarta. Sementara jika jalan kaki dari Jalan Malioboro, menghabiskan waktu sekitar 15 menit.

Asal Usul Kampung Kauman

Mengutip buku K.H. Ahmad Dahlan (1868 – 1923) oleh Nur Khozin dan Isnudi, asal-usul Kampung Kauman memiliki keterkaitan dengan sejarah Kesultanan Yogyakarta yang didirikan berdasarkan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755. Perjanjian yang ditandatangani Gubernur Nicollas Hartigh itu menjadi salah satu bentuk politik pecah belah pemerintah kolonial Hindia Belanda. Tujuannya untuk melemahkan pengaruh dan wewenang pemimpin lokal.

Berdasarkan Perjanjian Giyanti, kerajaan Mataram Islam dibagi menjadi dua, yaitu Kasunanan Surakarta dan Kesultanan Yogyakarta. Kesultanan Yogyakarta dipimpin oleh Pangeran Mangkubumi bergelar Sultan Hamengku Buwono Senapati Ingalaga Abdurakhman Sayyidin Panatagama Khalifatullah. Sultan Hamengku Buwono I yang merupakan seorang arsitek kemudian merancang dan membangun sistem tata kota Kesultanan Yogyakarta. Per 7 Oktober 1756, Sultan Hamengku Buwono mulai menempati keraton dan menjadikannya sebagai pusat aktivitas kegiatan masyarakat.

Menurut Doktor di Universitas Gadjah Mada, Sidik Jatmika, dalam bukunya Kauman : Muhammadiyah Undercover (2010), kampung-kampung yang berada di pinggiran benteng keraton kemudian diberi nama unik. Nama ini sesuai dengan profesi mayoritas warganya. Sementara berdasarkan letaknya, perkampungan di sekitar keraton dikelompokkan ke dalam dua wilayah, yaitu njeron benteng dan njaban benteng. Njeron benteng merupakan kawasan dalam kompleks keraton, sedangkan njaban benteng adalah kawasan di luar keraton.

Advertising
Advertising

Kampung di wilayah njeron benteng merupakan tempat tinggal abdi dalem. Abdi dalem adalah orang yang sehari-hari menangani urusan rumah tangga keraton. Sedangkan kampung njaban ditinggali oleh komunitas lain, tersebar dari Tugu hingga Panggung Krapyak. Kampung Kauman terletak di wilayah njeron benteng. Disebut Kauman lantaran warga yang tinggal di kampung ini merupakan abdi dalem yang ditugaskan oleh sultan untuk mengurusi urusan agama, seperti dikutip dari buku Sejarah Kauman: Menguak Identitas Kampung Muhammadiyah (2010) oleh Ahmad Adaby Darban. Nama Kauman berasal dari bahasa Arab, qoimmuddin, artinya penegak agama.

Keberadaan Kampung Kauman dilatarbelakangi oleh pembangunan Masjid Gedhe Kauman Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat pada 29 Mei 1773. Bersamaan dengan selesainya pembangunan masjid tersebut, Sri Sultan Hamengku Buwono I mengangkat abdi dalem untuk menghidupkan aktivitas dalam masjid. Abdi dalem ini memegang jabatan keagamaan dan mendapatkan tanah dari sultan, sebagaimana diungkapkan oleh Guillaume Frédéric Pijper dalam buku Fragmenta Islamica: Beberapa Studi Mengenai Sejarah Islam di Indonesia Awal Abad XX (1987).

Ayah Ahmad Dahlan, Kiai Haji Abu Bakar bin Haji Sulaiman, merupakan salah satu abdi dalem Kesultanan Yogyakarta. Dia menjabat sebagai khatib di Masjid Gedhe Kauman Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat yang bertugas memberikan khotbah salat Jumat secara bergiliran dengan khatib lainnya. Ahmad Dahlan kecil, yang kala itu masih bernama Muhammad Darwis, dididik secara langsung oleh orang tuanya dalam lingkungan keluarga di Kampung Kauman ini. Muhammad Darwis mengganti namanya menjadi Ahmad Dahlan menjelang pulang usai menjalankan ibadah haji dan menuntut ilmu selama lima tahun di Makkah.

Kini Kampung Kauman ditetapkan sebagai Kampung Wisata. Kampung ini diklaim sebagai satu-satunya Kampung Wisata yang berbasis religi agama Islam. Kampung Kauman memiliki nilai sejarah syiar keislaman, khususnya sebagai berdirinya organisasi Islam Muhammadiyah di Yogyakarta, seperti dikutip dari laman pariwisata.jogjakota.go.id.

Salah satu bangunan yang wajib dikunjungi saat menyambangi Kampung Kauman adalah Masjid Gedhe Kauman Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat yang dibangun sejak 1773. Tapi tak hanya itu, di kampung ini juga tersimpan tempat-tempat bersejarah saksi bisu perjalanan tokoh nasional sekaligus pendiri Muhammadiyah, KH Ahmad Dahlan.

HENDRIK KHOIRUL MUHID

Baca: Pergerakan Nyi Ahmad Dahlan untuk Perempuan Dimulai dari Sopo Tresno di Kampung Kauman

Berita terkait

Muhammadiyah Jawab Soal Kursi Menteri Pendidikan di Kabinet Prabowo

5 jam lalu

Muhammadiyah Jawab Soal Kursi Menteri Pendidikan di Kabinet Prabowo

Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Abdul Mu'ti buka suara terkait jatah kursi menteri di Kabinet Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Apa katanya?

Baca Selengkapnya

Cegah Krisis Iklim, Muhammadiyah Luncurkan Program 1000 Cahaya

10 jam lalu

Cegah Krisis Iklim, Muhammadiyah Luncurkan Program 1000 Cahaya

Program ini berupaya membangun 'Green Movement' dengan memperbanyak amal usaha Muhammadiyah untuk mulai memilah dan memilih sumber energi bersih di masing-masing bidang usaha.

Baca Selengkapnya

Bukan Lewat YIA, 3 Ribuan Calon Jemaah Haji Yogyakarta Tahun Ini tetap Terbang Lewat Bandara Solo

11 jam lalu

Bukan Lewat YIA, 3 Ribuan Calon Jemaah Haji Yogyakarta Tahun Ini tetap Terbang Lewat Bandara Solo

Yogyakarta International Airport saat ini masih belum memiliki asrama haji untuk embarkasi.

Baca Selengkapnya

Yogyakarta Siapkan Regulasi Baru Pedoman Pendanaan Pendidikan, Pungutan Bakal Dilegalkan?

11 jam lalu

Yogyakarta Siapkan Regulasi Baru Pedoman Pendanaan Pendidikan, Pungutan Bakal Dilegalkan?

Salah satu beleid paling disorot terutama tentang pungutan sekolah di Yogyakarta, yang akan diubah istilahnya menjadi dana partisipasi.

Baca Selengkapnya

Respon PHRI DIY Pasca Bandara YIA Jadi Satu-Satunya Bandara Internasional DIY-Jateng

19 jam lalu

Respon PHRI DIY Pasca Bandara YIA Jadi Satu-Satunya Bandara Internasional DIY-Jateng

PHRI DIY merespon soal penetapan Bandara YIA sebagai bandara internasional satu-satunya di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

PP Muhammadiyah Tekankan Jamaah soal Jaga Lingkungan Menjelang Ibadah Haji

20 jam lalu

PP Muhammadiyah Tekankan Jamaah soal Jaga Lingkungan Menjelang Ibadah Haji

Ada tiga larangan di Al-Qur'an bagi jamaah saat melaksanakan ibadah haji.

Baca Selengkapnya

Muhammadiyah Tegaskan Nikah Beda Agama Tidak Diperbolehkan

21 jam lalu

Muhammadiyah Tegaskan Nikah Beda Agama Tidak Diperbolehkan

Abdul Mu'ti mengimbau masyarakat mematuhi ketentuan dalam kompilasi hukum Islam bahwa nikah beda agama tak diperbolehkan.

Baca Selengkapnya

Dosen UPN Veteran Yogyakarta Akui Dugaan Kekerasan Seksual, Ini Sanksi Kampus

22 jam lalu

Dosen UPN Veteran Yogyakarta Akui Dugaan Kekerasan Seksual, Ini Sanksi Kampus

Beredar surat permohonan maaf seorang dosen UPN Veteran Yogyakarta (UPNVYK) terkait dugaan kekerasan seksual kepada seorang mahasiswi kampus tersebut.

Baca Selengkapnya

Muhammadiyah Klaim Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo soal Kursi Menteri

23 jam lalu

Muhammadiyah Klaim Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo soal Kursi Menteri

Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu'ti menanggapi soal jatah kursi menteri di Kabinet Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Muhammadiyah Buka Suara soal Jatah Kursi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

1 hari lalu

Muhammadiyah Buka Suara soal Jatah Kursi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Abdul Mu'ti mengaku pihaknya akan mendegasikan kadernya dengan senang hati apabila Muhammadiyah diberi amanah oleh Prabowo.

Baca Selengkapnya