Klitih Yogyakarta Bikin Wisatawan Takut Keluar Malam, Pemerintah Cari Informan

Jumat, 8 April 2022 11:09 WIB

Ilustrasi kawasan Malioboro, Yogyakarta. Shutterstock

TEMPO.CO, Yogyakarta - Salah satu cara asyik menikmati suasana di Yogyakarta adalah dengan jalan-jalan di malam hari. Sebab di malam hari, wisatawan dapat menikmati pengalaman khas Yogyakarta, seperti makan lesehan di kedai sego kucing pinggir jalan, nongkrong di kafe sambil mendengarkan musik jalanan, atau berburu gambar di berbagai spot tanpa terganggu hilir mudik orang dan kendaraan.

Hanya saja, kenikmatan wisata di Kota Yogyakarta pada malam hari itu, akhir-akhir ini berganti menjadi kekhawatiran. Klitih atau tindak kriminalitas jalanan yang biasanya dilakukan oleh sekelompok remaja kembali muncul. Wisata malam di Yogyakarta terusik.

Sejak awal Ramadan 2022, klitih memakan korban jiwa dan luka-luka. Pada pekan ini sudah terjadi beberapa peristiwa klitih. Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroer Poerwadi mengajak masyarakat mewaspadai dan mendeteksi potensi kriminalitas jalanan yang kembali muncul itu.

"Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) bisa memantau kondisi di lingkungan masing-masing dan para orang tua lebih memperhatikan anak-anaknya, terutama yang masih remaja," kata Heroe Poerwadi pada Kamis, 7 April 2022. "Kriminalitas jalanan ini mengancam jiwa dan kondisi keamanan Kota Yogyakarta sebagai kota pendidikan dan wisata."

Ilustrasi begal / penyerangan dengan senjata tajam pisau / klitih / perampokan. Shutterstock

Heroe mengatakan, klitih bukan hanya urusan aparat, terutama kepolisian, TNI, personel Satpol PP, satuan perlindungan masyarakat. "Meski petugas Satpol PP dan Linmas sudah berpatroli pada malam hari, terutama setelah pukul 24.00 WIB, kami berharap masyarakat turut mendukung dengan melaporkan potensi kriminalitas itu secepatnya," kata dia.

Advertising
Advertising

Patroli malam itu bertujuan memberikan rasa aman dan nyaman bagi masyarakat. Termasuk mencegah kelompok-kelompok yang hendak melakukan tindak kriminalitas jalanan. "Masyarakat bisa berperan dengan menjadi informan pertama yang melihat gejala-gejala itu," ujar Heroe Poerwadi.

Jika persoalan kriminalitas jalan atau klitih ini dibiarkan berlarut-larut, maka bisa berakibat luas. Terutama, Heroe melanjutkan, pada citra Kota Yogyakarta yang dikenal sebagai kota wisata. "Kalau wisatawan menganggap di sini tidak aman dan tidak baik, mereka enggan datang ke Yogyakarta," katanya. Padahal, sektor pariwisata selama ini menjadi tulang punggung utama perekonomian Yogyakarta.

Heroe Poerwadi menduga klitih terjadi karena para orang tua lengah dalam memantau pergaulan dan keberadaan anak-anaknya. Hal itu berkaca pada kasus kriminalitas jalanan yang sebagian orang tua tidak mengetahui lingkungan bermain anak-anaknya. "Misalkan jika malam hari anak belum pulang, harus ditanyakan sedang apa dan cari keberadaanya," katanya.

Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kota Yogyakarta, Budi Santosa mengatakan, sistem laporan deteksi dini melalui wadah FKDM di kelurahan, kecamatan, dan tingkat kota berperan penting dalam mencegah klitih. "Masyarakat jangan segan atau khawatir memberikan informasi apapun. Kami menjaga identitasnya," kata dia.

Baca juga:
Klitih Kembali Terjadi di Yogyakarta, Ini Arti dan Sejarah Awal Mulanya

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

Berita terkait

Menilik Pemandangan Danau Superior dengan Kereta Api Duluth Zephyr

16 jam lalu

Menilik Pemandangan Danau Superior dengan Kereta Api Duluth Zephyr

Selama perjalanan kereta api 75 menit wisatawan akan dimanjakan pemandangan kota dan Danau Superior

Baca Selengkapnya

Soal Sampah Tak Kunjung Selesai, Kota Yogya dan Bantul Teken Kerjasama Disaksikan Sultan

19 jam lalu

Soal Sampah Tak Kunjung Selesai, Kota Yogya dan Bantul Teken Kerjasama Disaksikan Sultan

Persoalan sampah di Yogyakarta seolah tak kunjung usai penutupan permanen Tempat Pengelolaan Akhir (TPA) Piyungan awal Mei 2024 lalu.

Baca Selengkapnya

VoA 7 Hari Tak Kunjung Ditetapkan Kemenkeu, Target Kunjungan Wisman ke Kepri akan Diturunkan

1 hari lalu

VoA 7 Hari Tak Kunjung Ditetapkan Kemenkeu, Target Kunjungan Wisman ke Kepri akan Diturunkan

Visa on Arrival 7 hari ini sangat penting untuk mengejar target kunjungan turis ke Kepri

Baca Selengkapnya

Wisata ke Pantai Selatan Yogyakarta? Awas Sengatan Ubur-ubur

1 hari lalu

Wisata ke Pantai Selatan Yogyakarta? Awas Sengatan Ubur-ubur

Puluhan orang tersengat ubur-ubur. Sebelumnya akhir April, sejumlah wisatawan dilaporkan tersengat ubur ubur saat bermain di Pantai Krakal Gunungkidul

Baca Selengkapnya

ASITA Gelar Munas di Batam, Diharapkan Berikan Inovasi Baru Pariwisata

1 hari lalu

ASITA Gelar Munas di Batam, Diharapkan Berikan Inovasi Baru Pariwisata

Munas ASITA yang ke-13 ini dapat melahirkan terobosan-terobosan baru dalam memajukan industri pariwisata di Indonesia

Baca Selengkapnya

8 Destinasi Wisata Ikonik yang Bergulat dengan Dampak Buruk Overtourism

1 hari lalu

8 Destinasi Wisata Ikonik yang Bergulat dengan Dampak Buruk Overtourism

Destinasi wisata populer di dunia mengalami overtourism dalam beberapa tahun terakhir.

Baca Selengkapnya

3 Destinasi Terbaik di Eropa untuk Berburu Aurora Borealis

1 hari lalu

3 Destinasi Terbaik di Eropa untuk Berburu Aurora Borealis

Sepanjang tahun 2024, peluang melihat aurora borealis akan semakin meningkat di beberapa destinasi tertentu

Baca Selengkapnya

Riset: Sektor Pariwisata Global Berkembang Pesat Meski Nilai Tukar Uang Fluktuatif

1 hari lalu

Riset: Sektor Pariwisata Global Berkembang Pesat Meski Nilai Tukar Uang Fluktuatif

Mastercard Economics Institute mendalami sejumlah industri pariwisata di 74 negara.

Baca Selengkapnya

Catat, UGM Yogyakarta Gelar Festival Anggrek Akhir Pekan ini di Sleman

1 hari lalu

Catat, UGM Yogyakarta Gelar Festival Anggrek Akhir Pekan ini di Sleman

Penggemar tanaman anggrek yang berencana melancong ke Yogyakarta akhir pekan ini, ada festival menarik yang bisa disaksikan.

Baca Selengkapnya

Dongkrak Kunjungan Museum dan Cagar Budaya, Begini Langkah Kemendikbudristek

1 hari lalu

Dongkrak Kunjungan Museum dan Cagar Budaya, Begini Langkah Kemendikbudristek

Indonesian Heritage Agency (IHA) yang bertugas menangani pengelolaan museum dan cagar budaya nasional sejak September 2023.

Baca Selengkapnya